Selasa, 30 Juli 2013

Bahan lantai kandang tanpa sekam

ADA beberapa tipe lantai kandang ayam broiler (pedaging/potong) yang dipakai peternak di Indonesia yaitu lantai tanah/semen (deep litter), berbilah (berlubang) (all-slat) dan kombinasi (slat and litter. Lantai tanah/semen adalah kandang yang lantainya dari tanah dipadatkan atau disemen dan di atasnya ditabur bahan alas lantai seperti sekam. Lantai berbilah, adalah kandang dibuat model panggung yang lantainya dibuat jajaran kayu dengan celah antarkayu sekitar 1-2 cm sehingga kotoran jatuh ke tanah, sedang kombinasi yaitu kandang sebagian lantai tanah dan sebagian panggung biasanya digunakan di pembibit ayam (breeding farm)

Pada kandang berlantai tanah biasanya lantai ditaburi/dialasi dengan sekam setebal 5 sd 10 cm dan digunakan memelihara ayam broiler dari umur 1 hari sampai panen (42 hari), jika basah/lembab sekam dibalik atau diganti yang baru. Pada kandang panggung lantai dialasi plastik/terpal dulu baru ditebar sekam dan digunakan untuk memelihara ayam dari umur 1 sd 14 hari untuk menghindari kaki ayam terperosok, setelah itu alas plastik/ terpal dikeluarkan sehingga kotoran jatuh ke tanah. Untuk bahan alas lantai yang biasa digunakan peternak adalah sekam, mungkin alasan utama adalah murah dan mudah didapat, namun karena sekam sekarang bersaing dengan usaha industri batu bata maka harga meningkat dan sampai peternak di Kedu Temanggung kesulitan sekam dan mengancam kelangsungan usaha peternakannya (KR Sabtu Pahing 14 Juli 2007 hal 12).

Bahan Lantai Kandang

Sebenarnya peternak dapat menggunakan bahan alas lantai kandang (litter) tidak harus sekam, boleh dari bahan lain karena hakikatnya bahan yang dipakai harus mempunyai daya serap terhadap air tinggi. Menurut Brake (1992) bahwa bahan litter yang baik adalah bahan yang: 1) bersifat absorben, 2) bebas debu, 3) sukar untuk dimakan ayam, 4) tidak beracun, 5) murah/berlimpah, dan mudah diangkut/diganti.
  1. Absorben maksudnya mempunyai daya serap terhadap air tinggi sehingga kotoran cepat kering.
  2. Bebas debu maksudnya jika sudah ditempatinya ayam tidak mengeluarkan debu yang dapat menyebabkan iritasi pada mata ayam maupun pekerja.
  3. Sukar untuk dimakan ayam maksudnya ukuran partikel bahan litter lebih besar dibanding ukuran partikel pakan terutama di awal pemeliharaan.
  4. Tidak beracun maksudnya jika bahan litter ada yang termakan oleh ayam tidak akan mematikan ayam.
  5. Murah dan mudah didapat maksudnya bahan yang dipakai tidak menjadikan biaya produksi jadi meningkat tajam dan ketersediaannya kontinyu.
  6. Mudah diangkut/diganti maksudnya jika di dalam kandang litter basah/lembab sekam dibalik atau diganti yang baru.

Penelitian Grundey (1980) dan Wihandoyo (2001) memberi informasi daya serap air dari bahan litter seperti tertera pada Tabel 1.

Sudah banyak penelitian bahan untuk litter seperti, sekam dilaporkan Haque dan Chowdhury (1994), potongan kertas dan tatal kayu halus dilakukan oleh Lien et al (1992) kulit kacang oleh Lien et al (1998) semua hasilnya tidak mempengaruhi karakteristik produksi dan kesehatan, kematian, berat badan, konsumsi pakan, konversi pakan, hasil karkas, kasus lepuh dada ataupun kelainan kaki pada ayam broiler. Bahan selain sekam semestinya dapat digunakan oleh peternak kita untuk bahan litter seperti: serbuk gergaji, serpihan kayu, kulit kacang, kulit kedele, tongkol jagung, ampas tebu, potong-potongan jerami, perca kertas dll, karena bahan ini di Indonesia ada dan berlimpah.

Ini artinya peternak tidak perlu memaksakan memakai sekam untuk bahan litter, tetapi bisa diganti bahan lain jika sekam sulit dan mahal. Atau peternak dapat menggunakan bahan litter secara bercampur (mixing materials), lebih baik lagi jika ditambah kotoran sapi kering sebab akan meningkatkan kandungan vitamin B12 karena vitamin tersebut tidak dapat disintesa di dalam tubuh ayam.


Dari artikel di KR Sabtu Pahing 14 Juli 2007 halaman 12, maka sebaiknya dan sudah waktunya serta pantas jika peternak/masyarakat tidak perlu takut untuk bertanya ke Institusi seperti Perguruan Tinggi, Dinas/lembaga terkait jika mempunyai persoalan di dalam usahanya, sehingga institusi seperti Universitas Gadjah Mada betul-betul universitas kerakyatan (ndeso) tetap dekat dengan rakyat dan hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

*) Prof Ir Wihandoyo MS PhD, Dosen Laboratorium Ternak Unggas ,Fakultas Peternakan UGM, Yogya. 
ciptapangan.com

Mengenal penyebab ayam menjadi kerdil

Mengenal penyebab ayam menjadi kerdil - Pertumbuhan ayam yang lambat tentu menimbulkan kerugian yang besar bagi peternak, terutama untuk ayam pedaging. Konsumsi pakan akan semakin besar dikeluarkan, namun tidak sebanding dengan kenaikan berat badan. Kekerdilan pada ayam menyebabkan FCR ( Food Conversion Ratio) menjadi kurang maksimal. Bagi peternak ayam pelung atau ayam kampung, gejala ayam kerdil ini juga tidak luput dialami. Namun biasanya tidak begitu dirasakan. Namun demikian sebagai pecinta hewan kesayangan, penting juga memahami penyebab pertumbuhan ayam kerdil ini.

Penyebab ayam kerdil memang tidak mudah untuk diketahui, memerlukan penelusuran yang komprehensif dan menyeluruh dari ayam yang kerdil. Jika ayam sudah terlanjur kerdil, akan susah untuk berkembang dengan cepat, meski peluang untuk tumbuh dengan cepat masih ada.

Sebaiknya memang diantisipasi sebelumnya, agar ayam-ayam yang dipelihara tidak tumbuh kerdil bahkan tumbuh dengan lebih cepat. Ayam yang tumbuh cepat lebih menyenangkan bagi pemilik dan lebih menguntungkan jika dipelihara sebagai hobi.

Penyebab Ayam Kerdil

Ada beberapa penyebab ayam tumbuh kerdil yang bisa berasal dari berbagai sumber. Karena itu perlu dirunut dari hulu ke hilir ayam tersebut. Penyebab pertama ayam kerdil adalah dari Pembibitan, Selanjutnya dari Penetasan / Hatchery, dari Manajemen Produksi , berasal dari Pakan / Nutrisi, berasal dari Lingkungan, dan kerdil yang disebabkan oleh Penyakit.

1. Ayam Kerdil Karena Pembibitan
Beberapa hal yang berasal dari Pembibitan yang dapat menyebabkan doc yang dihasilkan mengalami sindroma kekerdilan antara lain :
  • Telur tetas kecil (telur tetas yang berasal dari usia induk yang muda.
  • Maternal antibodi Reo-virus yang diturunkan rendah, padahal DOC perlu Maternal Antibodi yang tinggi.
  • Akan lebih parah apabila induknya positif Salmonella enteritidis. Walaupun demikian kekerdilan bukan merupakan penyakit yang diturunkan.

2. Ayam Kerdil Disebabkan dari Penetasan / Hatchery.
Beberapa hal yang berasal dari Penetasan /Hatchery yang dapat menyebabkan doc atau anak ayam  yang dihasilkan mengalami kekerdilan antara lain :
  • Waktu koleksi telur tetas yang terlalu lama.
  • Tidak dilakukannya grading telur tetas yang akan dimasukkan ke mesin tetas.
  • Bercampurnya telur tetas yang berasal dari usia induk yang sangat jauh berbeda.
  • Terlalu lama proses penanganan di ruang seleksi sehingga doc mengalami stress.
  • Kurang representatifnya alat angkut doc (chick van) dari Hatchery ke Peternak / kandang pemeliharaan.

3. Ayam Kerdil Disebabkan dari Manajemen Produksi
Manajemen Produksi juga dapat menjadi penyebab terjadinya sindroma kekerdilan seperti : Biosecurity yang buruk ,Farm terdiri dari beberapa usia (multi ages), Kurang baiknya kualitas doc yang dipelihara , Penanganan doc yang kurang baik terutama waktu periode brooding, Cara pemberian makan, kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan tidak benar.

4. Penyebab berasal dari Pakan / Nutrisi
Kandungan yang terdapat pada pakan jika kurang atau berlebihan kadang menimbulkan pertumbuhan yang kurang baik bagi ayam yang dipelihara misalnya :
  • Gejala sering seperti ayam yang terserang mycotoxicosis, khususnya Aflatoxicosis.
  • Penggunaan Bungkil Kacang Kedelai yang berkualitas rendah.
  • Penggunaan Canola Meal dan Protein Hewani lebih daripada 8%.
  • Tidak ada atau rendah kandungan Natrium (khusus diAsia).
  • Penggunaan vitamin yang kurang, khususnya pada pakan Breeder.

5. Penyebab berasal dari Lingkungan.
Menempatkan ayam pada kondisi lingkungan yang kurang kondusif akan juga mengakibatkan ayam terkena sindroma kekerdilan, seperti :
  • Lingkungan kandang yang bersuhu dan kelembaban terlalu tinggi.
  • Lingkungan kandang yang terlalu padat populasi ayamnya dan terdiri dari berbagai usia.
  • Lingkungan kandang merupakan daerah endemik penyakit yang bersifat imunosupresif.

6. Penyebab berasal dari Penyakit.
Ada beberapa penyakit yang dapat memicu timbulnya sindroma kekerdilan, dimana penyakit tersebut umumnya menimbulkan stress dan khususnya bersifat immunosupresif, seperti :
  • Infeksi Reo virus.
  • Infeksi Mareks Disease, hal ini dapat terjadi terutama di Asia karena Broilerdi Asia tidak divaksinasi.
  • Chicken Anemia Virus, vaksinasi tidak dilakukan di beberapa negara.
  • ALV diduga ada korelasi positif dengan sindroma kekerdilan.
  • Infectious Bursal Disease / Gumboro, beberapa negara hanya memakai strain klasik untuk vaksinasinya.
  • Avian Nephritis Virus, Reaksi yang berlebihan dari vaksinasi ND dan IB Penyebab utama

Untuk mencegah ayam kesayangan kita mengalami kekerdilan, memang diperlukan langkah-langkah terpadu dari berbagai aspek. Meski sekedar hobi tidak ada salahnya jika kita menerapkan Standard Operating Procedure yang baik dalam beternak layaknya sebuah peternakan besar.

Sumber:

http://dokterternak.com

Minggu, 28 Juli 2013

Tips cara memelihara ayam kampung mulai dari penetasan sampai dewasa

Tips cara memelihara ayam kampung mulai dari penetasan sampai dewasa - Cara memelihara ayam kampung ternyata terbilang mudah dan tidak terlalu sulit jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. apalagi hasil dari pemeliharaan ayam kampung hasilnya juga sangat menggiurkan..Berikut cara pemeliharaan yang harus dilakukan pada saat telur ayam kampung menetas sampai beberapa bulan kedepan :

A. Usia 1 hari - 2 bulan ( Persiapan Hingga Pakan )

PERSIAPAN
Setelah anak ayam menetas, biarkan induknya mengerami sampai berumur 4 – 6 hari atau induk ayam mengajak keluar dari tarangan/ tempat mengeram , karena masa-masa ini anak ayam sangat rentan mati.
Pisahkan anak ayam dari induknya. Ambil anak ayam dan masukkan ke dalam kandang secara hati-hati agar tidak terjadi cidera pada kaki ayam

KANDANG
Kandang anak ayam terbuat dari kotak kayu. Untuk *+ 10 ekor anak ayam buatlah kandang ukuran + 1 m2. Kandang harus mempunyai lobang sirkulasi udara, agar saat siang hari sirkulasi udara bisa keluar masuk secara sempurna.

Pada alas kandang baik pula bila dikasih berambut (kulit padi) atau serutan kayu yang agak halus. Beri penutup agar tidak kehujanan. Usahakan agar kandang dalam keadaan kering dan bersih serta udara lancer keluar masuk.

Lubang sirkulasi udara harus lancar. Usahakan agar lubang-lubang tersebut tidak terlalu lebar dan aman tidak dimasuki predator seperti kucing, garangan, luwak tikus dan sebagainya

Sebagai penghangat tubuh pada malam hari agar anak ayam tidak mati kedinginan, mutlak disediakan penghangat berupa lampu 40 – 60W didalam kandang. Dengan adanya lampu tersebut, anak ayam akan mencari sendiri tempat yang paling nyaman dan hangat sesuai kebutuhan.

PAKAN
Makanan anak ayam pada minggu-minggu pertama adalah pakan jenis awal / permulaan yang dapat dibeli toko-toko makanan ayam. Bila anda kesulitan mencarinya, anda bisa membeli makanan ayam di toko makanan burung berupa makanan jadi/ voor untuk anak ayam (biasanya penjual sudah tahu). Makan tersebut harus terjamin kesediaanya sampai anak ayam berusia 1-2 bulan.

Sediakan makanan dibeberapa tempat, agar ayam bisa makan sewaktu-waktu tanpa berebutan. Usahakan makanan tidak terlalu penuh dalam satu wadah untuk menghindari diacak-acak dan tidak terinjak-injak. Ketersediaan air juga sangat penting. Untuk satu kandang cukup sediakan 1-2 tempat yang bisa dibeli di toko penjual makanan ayam atau burung.

Cek keadaan anak ayam setiap saat agar tidak mati karena kurang nyaman. Biasanya kalau tempat kurang nyaman atau lapar anak ayam akan menciak keras dan tak beraturan. Cek kelembaban kandang, kepanasan atau kedinginan, makanan, ataupun sirkulasi udara, apakah sudah nyaman atau belum. Bila anak ayam tenang dan bersuara / menciak dengan suara yang beraturan pertanda anak ayam nyaman dalam kandang.

B. Usia 3 Bulan - Seterusnya
  1. Pada umur 3-4 bulan diberi pakan berupa pakan grower dan dedak. Kebutuhan pakan per ekor dalam sehari 50-60g dengan perbandingan 1 bagian pakan grower dan 3 bagian dedak. Selain itu, perlu ditambahkan hijauan sekitar 20% dari total pakan yang diberikan. Pakan diberikan dalam bentuk bubur berupa adonan bahan-bahan tersebut dengan air, diberikan 2 kali sehari.
  2. Pada umur 4-5 bulan pakannya diganti dengan sehari sebanyak 70-80 –g dengan pakan layer dan 2 bagian dedak. Selain itu, perlu ditambahkan hijauan sekitar 20% dari total pakan yang diberikan. Pakan diberikan dalam bentuk bubur, yakni berupa adonan bahan-bahan tersebut dengan air, diberikan 2 kali sehari.
  3. Selain pakan, pada umur 4 bulan ayam perlu diberi vaksin ND melalui suntikan agar ayam tetap sehat.

sumber: indextrondosoul-farm.blogspot.com

Jumat, 26 Juli 2013

Tips cara memelihara ayam bangkok yang masih remaja

Tips cara memelihara ayam bangkok yang masih remaja
Ayam bangkok sesudah berumur dua bulan mulai memasuki masa remaja. Berhasil tidaknya pemeliharaan ayam remaja sangat tergantung dari cara peternak membesarkan anak ayam. Apabila dipelihara dengan baik, tentu pertumbuhanya akan berlangsung dengan cepat dan angka kematianya pun cukup kecil. Maka ketika memasuki remaja, maka pemeliharaanya menjadi lebih mudah. Namun, tidak semua peternak ayam bangkok memulai usahanya dari memelihara anak ayam. Sebab, bisa membeli dari peternak lain ayam yang sudah remaja.

Dengan cara seperti itu, ia tidak perlu memeliharanya sejak kecil, termasuk menyediakan kandang khusus dan alat pemanas. Keuntungan memelihara ayam remaja dengan cara membeli antara lain adalah lebih memudahkan pemeliharaan, mortalitas rendah dan pemilihan jenis kelamin jadi lebih mudah.

Pemeliharaan ayam remaja lebih mudah dilakukan dari pada ayam anakan, karena pada saat seperti itu pertumbuhan bulu dan pengaturan suhu tubuh sudah sempurna. Pengaruh luar terhadap suhu dingin tidak menjadi hambatan yang serius. Sebagai langakah awal pemeliharaan, peternak perlu menyiapkan kandang perawatan untuk ayam remaja, Kandang baru ini dapat berupa bren, battery, litter maupun postal. pemindahan ke kandang baru harus dilakukan dengan hati-hati, sebab perubahan lingkungan dapat menyebabkan ayam mengalami stress dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyesuaikan diri. Oleh sebab itusangat dianjurkan kepada para peternak untuk memberikan obat anti stress kedalam air minumnya sebelum melakukan pemindahan.

Sewaktu melakukan pemindahan tersebut, peternak sekaligus dapat mengadakan seleksi terhadap bobot ayam-ayam tersebut. Ayam yang memiliki pertumbuhan badan cepat dimasukkan dalam kandang yang sama, sedangkan ayam yang agak lambat pertumbuhanya dimasukkan ke kandang lainya. Hal ini berguna untuk menghindari kompetisi dalam berebut makanan, sebab ayam yang kecil biasanya kalah bersaing dalam aktivitas termasuk mencari makan. Ayam yang kurang aktif cukup terbelakang harus disingkirkan sebab jika terus dipelihara akan sakit-sakitan dan akan menularkan penyakit ke ayam yang lain. Dengan adanya seleksi ini, peternak dapat ;ebih menhemat tenaga dan biaya.


Dalam pemeliharaan ayam remaja, kita tidak perlu memisahkan ayam jantan dan ayam betina nya. Umur dua bulan belum memungkkinkan ayam-ayam tersebut untuk kawin. Pemasukan ayam kedalam kandang hendaknya selalu diperhatikan antara jumlah yang dipelihara dan luas kandang. Pedoman mengenai kapasitas atau daya tampung kandang yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
1.     15     ekor/m2 untuk ayam umur 2-3 bulan.
2.     5-10 ekor/m2 untuk ayam umur 3-5 bulan.
3.     3-5    ekor/m2 untuk umur 5-7 bulan.

Setelah memasuki umur 5 bulan, ayam dengan jenis kelamin berbeda sudah bisa dipisahkan guna menghindari kemungkinan ayam terlalu cepat mengalami dewasa kelamin. Perkawinan yang terlalu muda perlu dihindarkan karena keturunan yang di hasilkan mempunyai kualitas yang kurang baik. Oleh karena itu peternak perlu memisahkan ayam jantan dan betina dalam keandang tersendiri. Tempat pakan dan minum pada masa seperti ini sebaiknya di tempatkan diluar kandang dan dimasukkan jika hujan. Pakan yang diberikan sebaiknya dalam bentuk kering, supaya sisa-sisa pakan tidak menjamur dan menimbulkan bau yang kurang sedap. Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari, masing-masing pagi dan sore hari. Sedangkan air minum diberikan secara bebas tanpa penjatahan melalui pipa atau bambu yang dibelah dua.

 http://yuniasariwibowo.blogspot.com/

Rabu, 24 Juli 2013

Tips makanan yang bergizi dan cocok untuk ayam serama

Pakan yang cukup menjadi kunci agar serama tumbuh dengan baik. Untuk menakar kebutuhan pakan serama, berikan pakan hingga tempat pakan terisi penuh. Biarkan sang ayam melahap pakan hingga ayam berhenti mematuk pakan tanda kenyang. Jumlah yang habis itu menjadi patokan pada pemberian pakan berikutnya. Dengan begitu pakan tidak mubazir. Pakan yang tersisa dapat menyebabkan penyakit karena mengundang lalat. Pakan dan minum sebaiknya diberikan pada wadah yang dikaitkan pada ram kawat dengan ketinggian 5-10 cm dari lantai kandang atau pada ketinggian yang masih bisa dijangkau paruh ayam. Tujuanya untuk menghindari pakan tumpah dan terinjak-injak kaki ayam. ayam serama sebetulnya tidak rewel dalam urusan pakan. Ayam mini itu mau menyantap pakan apa saja mulai dari dedak hingga biji-bijian. Itulah sebabnya menu pakan yang diramu para hobiis beraneka ragam.

MAKANAN TAMBAHAN AYAM SERAMA
Pepaya berperan melancarkan pencernaan. Usus serama yang pendek membuat ayam rentan sembelit jika makanan menumpuk disaluran pencernaan. Karena itu diperlukan makanan tambahan yang melancarkan pencernaan. Pepaya juga kaya vitamin c yang berperan meningkatkan kekebalan tubuh ayam. Sebelum diberikan potong pepaya berbentuk dadu dengan diameter 5 mm agar serama mudah menyantapnya. Pepaya sebaiknya diberikan pada tempat yang terpisah dari pakan biasa. Dalam sehari pepaya diberikan minimal 2 kali yakni sesudah pemberian pakan biasa. Selain sebgai penghias taman, daun bambu juga bisa menjadi makanan tambahan bagi ayam serama. setiap pagi, sahasdi mengumbar serama dihalaman dan membiarkan serama mematuk daun-daun bambu. Menurutnya daun bambu dapat meningkatkan kekebalan tubuh serama sehingga lebih tahan terhadap penyakit. Dlam pengobatan tradisional china, daun bambu sering digunakan sebagai tanaman obat. Meski tidak mutlak, pemberian suplemen berupa vitamin penting untuk melengkapai kebutuhan nutrisi serama. Vitamin-vitamin unggas dapat diperoleh di toko-toko penyedia sarana produksi ternak. Vitamin biasanya diberikan bersamaan dengan pakan dan minum atau terpisah. Salah satu jenis suplemen yang diberikan beberapa peternak adalah minyak ikan. Minyak hasil ekstrak lemak ikan itu dipercaya dapat mengkilapkan bulu karena mengandung vitamin E tinggi dan dapat merangsang nafsu makan. Minyak ikan berupa kapsul diberikan 2 kali seminggu. Kapsul disuapkan langsung ke mulut serama.

BERAS HIJAU UNTUK PAKAN AYAM SERAMA
Peternak ayam serama di penang malaysia, menghindari pemberian pakan pabrik karena membuat serama tumbuh bongsor. Padahal, ciri khas serama adalah ukuranya yang mungil. Itulah sebabnya ia memberikan pakan beras hijau. Temukut - sebutan beras hijau dimalaysia- adalah beras apkir dari padi muda yang ikut terpanen.eras hijau biasanya dipisahkan pada saat menggiling padi. Menurut Majidi pakan beras hijau rendah karbohidrat dan kaya serat. akibatnya ayam merasa kenyang tapi tidak menyebabkan kegemukan. Beras hijau itu dikombinasikan dengan dedak dengan perbandingan sama

KONSENTRAT UNTUK PAKAN AYAM SERAMA
The leong toh, peternak serama di penang malaysia lebih memilih memberikan pakan pabrik berupa konsentrat yang kerap diberikan kepada ayam pedaging. Menurutnya pakan pabrik lebih baik karena kandungan nutrisinya terukur. Toh serama tidak rakus makan. sehari hanya perlu sejumput pakan. Jadi, pakan tak menyita banyak biaya.
Contoh pakan pabrik yang banyak digunakan adalah gold coin 105. Pakan starter itu diberikan kepada anakan serama berumur 1 bulan. Setelah berumur diatas sebulan beralih menggunakan pakan grower goldcoin 107. Masing-masing pakan itu dikombinasikan dengan jagung halus dengan perbandingan 2:3. Pakan diberikan 2 kali sehari yakni pada pukul 08.00 dan 18.00

sumber: makananserama-malang.blogspot.com/

Minggu, 21 Juli 2013

Cara mudah menyeleksi telur yang bisa jadi anakan atau tidak

Cara mudah menyeleksi telur yang bisa jadi anakan atau tidak

Cara mudah menyeleksi telur yang bisa jadi anakan atau tidak - Banyak cara untuk mengetahui apakah telur yang dihasilkan ayam betina bisa menjadi anakan atau tidak, cara yang satu ini patut dicoba :
  1. sediakan tempat/wadah air, isi dengan air secukupnya
  2. masukkan telur yang akan diperiksa kedalam wadah tadi
  3. telur yang mengapung kemungkinan besar tidak akan jadi anak ayam
  4. telur yang tenggelam besar kemungkinan bisa menjadi anak ayam
  5. lakukan cara ini saat telur sudah dierami selama 18 hari

selamat mencoba.

sumber: lawangserama.wordpress.com

Cara memilih anakan ayam serama yang berkualitas

Anakan ayam serama saat ini lagi jadi primadona di kalangan penghobi ayam serama, terutama bagi yang masih pertama kali ingin mencoba pelihara ayam hias, apalagi saat ini ayam serama lagi meningkat tajam permintaannya diiringi semakin tinggi nya harga untuk membeli ayam serama remaja hingga dewasa yang harganya mencapai jutaan rupiah bahkan lebih. Nah bagi yang memiliki anggaran tipis tidak perlu berkecil hati, masih tetap bisa punya ayam serama dengan cara membeli anakan nya dimana harganya tidak terlalu menguras isi dompet dibandingkan dengan membeli ayam serama yang remaja atau dewasa. Berikut ada beberapa tips yang bisa dicoba saat membeli anakan ayam serama, meskipun tidak 100% betul, tapi bisa dijadikan acuan awal saat membeli :

Bentuk tubuh anakan ayam serama lebih kecil dibandingkan dengan anakan ayam lain pada usia yang sama dan anakan ayam serama sudah memiliki ciri khas pada bagian leher menyerupai huruf S


Bagian dada anakan ayam serama juga bisa dijadikan patokan akan seperti apa dewasanya nanti, jika memiliki bidang dada yang lebar cenderung akan menjadi jenis apel atau bold, jika memiliki dada yang kecil biasanya jenis Slim, dan saat ini yang sedang menjadi buruan para hobies jika sejak anakan sudah memiliki dada yang sedikit menonjol ke depan dan kepala sudah menarik ke belakang tentunya.

Corak Bulu anakan serama sudah mulai muncul pada usia 2-3 minggu, disertai ekor yang mendongak ke atas dan panjang sayap melebihi tubuhnya.

Kaki anakan ayam serama juga bisa dijadikan patokan apakah nantinya ayam serama ini bisa berdiri tegak atau tidak, jika kaki anakan ayam serama ini memiliki sudut runcing (gambar 1) bisa dipastikan sulit untuk berdiri tegak, sebaliknya jika memiliki sudut tumpul (gambar 2) bisa dipastikan dapat berdiri tegak.


Dan juga perlu diingat juga jika ingin membeli anakan ayam serama, jangan lah fokus pada indukan ayam seramanya, karena indukan yang bagus belum tentu menghasilkan anakan yang bagus juga, demikian juga sebaliknya, meskipun indukannya jelek terkadang menghasilkan anakan yang bagus dan berkualitas.

sumber: lawangserama.wordpress.com

Pemeliharaan ayam saat datangnya musim pancaroba

Dalam catatan sejarah perunggasan di Indonesia, pemeliharaan ayam pada musim kemarau maupun musim penghujan sama-sama menguras energi bagi peternak. Pada musim penghujan dimana kelembaban tinggi, memicu hampir semua bibit penyakit untuk tumbuh subur termasuk kejadian mikotoksikosis maupun infeksi cacing. Kondisi ini diperparah dengan persediaan sekam yang semakin mepet serta kualitas pakan yang cenderung menurun sehingga manajemen tidak bisa optimal. Pada musim kemarau, infeksi saluran pernapasan dan heat stress tak bisa dielakkan. Perbedaan musim tersebut, tentunya memerlukan manajemen yang berbeda. Lalu bagaimana dengan musim pancaroba?

Gambaran Iklim Saat Ini
Dalam “Pranata mangsa” yang terkenal di pulau Jawa, peralihan musim penghujan dan kemarau biasanya jatuh pada bulan Maret dan April. Sedangkan peralihan antara musim kemarau dan penghujan biasanya terjadi pada bulan September hingga November. Inilah yang disebut dengan musim pancaroba. Berdasarkan informasi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), musim penghujan kali ini akan berakhir pada kwartal pertama tahun 2012. Bisa saja musim penghujan kali ini lebih pendek akibat adanya perputaran arah angin, sehingga bisa dipastikan musim kemarau lebih panjang. Dengan demikian, suhu udara akan menjadi semakin lebih panas.

Angin kencang, puting beliung, hujan terjadi secara tiba-tiba serta dalam waktu yang singkat, udara terasa panas dan arah angin tidak teratur merupakan ciri datangnya musim pancaroba. Ditambah dengan adanya dampak pemanasan global dapat menyebabkan musim pancaroba kali ini mungkin berlangsung lebih lama. Lebih dalam lagi, effect global warming berpengaruh juga terhadap musim kemarau panjang dengan temperatur sangat tinggi, curah hujan tidak menentu, peningkatan ketinggian air laut, serta peningkatan aktivitas gunung berapi. Berbagai kondisi tersebut termasuk deretan faktor yang memicu tidak optimalnya manajemen unggas.

Perubahan nyata yang terjadi pada musim pancaroba adalah terjadinya perubahan cuaca yang drastis, kelembaban relatif tinggi, fluktuasi suhu dan kelembaban yang tajam, serta adanya perbedaan yang mencolok antara siang dan malam dengan perbedaan lebih dari 6°C. Suhu yang cenderung ekstrim antara siang hari kadang mencapai 35°C, sedangkan malam hari sangat rendah. Dalam dunia perunggasan, kondisi tersebut berdampak pada meningkatnya wet litter serta gas amonia lebih cepat terbentuk.

Dampak Musim Pancaroba terhadap Dunia Perunggasan

a)  Immunosupresif

Dari sisi fisiologis, kondisi ini cukup memaksa ayam untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan. Tidak heran, jika di kandang sering ditemui adanya ayam panting alias “megap-megap” pada siang hari namun cenderung bergerombol pada malam hari akibat suhu yang dingin. Hal ini merupakan salah satu usaha ayam untuk berdamai dengan lingkungan. Namun perlu disadari, ayam yang dipelihara saat ini adalah jenis ayam modern yang memiliki kelemahan relatif sulit beradaptasi dengan lingkungan.

Ayam juga tidak memiliki pengatur suhu (thermoregulator) yang baik, terutama pada ayam muda. Sistem thermoregulator terdiri dari anterior (bagian depan) hipotalamus, bagian preoptik besar (cerebrum), tali saraf otak ke sepuluh (nervus vagus) dan tali-tali saraf tepi yang sensitif terhadap temperatur. Kedua kelemahan tersebut menjadi faktor pemicu bangsa aves termasuk unggas memiliki kepekaan yang tinggi terhadap adanya perubahan suhu.


Kepekaan yang tinggi berbuntut negatif dimana ayam menjadi mudah stres. Stres inilah yang akan menjadi titik awal permasalahan dalam pemeliharaan unggas. Stres merupakan kondisi immunosupresant, dimana akan berakibat pada buruknya sistem pertahanan unggas. Alhasil, sedikit infeksi bibit penyakit dari lapangan mampu mengacaukan performan ayam baik pertumbuhan daging (broiler) maupun produksi telur (layer). Stres juga berdampak pada rendahnya respon kekebalan terhadap vaksinasi sehingga titer antibodi yang dihasilkan tidak optimal.

b)  Perkembangan DOC

Pada DOC, stres akibat pancaroba dampaknya akan terlihat nyata. Pada minggu awal, secara fisiologis terjadi proses penyerapan kuning telur. Kuning telur merupakan sumber makanan bagi DOC serta sumber antibodi maternal (antibodi asal induk). Stres akan berpengaruh terhadap proses penyerapan kuning telur tersebut. Padahal, pada minggu ini diperlukan pertumbuhan organ-organ dalam termasuk organ pencernaan yang pesat. Jadi, bisa dibayangkan apabila ayam DOC yang notabenenya “makhluk lemah” tidak memiliki sediaan pakan yang cukup serta antibodi yang melindungi dari infeksi bibit penyakit.

c)  Merebaknya Kasus Penyakit

Disebutkan dalam salah satu majalah peternakan, terdapat enam penyakit penting yang sering berjangkit pada musim pancaroba yaitu CRD, koksidiosis, colibacillosis, ND, IB dan aspergillosis (mikotoksikosis). Sedangkan dalam catatan data Technical Support, Medion kejadian kasus penyakit yang menyerang pada bulan November – Oktober 2011 masih didominasi oleh penyakit bakterial berupa CRD, colibacillosis dan korisa. Namun perlu diwaspadai juga adanya penyakit viral seperti Gumboro, ND maupun AI.

Meningkatnya jumlah bibit penyakit di lapangan dapat bersumber dari ayamnya sendiri. Kondisi ayam yang stres (immunosupresif) menyebabkan bibit penyakit mudah menginfeksi. Disinilah awal mula terjadinya peningkatan jumah bibit penyakit. Karena mendapatkan hospes yang cocok, maka bibit penyakit mempunyai kesempatan untuk berkembang. Bakteri akan mengalami multiplikasi (memperbanyak diri dengan cara membelah), virus akan mengalami replikasi (memperbanyak diri dengan cara duplikasi), sehingga dalam feses maupun lendir ayam terinfeksi akan mengandung bibit penyakit dalam jumlah yang lebih banyak. Dalam istilah ilmiah terjadi shedding bibit penyakit. Feses dari ayam terinfeksi inilah yang akan menjadi sumber penularan penyakit ke ayam lainnya. Ditambah dengan meningkatnya kecepatan angin sehingga akan mempermudah dalam penyebaran penyakit.

Tak terlepas kejadian kasus cacing pada ayam layer. Cacing akan mengeluarkan telur (cacing gilig) atau proglogtid (potongan tubuh cacing pita yang mengandung telur cacing pada cacing pita). Apabila terdapat vektor atau inang perantara seperti lalat, siput, kecoa, dll maka tidak heran jika ayam Anda mengalami penurunan nafsu makan yang berkibat pada penurunan produksi telur secara perlahan namun pasti.

Pada musim kemarau maupun musim pancaroba terjadi peningkatan jumlah partikel debu. Partikel debu merupakan media untuk penyebaran kuman seperti E. coli. Setiap gram debu mengandung lebih dari 105 partikel E. coli. E. coli dapat menyebabkan infeksi sekunder pada saluran pernapasan yang masuk ke dalam tubuh ayam pada saat panting karena heat stress.

Selain faktor stres, kejadian penyakit ini juga didukung dengan banyaknya penyakit pernapasan yang sulit diatasi, sistem pemasaran produk-produk unggas yang mengabaikan prinsip biosecurity. Penanganan kotoran serta bangkai ayam yang tidak sesuai prosedur membuka peluang penularan penyakit. Kondisi kandang seperti atap bocor yang tidak segera diperbaiki, tirai yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, kondisi litter yang lembab, dsb akan mempersulit ayam untuk beradaptasi sehingga tak heran angka afkir semakin tinggi.

Kondisi atap Vs Kondisi ayam
Kondisi atap yang tidak sesuai merupakan salah satu faktor yang memperparah kondisi ayam

d)  Penurunan Kualitas Pakan
Dampak pancaroba juga berdampak pada kualitas pakan. Kualitas bahan baku pakan mengalami penurunan dimana lebih rentan terhadap pertumbuhan jamur. Dari sisi non teknis, pasokan bahan baku di pasar menjadi fluktuaktif sehingga kualitas bukan hal yang utama lagi.
Pakan seharusnya di simpan pada suhu 25-28°C dengan kelembaban berkisar 60-70%. Kesalahan yang terkadang dilakukan adalah ketika bongkar pakan dari truk pada kondisi gerimis. Dengan dalih hanya hujan gerimis maka tidak akan berpengaruh ke kualitas pakan. Padahal molekul air ini yang akan menyebabkan rusaknya nutrisi pakan selama proses penyimpanan di tambah dengan suhu dan kelembaban dalam gudang yang relatif labil pada musim pancaroba.
Peningkatan kadar air selama penyimpanan karena disimpan di tempat yang lembab, menyebabkan komposisi sebagaimana tertera dalam label tidak lagi sesuai. Semakin tinggi kadar air, bahan kering persentasenya menurun. Protein yang semula tertera 20%, karena kadar air naik, pasti kandungan protein menjadi berkurang. Bukan hanya protein, asam amino maupun vitamin juga mengalami penurunan.

Patologi anatomi hati (liver) akibat mikotoksikosis

Kondisi ini juga memicu pertumbuhan jamur. Kontaminasi jamur menjadi permasalahan sendiri akibat racun yang dihasilkan (Mikotoksikosis) yang berakibat keracunan. Kasus tersebut cukup banyak di lapangan, meski jarang menimbulkan kematian tapi kejadian ini cukup signifikan dalam menekan performan ayam. Sedangkan jika suhu dan kelembaban terlalu rendah maka dapat merusak struktur dari pakan dan secara otomatis kandungan nutrisi menjadi berkurang. Alhasil, kebutuhan nutrisi menjadi tidak tercukupi.

e)  Penurunan Kualitas Air Minum

Pancaroba juga berimbas pada kualitas air minum. Berdasarkan data Technical support tahun 2011, permasalahan air pada musim pancaroba adalah tingginya tingkat pencemaran bakteri E. coli sehingga menyebabkan kandungan nitrit dalam air semakin tinggi. Selain nitrit, kandungan nitrat dalam air menjadi lebih tinggi akibat feses yang terbawa hujan sehingga dapat mengakibatkan ayam keracunan.

Dari data penanganan kasus lapangan, terlihat bahwa kasus colibacillosis baik pada ayam layer maupun broiler meningkat terutama pada kwartal terakhir tahun 2011 dimana terjadi perubahan dari musim kemarau ke musim penghujan. Musim pancaroba yang akan kita hadapi pada sekitar bulan Maret mendatang adalah perpindahan dari musim penghujan ke musim kemarau. Meskipun dari data di atas, kejadian kasus colibacillosis pada bulan Maret-Mei 2011 cenderung lebih rendah jika dibanding pada bulan September – November, kita tetap harus wasada terhadap infeksi colibacillosis. Pada masa perpindahan musim penghujan ke musim kemarau, debit air menjadi berkurang sehingga konsentrasi bakteri E. coli semakin tinggi. Bukan hanya bakteri E. coli saja, bakteri seperti Salmonella sp. pun ikut nimbrung.

Bagaimana Menghadapi Pancaroba

Secara matematis, dalam mencapai potensi yang maksimal, kondisi lingkungan hanya sebagai faktor penambah. Sedangkan faktor pengali diperankan oleh manajemen. Dengan istilah lain, manajemen berpengaruh sangat besar bahkan proporsinya 70% untuk mencapai potensi yang optimal. Jadi meskipun lingkungan di luar kurang bersahabat, selama manajemen bagus maka kerugian dapat dihindari. Manajemen bertujuan untuk menciptakan kondisi yang nyaman bagi ayam.

  • Infrastruktur kandang

Setiap akan ada pemeliharaan ayam, kondisi kandang harus selalu diperhatikan. Jangan biarkan atap bocor, tampias hujan masuk, tirai tidak layak pakai, dll. Semua harus dipastikan berfungsi secara optimal. Salah satu musim pancaroba ditandai dengan adanya hujan deras disertai angin kencang. Hati-hati dengan kondisi kandang ayam. Kondisi penyangga yang sudah lama terutama untuk kandang panggung perlu dievaluasi ketahanannya. Disarankan untuk menebang pohon-pohon besar yang terdapat di sekitar kandang, karena selain menganggu sirkulasi udara, juga berpotensi untuk tumbang disaat angin kencang menerpa.

Pohon tinggi disekitar kandang sangat rawan terutama ketika ada angin kencang

  • Pengaturan suhu dan kelembaban

Suhu dan kelembaban yang fluktuaktif cukup menguras energi bagi peternak guna memberikan kondisi nyaman pada ayam. Kelembaban udara mencerminkan banyaknya air yang terikat oleh udara. Semakin tinggi kelembaban maka kandungan air yang terikat semakin tinggi. Tingkat kelembaban akan mempengaruhi suhu yang dirasakan oleh ayam. Hal ini karena pengeluaran panas tubuh dilakukan secara evaporasi.
Perlu dipahami satu hal, bahwa suhu yang dirasakan oleh ayam (suhu efektif) bukan suhu yang tertera pada termometer (suhu aktual). Saat kelembaban tinggi, suhu yang dirasakan oleh ayam menjadi lebih tinggi dibandingkan suhu yang tertera pada termometer. Sebagai contoh, saat kelembaban 70% dan suhu yang terbaca pada termometer adalah 29,4°C, maka suhu efektif yang dirasakan oleh ayam adalah 31,6°C dengan kondisi kecepatan angin 0 m/detik
  
  • Pengaturan oksigen

Kepadatan kandang perlu diperhatikan karena keterkaitannya dengan ketersediaan oksigen di dalam kandang. Menambah luasan kandang (memperlebar sekatan kandang) merupakan langkah awal menurunkan tingkat heat stress. Penambahan kipas dapat dilakukan pada daerah yang aliran anginnya kurang. Ketinggian kipas setidaknya 40-50 cm dari lantai dengan kecepatan angin tidak lebih dari 2,5 m/detik. Perlu diperhatikan bahwa alira udara dari kipas tidak boleh langsung mengenai tubuh ayam. Kipas dapat dipasang setelah lepas masa brooding.

  • Pemantauan kondisi ayam di lapangan

Kondisi ayam harus selalu dipantau secara cermat. Apabila ada beberapa ayam menunjukkan gejala klinis seperti ngorok atau diare, disarankan untuk memberikan antibiotika spektrum luas seperti Proxan-S, Trimezyn, Doctril, dll. Hal ini bertujuan sebagai tindakan antisipasi awal “cleaning program” sehingga keparahan dan penyebaran penyakit bisa ditekan. Selain pemberian antibiotika, analisa faktor non infeksius seperti kondisi pakan, kualitas air, kondisi kandang maupun kebersihan alat kandang lainnya

  • Pemantauan titer antibodi

Salah satu dampak yang paling nyata dari musim pancaroba adalah stres yang mengakibatkan lemahnya sistem imun sehingga respon terhadap vaksinasi tidak optimal. Pada ayam layer, perlu dilakukan pemantauan titer guna mengetahui status kekebalan tubuh ayam terutama terhadap viral seperti ND, AI, IB maupun EDS. Uji yang sering dilakukan dengan hasil yang cepat menggunakan metode HI Test (Haemagglutination Inhibition) atau ELISA. Uji ini juga bertujuan untuk mengetahui keberhasilan vaksinasi. Jadi, ketika dalam pemantauan titer, hasilnya kurang bagus maka peternak dapat segera mengambil tindakan seperti revaksinasi
Sanitasi air minum

Penurunan kualitas air minum harus membuat peternak semakin ekstra hati-hati. Dalam mengantisipasi kondisi yang demikian, lakukan pemeriksaan uji kualitas air meliputi uji fisik, kimia maupun bakteriologi. Sanitasi air minum perlu dilakukan guna meminimalkan bibit penyakit yang terdapat pada air minum. Medisep, Desinsep atau Neo Antisep dapat dijadikan sebagai alternatif desinfektan untuk membunuh bibit penyakit yang terdapat pada air minum. Pada saat vaksinasi melalui air minum, dapat ditambahkan Medimilk atau Netrabil untuk membantu memperbaiki kualitas air minum sehingga potensi virus vaksin dalam menggertak pembentukan antibodi menjadi optimal.

  • Manajemen pakan yang baik

Adanya kasus aspergillosis/ mikotoksikosis perlu di akali dengan manajemen pakan yang baik. Kelembaban yang tinggi berefek pada pakan yang mudah menggumpal serta tengik. Prinsip first in first out serta pengaturan kelembaban dalam kandang mampu menekan pertumbuhan jamur. Pakan perlu diberi alas papan dengan ketinggian sekitar 5-10 cm.

Pakan dialasi dengan papan kayu serta dihindarkan dari serangan tikus maupun serangga lainnya 

Pada musim pancaroba, perlu dilakukan pengecekan pakan secara rutin baik secara visual/fisik maupun secara laboratorium meliputi pemeriksaan kimiawi maupun biologi. Tanda- tanda pakan rusak diantaranya adanya bau yang tidak semestinya, terjadi penggumpalan (jenis mash) serta terkadang ditemui adanya jamur, kutu atau sejenisnya

  • Manajemen feses

Terutama pada pemeliharaan ayam broiler di kandang panggung maupun ayam layer pada kandang batrei,perlu diperhatikan penanganan fesesnya. Kondisi yang lembab berakibat larva lalat mudah berkembang. Tidak asing di telinga kita, bahwa lalat merupakan vektor yang berperan dalam penularan penyakit. Lalat dalam jumlah yang banyak membuat peternak/anak kandang merasa tidak nyaman di dalam kandang sehingga secara psikologis akan mempengaruhi kinerja

  • Meningkatkan stamina ayam

Menghadapi perubahan cuaca yang terus berubah-ubah, ayam sangat memerlukan daya tahan tubuh yang lebih ekstra. Daya tahan akan optimal apabila stres atau faktor pengganggu dapat diminimalkan. Fluktuaktif suhu yang cukup drastis dapat menyebabkan penurunan penyerapan pakan, alhasil FCR pun membengkak. Pemberian vitamin terutama yang mengandung vitamin C dan E akan membantu peningkatan daya tahan tubuh ayam serta menekan efek heat stress maupun cold stress. Meskipun ayam mampu mensintesa vitamin C namun dalam kondisi stres kadar vitamin C dalam darah akan menurun. Vita Stress, Fortevit dan Vita Strong dapat menjadi solusi dalam kasus ini

  • Manajemen SDM

Semua tindakan antisipasi di atas tidak akan terlaksana dengan baik jika tanpa dibarengi keasadaran serta peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Peningkatan skill dapat dilakukan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan, seminar-seminar yang diadakan oleh instansi tertentu seperti PT Medion. Pemberian bonus atau penghargaan dapat menjadikan motivasi tersendiri terutama untuk peternak plasma maupun anak kandang sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh pada performance ayam yang dihasilkan

Musim pancaroba bukanlah “momok” yang menakutkan dalam dunia perunggasan. Kerugian akibat cuaca yang fluktuaktif dapat diminimalisir dengan manajemen yang optimal. Sukses untuk peternakan Indonesia.

sumber: info.medion.co.id

Selasa, 09 Juli 2013

Metode seleksi ayam petelur

Metode seleksi ayam petelur
Dari tahun ke tahun, keuntungan yang didapat peternak ayam petelur semakin menipis, hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya sarana produksi peternakan yang tidak diikuti dengan harga telur secara signifikan. Untuk menghadapi hal tersebut, peternak layer harus berlomba untuk meningkatkan efisiensi secara global, agar tetap bisa bertahan dalam bisnis ini.

Efisiensi dalam hal penggunaan pakan, perlu ditempatkan pada urutan teratas pada target efisiensi. Karena biaya pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam produksi telur. Istilah efisiensi pakan bukan berarti mengurangi pakan baik secara kualitatif maupun kuantitatif sampai dibawah kebutuhan ayam, tetapi mencegah pemborosan-pemborosan yang sebetulnya tidak perlu terjadi. Sebagai contoh misalnya karena panik dengan harga telur yang rendah, seorang peternak mengganti pakannya dengan pakan lain yang lebih murah Rp 100. Satu minggu pertama, tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Minggu ke dua dan seterusnya FCR meningkat hanya 0,1 (dari 2,2 menjadi 2,3). Kalau dihitung lebih teliti, dengan penggantian pakan tersebut kerugian yang dialami peternak menjadi semakin besar.


Contoh lain yang sering terjadi adalah pemilihan pullet. Banyak peternak yang masih tergiur untuk membeli pullet dengan harga rendah, tanpa melihat reputasi dari pembuat pullet tersebut. Sebagai peternak layer, kita harus lebih jeli dalam menentukan pilihan. Perbedaan harga pullet Rp 1.000, tidak begitu berarti apabila produksi telurnya bisa dua butir lebih banyak. Kejelian dalam penghitungan hal-hal seperti tersebut di atas sangat diperlukan pada masa sekarang ini untuk dapat memproduksi telur dengan tingkat efisiensi yang tinggi.

Faktor lain yang perlu dilakukan untuk mendapatkan tingkat efisiensi yang tinggi adalah seleksi ayam yang ada dan membuang ayam-ayam yang kurang produktif.
Seleksi ayam ada dua macam :

A. Pada saat penerimaan pullet.
Faktor-faktor yang perlu di perhatikan : Ukuran tubuh, berat tubuh, kerangka tubuh (frame), cacat fisik, status kesehatan.

Berat tubuh bukanlah ukuran mutlak terhadap kualitas pullet, karena pada banyak kasus, ayam-ayam yang produktivitasnya bagus, justru mengalami keterlambatan kedewasaan. Faktor yang jauh lebih penting untuk diperhatikan adalah kerangka tubuh (frame), karena merupakan refleksi dari kemampuan ayam untuk berproduksi.

B. Setelah melewati masa puncak produksi
Strain ayam petelur modern, lebih mudah menunjukkan performance yang jelek, apabila tidak ditangani sesuai dengan rekomendasi pembibit. Dengan telah dilakukannya perbaikan genetic pada breeder, membawa konsekwensi perbaikan managemen pada tingkat peternak. Tetapi kebanyakan peternak masih menerapkan managemen yang lama. Hal ini sering tidak disadari oleh peternak, sehingga timbul anggapan “Ayam sekarang kok gampang sakit”, “pelihara ayam kok makin sulit”, “produksinya kok cepat turun” dll.
Apabila hal tersebut di atas sudah terlanjur terjadi, maka perlu dilakukan seleksi untuk membuang ayam-ayam yang kurang produktif.

Metode Seleksi Ayam yang kurang produktif dapat dilakukan dengan berbagai cara:

1. Metode Absensi
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan paling banyak dilakukan oleh peternak. Metode ini dilakukan dengan memberi tanda di batteray pada ayam yang bertelur. Setelah waktu tertentu, ayam yang sedikit mendapatkan tanda, dianggap tidak produktif, dan dilakukan culling.

Kelemahan dari metode ini adalah :
  • Apabila dalam satu batteray berisi 2 ekor atau lebih, akan kesulitan menentukan ayam mana yang produktif dan yang tidak.
  • Bisa terjadi kesalahan seleksi, apabila ayam yang sebetulnya produktif, tetapi pada saat dilakukan seleksi, ayam masih dalam keadaan pause (istirahat).

2. Dengan mengamati karakteristik fisik ayam.
Tabel di bawah ini merupakan karakteristik ayam yang produktif dan kurang produktif.


3. Dengan mengamati berkurangnya warna kuning pada beberapa bagian tubuh ayam.



Oleh : Prass Kusumo
sumber: http://www.pkppullet.blogspot.com

Penyakit ayam petelur yang disebabkan oleh gangguan fisiologis

Pada periode produktivitas yang tinggi, ayam terkadang mengalami gangguan peneluran. Gangguan tersebut bisa bersifat sementara maupun permanen, dengan tingkat penurunan produksi yang rendah sampai dengan berhenti bertelur. Artikel berikut ini memperlihatkan beberapa gangguan peneluran dan kemungkinan penyebabnya.
  • Egg Peritonitis


Merupakan infeksi dalam rongga perut yang disebabkan oleh tidak masuknya telur ke dalam oviduct, sehingga menyebabkan akumulasi kuning telur dan penyumbatan oviduct. Hal ini juga mengakibatkan egg bound, stress fisik atau cacat pada ayam. Infeksi mengakibatkan terbentuknya material mirip keju atau cairan kental. Ayam yang mengalami hal ini. Perutnya akan membengkak, lesu, dan gerakannya menyerupai bebek. Ayam yang terkena Egg Peritonitis sebaiknya di culling, karena bila dilakukan pengobatan akan memakan biaya yang lebih besar.
  • Vent Gleet


Vent gleet adalah keluarnya cairan dari anus yang berbau amis yang menyebabkan pembengkakan/memar pada kulit. Vent gleet juga mengakibatkan bulu di sekitar anus menjadi kotor dan lengket. Biasanya juga menimbulkan lapisan bahan berkerak berwarna putih. Ayam yang mengalami kejadian ini terlihat lesu, produksi turun tajam bahkan berhenti bertelur.


Vent gleet dapat menular, untuk itu apabila menemukan kasus ini, segera singkirkan ayam yang terjangkit penyakit ini. Pembersihan dan perawatan veteriner dapat mengatasi masalah ini, tetapi memakan biaya cukup banyak. Untuk itu sebaiknya segera culling ayam-ayam yang mengalami kejadian ini.
  • Egg Bound



Hal ini terjadi apabila telur yang di hasilkan di uterus, tidak bisa di keluarkan. Ayam akan berusaha mengejan untuk mengeluarkan telur dari uterus, sehingga mengakibatkan saluran oviduct turut keluar melalui anus. Apabila hal ini diketahui oleh ayam yang lain maka akan memicu kanibalisme dan menimbulkan kematian.
Kondisi ini bisa diakibatkan karena telur yang terlalu besar, adanya tumor pada oviduct atau terjangkitnya penyakit tertentu yang mengganggu system syaraf dan sekresi lendir di oviduct. Apabila kejadian ini terjadi akibat telur yang terlalu besar, dapat dibantu dengan memberikan pelumas di saluran oviduct atau pecahkan telur tersebut dalam saluran reproduksi. Tetapi apabila karena tumor atau suatu penyakit, sebaiknya ayam tersebut di culling.
  • Protrusion

Protrusion terjadi ketika oviduct dipaksa keluar dari anus ayam. Hal ini bisa diakibatkan oleh :
- Iritasi karena vent gleet;
- Terjadinya Egg bound;
- Mengeluarkan telur yang oversize;
- Tumbuhnya tumor;
- Ayam ketakutan/stress.

Bila protrusion ini terjadi dan diketahui ayam yang lain, akan memacu untuk dipatuk dan mengakibatkan kematian. Untuk itu segera pisahkan ayam tersebut, cuci oviduct yang keluar tersebut dengan desinfektan untuk mengurangi infeksi dan secara perlahan-lahan dorong masuk saluran tersebut ke dalam anus ayam. Namun demikian ayam yang sudah mengalami kejadian ini cenderung akan mengalami hal yang serupa. Untuk itu jalan terbaik adalah ayam tersebut di culling.

Oleh : PRASETYANTO KUSUMO R.
sumber: http://www.pkppullet.blogspot.com

Jumat, 05 Juli 2013

Masalah yang sering terjadi pada telur ayam dan cara mengatasinya

Masalah yang sering terjadi pada telur ayam dan cara mengatasinya
gambaran

Telur dengan kerabang yang sangat tipis, atau tidak memiliki kerabang disekitar membran telur. Kelihatan tidak menarik dan sangat mudah pecah/rusak.

Insiden

Kejadian telur seperti ini bervariasi antara 0.5 sampai hingga 6%. Biasanya dihasilkan oleh pullet yang baru belajar bertelur, terutama pada ayam-ayam yang terlalu cepat dewasa kelamin. Pada beberapa kasus, ayam terus saja bertelur dengan jenis kerabang seperti ini.

Masalah yang sering terjadi pada telur ayam dan cara mengatasinya

sumber: http://pkppullet.blogspot.com

Kerabang telur atau cangkang telur bisa dimanfaatkan untuk campuran pakan ayam

Kerabang telur atau cangkang telur bisa dimanfaatkan untuk campuran pakan ayam
Selama ini potensi limbah kerabang (cangkang) telur di Indonesia cukup besar. Sayangnya, potensi tersebut hingga saat ini belum dimanfaatkan secara optimal khususnya sebagai pakan unggas dan hanya dimanfaatkan untuk hiasan kerajinan.

Hal ini disebabkan karena sejauh ini limbah tersebut mudah terkontaminasi mikrobia dan kecernaan mineral kalsiumnya yang masih rendah. Disamping itu, keberadaanya dapat menyebabkan pencemaran lingkungan karena sulit didegradasi oleh mikrobia tanah. 

Terkait dengan limbah kerabang telur tersebut  Prof. Dr. Ir. Tri Yuwanta, SU, DEA, yang juga Dekan Fakultas Peternakan UGM, telah berhasil mengembangkan metode prosesing limbah kerabang telur menjadi pakan sumber mineral ayam petelur.

Metodenya yang dipergunakan dalam prosesing limbah kerabang telur tersebut, diawali dengan perendaman kerabang telur dengan air panas 80º celcius selama 15-30 menit, dibersihkan, lalu dikeringkan. Kemudian direndam lagi menggunakan asam fosfat dengan beberapa konsentrasi, setelah itu dibuat tepung. Setelah jadi tepung, kemudian dicampur dengan bahan baku pakan lain seperti jagung giling, bekatul, bungkil kedelai dan lain-lain.

“Metode prosesing limbah kerabang telur menjadi pakan sumber mineral ayam petelur ini sudah mulai dikembangkan,” papar Ahmad Rois Mansur, mahasiswa Fakultas Peternakan, Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan 2007, yang juga terlibat dalam penelitian tersebut, Rabu (3/10/2010).

Pemanfaatan limbah kerabang telur ini imbuh Mansur merupakan salah satu upaya untuk memperkaya nutrien mineral pakan untuk ayam petelur. Kerabang telur menyusun sekitar 10 persen dari total berat telur. Kerabang telur sebagian besar (98,4 persen) terdiri dari bahan kering dan hanya 1,6 persen air. Kerabang telur mengandung 95,1 persen mineral dan 3,3 persen protein.

“Di antara mineral tersebut yang paling banyak adalah kalsium karbonat (98,43 persen), magnesium karbonat (0,84 persen) dan kalsium fosfat sebanyak 0,75 persen,” katanya.

Sebagai gambaran, produksi telur ayam ras nasional pada 2009 sebesar 1.071.398 ton. Jika rata-rata berat telurnya 60 gram maka kerabang telur yang dihasilkan dalam setahun adalah 178.566,33 ton. Berat itu setara dengan 175.762,84 ton kalsium karbonat, 1.499,96 ton magnesium karbonat dan 1.339,25 ton kalsium fosfat.

Dia menegaskan, biaya produksi tepung kerabang telur (untuk 100 kg) diperkirakan sebesar Rp89.000. Jadi, harga pembuatan tepung kerabang telur per kgnya adalah Rp890 sedangkan harga sumber mineral yang juga sering digunakan yaitu tepung kerang berharga Rp2.500 per kg (selisih Rp 1.610).

“Rata-rata konsumsi pakan ayam petelur per hari adalah 100 gram per ekor  per hari dengan penggunaan tepung kerabang telur per harinya 3 gram (3 persen dari total pakan), maka biaya produksi per hari yang dapat dihemat adalah sebesar Rp48.300,00 per hari pada populasi ayam 10 ribu ekor atau Rp1,449 juta per bulan,” kata Mansur yang bersama timnya menjadi juara II dalam 2nd SATU Student Business Plan Competition di National Cheng Kung University Taiwan belum lama ini.

Lebih jauh Mansur menguraikan, ayam yang diberi kerabang telur sebagai sumber mineral mampu mencapai produksi 76,2 persen sedangkan dengan suplemen mineral lain sebesar 71,1 persen (selisih 5,1 persen). Sehingga pada peternakan ayam petelur yang memiliki populasi sebesar 10.000 ekor akan menghasilkan telur 510 butir lebih banyak (setara dengan 30,6 kg).

Jika harga 1 kg telur Rp12 ribu maka keuntungan yang bisa diperoleh adalah Rp367,2 ribu per hari atau Rp11,01 juta per bulan. Asumsi rata-rata berat telurnya 60 gram. Sehingga keuntungan total per bulan yang bisa diperoleh baik dari efisiensi pembuatan pakan maupun penjualan telur adalah Rp12,465 juta.

“Semakin besar skala usaha atau semakin banyak populasi ayam maka keuntungan yang diperoleh juga akan semakin banyak. Selain keuntungan finansial yang bisa diperoleh, suplementasi mineral menggunakan tepung kerabang telur juga dapat mendukung program ramah lingkungan,” pungkasnya.

sumber: http://ayamlover.blogspot.com

Tips cara melatih ayam bangkok

Biasanya diberikan beberapa Training dalam 30 hari, training yang harus diberikan adalah senam pagi antara jam 7 – 8 untuk melatih dan melenturkan otot.


  • TRAINING PAHA DAN LUTUT

Dengan cara, memegang bagian pangkal ekor (kibul) ayam, kemudian di angkat sedikit, hingga ayam berlari di tempat.

  • TRAINING LEHER

Dengan cara memutar leher ayam dengan tangan ke kiri dan ke kanan masing-masing 30 putaran, adapun cara melakuannya sebagai berikut:

  1. Badan Ayam di kempit (dekap) dengan tangan kiri sambil memegang pangal leher ayam.
  2. Tangan kanan memegang lak-lakannya, atau  bisa juga palanya (yang penting jangan sampai mencekiknya).
  3. Kemudian putarlah perlahan-lahan ke kiri dan ke kanan, masing-masing 30 putaran.


  • TRAINING PUTAR LEHER

Dengan cara memutar ayam ke kiri dan ke kanan masing-masing 30 putaran, caranya: Taruh lengan tangan pelatih ke pangkal leher ayam lalu putarlah, maka ayam akan terlihat seperti melawan dorongan/putaran tangan si pelatih.


  • TRAINING SAYAP JANTUR

Dengan cara tangan kiri memegang dada dan tangan kanan memegang kibul, kemudian angkat secara bersama’an (jangan terlalu tinggi), tangan kiri mengangkat ke atas, tangan kanan menyentak ke arah depan, maa ayam akan terlihat seperti memukul sambil mengepakan sayapnya. Lakukan training ini sebanyak 30x janturan.


  • TRAINING KAKI

Dengan cara menekan punggung ayam ke bawah dan memiarkan ayam berjalan dengan mendongko, jika ayam tidak mau berjalan maka si pelatih harus mendorongnya agar mau berjalan. Lakukan training ini selama  ±5 – 7 menit.


  • TRAINING PERTAHANAN KAKI

Dengan cara mengangkat aya setinggi pundak pelatih (posisi pelatih dalam keada’an jongkok), cara mengangkat ayam:

  1. Tangan kiri si pelatih memegang bagian dada ayam.
  2. Tangan kanan si pelatih memegang bagian pantan (jari telunjuk dan ibu jari/jempol melingkari kibul ayam).
  3. Angkatlah ayam ke atas setinggi pundak pelatih bagian kiri.
  4. Lalu dengan perlahan, lemparkanlah ayam ke tanah ke posisi bagian kanan pelatih.

Dari training  ini kita dapat melihat kekuatan pertahanan ayam sa’at mendarat ketika berambung/besimprat dengan lawan. Lakukan training ini sebanyak 30x lemparan.


  • TRAINING LARI TEHNIK

Dengan cara, tangan kanan si pelatih memegang bagian kibul (pangkal ekor) ayam, di mulai dari posisi kanan,  ayam di dorong ke arah kiri, maka ayam akan lari, ketika sampai ke posisi kiri, tangan kiri si pelatih dengan segera memutar balik arah kepala ayam, agar lari ayam kembali ketempat semula, lakukan lah yang sama, ketia ayam telah kembali ke tempat awal lari (kiri dan kanan), buat jalur putaran lari seperti membentuk angka “ 8 “, lakuan training ini sebanyak 30x putaran.


  • TRAINING PAHA DAN BADAN

Posisi si pelatih dalam keada’an nongkrong atau jongkok, tangan kanan si pelatih memegang bagian samping dada atau bawah ketiak. Dimulai dari posisi sebelah kanan, semparlah ayam ke sebelah kiri (ayam akan lari menyamping), lalu terima dengan tangan kiri dan kemudian semparkan kembali ke kanan, lakukan training ini sebanya 30x semparan. Catatan, jangan sampai pangkal paha ayam terena tekanan/sentuhan keras dari salah satu jari tagan si pelatih, arna bisa menyebabkan ayam sakit sa’at berjalan.

Setelah training selesai, ayam di lepas untuk melemaskan otot-ototnya selama 5 menit, kemudian ayam di korokin untuk membersihkan lendiran dahak/riak yang ada di tenggorokannya, adapun alat untuk korokannya adalah bulu ayam yang agak panjang dan lemas (tidak kasar dan kaku/tajam, biasanya terdapat pada bulu ekor ayam betina), setelah pengorokan selesai, basuh bagian bagian-bagian tertentu dengan air Menciduk airnya dengan menggunakan spoon atau kapas, adapun bagian-bagian yang di basuh adalah:

1.       Pantat (dubur) dan sekitarnya.
2.       Lutut kiri dan kanan.
3.       Ketiak kiri dan kanan.
4.       Dada.
5.       Leher.

Setelah semuanya selesai, maka lepaskan sebentar kurang lebih 3 menit. Setelah itu berilah makan sedikit, (±1 sendo makan) dan minuman 3 tegukan. Setelah semuanya selesai lalu jemurlah 2 atau 2,5 jam. Setelah penjemuran selesai maka angkat/pindahkan ke tempat teduh, diamkan beberapa sa’at (±10 menit) lalu di basuh dengan air, dimulai dari mengilik (korok) tenggorokannya dengan bulu ayam yang lembut dan panjang, tujuannya untuk mengeluarkan lendiran riak yang ada didalam tenggorokannya, dan dilanjutkan dengan membasuh dubur dan seitarnya, lalu bagian lutut, terus ketiak iri anan, dada dan leher.. Sekitar jam 11:00, berilah makan. Pada jam 1 siang umbarlah hingga jam ½ 5 sore. Setelah pengumbaran maka kurungkan kembali untuk di beri TRAINING LARI, adapun training lari ini menggunaan ayam untulan, caranya:
Masukan ayam yang menjadi untulan ke dalam kurungan yang kecil, kemudian, masukan kurungan kecil tadi ke dalam kurungan yang ukurannya lebih besar, setelah itu biarkan ayam jago yg akan di training mengitari kurungan tadi hingga ayam akan berlarian mencari lubang untuk menemukan ayam untulan. Lakukan training ini  ±10-20 menit.

setelah training lari selesai lalu lepaskanlah untuk mengendorkan otot-ototnya selama ± 5 menit, kemudian dikorokan kembali tenggorokannya untuk mengeluarkan riaknya, dan berilah makan sekenyangnya, jika sudah selesai makan maka bersihkan kakinya lalu di kandangkan.

http://ayambangkokok.blogspot.com/

Selasa, 02 Juli 2013

Gambar sisik ayam berdasarkan katuranggaan

Ilmu tentang ayam aduan memang tidak ada matinya. Dari jaman nenek moyang memang sudah dikenal adanya ayam-ayam jawara. Bisa dikatakan munculnya ciri-ciri khusus pada ayam menandakan tipe tipikal ayam, yang memang melalui ngilmu titen dari nenek moyang. Ciri-ciri fisik yang biasanya disebut dengan katuranggan memang bisa jadi menunjukkan sifat ayam. Seperti manusia dengan ciri-ciri fisik tertentu ternyata memiliki sifat tertentu pula.

Kaki ayam aduan merupakan prioritas utama yang harus kita pilih karena kaki merupakan bagian terpenting dalam melumpuhkan lawan, sebagus-bagusnya ayam bila kakinya lemah maka jangan berharap ayam anda akan menjadi pemenang, begitu juga sebaliknya sejelek-jeleknya ayam lawan bila kakinya bagus kuat kokoh dan berkaturanggan jangan diremehkan.

Adapun ciri-ciri sisik kaki ayam berdasarkan katuranggan :

1. Tanjung Karang : Sisik driji panunggul kiwa tengen pecah, aran tunjung karang, watake mbingungake mungsuh. Artine: Sisik kaki jari belakang kiri kanan pecah Dinamakan “Tanjung Karang”. Kelebihan Tanjung Karang : Ayam lawan yang terkana pukulan akan menjadi kebingungan.

2. Naga Mangsa : Sisik sikil karo pisan ubet dhempet, aran Nagamangsa, watake ampuh. Artine: Sisik kaki terdapat sisik ubed (sisik melingkar seperti gelang) Dinamakan “Naga Mangsa”. Kelebihan Naga Mangsa : Pukulan ayam sangat menyakitkan dan mampu melumpuhkan lawan dengan singkat.

3. Naga Temurun : Sisik gares kang mburi karo pisan madhep mangisor, aran Nagatumurun, wateke nglamurake mungsuh. Artine: Sisik kaki belakang menghadap kebawah Dinamakan (Naga Temurun). Kelebihan Naga Temurun : Pukulan ayam sangat dalam hingga meremukkan lawan.

4. Naga Banda : Sisik sikil karo pisan kaya kulit salak, aran Nagabanda, wateke yen wis anggitik mungsuhe lumayu. Artine: Sisik kaki menyerupai duri (seperti kulit salak) Dinamakan “Naga Banda” Kelebihan Naga Banda :  Setelah terkena pukulan ayam lawan menjadi lari tunggang langgang. 


5. Tunggak Winarayan : Sisike jenthik karo pisan pecah nratas, aran Tunggakwinaranan, watake mungsuhe mendhot banyon.  Artine: Sisik jari belakang (kelingking) bagian kanan dan kiri pecah Dinamakan “Tunggak Winarayan”.  Kelebihan Tunggak Winarayan : Pukulan ayam membuat ayam lawan ketakutan.

6. Batu Karang : Sisik driji padha pecah, aran Batukarang, wateke nglamurate mungsuhe.  Artine: Sisik pada semua jari kaki ayam pecah Dinamakan “Batu Karang”. Kelebihan Batu Karang : Membutakan mata lawan.

7. Batu Lapak : Sisik kang ana tengah lapak sikil karo pisan, wateke nglemerake mungsuh.  Artine: Dibawah telapak kaki ayam bagian tengah terdapat sisik Dinamakan “Batu Lapak” Kelebihan Batu Lapak : Pukulan dapat mengakibatkan musuh lemas kehilangan tenaga. 

8. Batu Rantai : Sisik kang ana katel sikil karo pisan, aran Baturantai, wateke gerahke mungsuh.  Artine: Dibawah jari ayam juga terdapat sisik Dinamakan “Batu Rantai” Kelebihan Batu Rantai : Pukulan ayam pedas & sangat menyakitkan lawan.

9. Putri Kinurung : Sisik melik ana ing tengah bener ubeding sikil karo, aran Putrikinurung, wateke yenh nggitik mungsuhe katempar. Artine: Sisik Melik (sisik nyelip/keluar  diantara sisik utama) pada kaki ayam yang memiliki sisik ubed (sisik yang menyerupai gelang) Dinamakan “Putri Kinurung”. Kelebihan Putri Kinurung : Pukulan mengakibatkan lawan sempoyongan tidak seimbang (mabuk).

10. Satriya Sinekti : Sisik kang resik mulus tanpa sisik melik aran Satriyasinekti, wateke yuwana tansah ngalahake mungsuh. Artine: Ayam memiliki kaki mulus (tanpa sisik) Dinamakan “Satriya Sinekti”.  Kelebihan Satriya Sinekti : Ayam selalu unggul dan menangan.
sumber: ayambangkokok.blogspot.com

Mitos tentang jengger ayam bangkok

Mitos tentang jengger ayam bangkok
Bagi hobiis ayam aduan yang sudah berpengalaman tampaknya tidak mau meninggalkan katurangga (anatomi) dalam memilih jagoan yang dapat dihandalkan. Tentu saja beberapa katurangga bisa untuk mendeteksi kelebihan yang dimiliki ayam tersebut, salah satu contoh untuk mendeteksi nyali bisa dilihat dari jenggernya.Hampir setiap ayam jago memiliki jengger, namun jengger yang ada cukup bervariasi bentuknya, ada yang lebar, halus, kasar, bentuk bunga (mawar), nyumber dan lain sebagainya. Dari bentuk-bentuk yang ada dipercaya bentuk jengger yang blangkon (seperti topi jawa : red) memiliki mental yang cukup bagus. 

Bentuk jengger blangkon ini memiliki ujung jengger yang bagian belakang lebih panjang dari yang menempel di kepala, namun sampai ujung masih kelihatan seolah-olah menempel di kepala. Tidak hanya itu, jengger blangkon yang dinilai memiliki mental yang bagus juga harus lentur, tidak kaku meskipun bentuk jenggernya besar. Tentang motifnya bisa rata atau berbentuk bunga tidak masalah, hanya saja kalau rata besar terkadang sulit dipatuk lawan sementara jengger yang kecil atau berbentuk bunga lebih mudah diambil lawan.

Ayam yang memiliki jengger blangkon kebanyakan tidak mudah menyerah, meskipun sudah terluka parah. Bahkan sering kali meskipun sudah tidak berdaya masih diam tidak mau menyerah (keok). Tentu saja ayam yang demikian sangat bagus jika diimbangi dengan tehnik dan pukulan yang istimewa. 


Kelenturan jengger ini juga menjadi acuan untuk memilih ayam aduan, kebanyakan jengger lentur dan halus memiliki keberanian yang luar biasa, selain itu juga tidak mudah terluka baik akibat patukan, pukulan maupun jalu. Bahkan kalaupun sempat berdarah jengger yang lentur biasanya lebih cepat berhenti dibanding dengan jengger yang keras.Berbeda dengan jengger yang bagian belakang yang langsung tegak lurus dengan bagian jengger yang menempel di kepala, biasanya mentalnya sangat jelek. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan saat turun di kalangan, bisa saja pukulan tidak terlalu telak, namun sudah merasa kesakitan sehingga membuatnya cepat kabur. Bentuk ayam yang demikian sering membuat kecewa pemiliknya, kadang bisa saja saat itu ayam masih kondisi unggul, karena memang memiliki tehnik dan pukulan yang bagus. Seperti yang dialami Yono saat turun di Lamongan, ayam andalanya sempat unggul telon (3 : 1), bahkan pada air pertama pukulanya sempat membuat goyah lawanya hingga 3 kali.Menginjak air (baca : ronde) kedua ayam masih unggul, tetapi begitu kena jiling (pukulan sakit) sekali saja langsung merasa kesakitan, hingga lupa ingatan. Melihat ayamnya sudah kelihatan tak berdaya, lantas Yono mengambilnya dan akhirnya dinyatakan kalah TKO. 

Seandainya ayam tersebut memiliki mental yang bagus, tentu pukulan yang disarangkan tersebut tidak dirasakan dan akan tetap bertahan, sehingga justru masih ada perlawanan. Mengingat secara tehnik dan pukulan masih unggul, bisa-bisa berbalik memenangkan pertarungan.

sumber: http://arifdaniarta.blogspot.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...