Ada kasus penyakit pada ayam broiler umur 21 hari yaitu tembolok ayam mulai membesar, dan pada umur 35 hari semakin membesar sedangkan berat badan cenderung kurus, hanya sekitar 1 kg. Penyakit apakah itu ?
Kasus yang terjadi pada ayam tersebut disebut dengan istilah “tembolok menggantung”. Penyakit ini jarang sekali ditemukan dan termasuk dalam kategori penyakit akibat penyimpangan perkembangan tubuh ayam atau gangguan metabolisme, dimana etiologinya (penyebabnya) belum diketahui secara pasti. Pada kasus yang berat, tembolok terlihat sangat membesar dan penuh pakan, serta ditemukan partikel litter dan cairan yang kerapkali berbau agak busuk. Biasanya mukosa tembolok juga mengalami ulserasi (luka, red). Ayam biasanya akan tetap makan walaupun aktivitas pencernaannya sudah tidak normal. Jika ayam dapat bertahan dalam waktu lama, maka ayam tersebut akan menjadi kurus karena tidak ada nutrisi yang terserap dan dimetabolisme sehingga dapat berakhir pada kematian.
Dari beberapa sumber disebutkan bahwa pembesaran tembolok bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
- Terdapat benda asing yang termakan oleh ayam seperti tali, kawat, paku ataupun ukuran pakan yang terlalu besar (terutama ukuran jagung) sehingga tidak bisa dicerna oleh ayam.
- Infeksi cacing Capilaria annulata
- Capillaria annulata dapat ditemukan di mukosa esofagus dan tembolok. Unggas yang terinfeksi Capilaria annulata menunjukkan gejala kurus dan diare. Cacing ini akan menggali/ merusak mukosa tembolok sehingga mengakibatkan penebalan pada dinding tembolok tersebut dan pembesaran kelenjar mukosa. Pada infeksi berat, bagian tembolok akan menebal, kasar dan tertutup oleh massa yang mengandung cacing. Namun kejadian infeksi ini lebih sering terjadi pada ayam layer dimana periode pemeliharaan jauh lebih panjang daripada ayam broiler.
- Pecahnya/putusnya beberapa jaringan elastis pada tembolok ayam sehingga menyebabkan tembolok menggelembung berlebihan. Hal ini bisa diakibatkan oleh faktor genetik
- Infeksi jamur Candida albicans atau jenis jamur yang lainnya
Candidiasis (penyakit akibat infeksi jamur Candida albicans) pada unggas merupakan penyakit oportunis dan sering menyerang pada saluran pencernaan. Penyakit ini dapat muncul pada ayam dalam kondisi immunosuppressive atau akibat pemberian antibiotik yang berkepanjangan serta adanya infeksi sekunder bakteri, viral maupun dalam keadaan kekurangan vitamin A. Gejala klinis yang paling sering ditemukan adalah gangguan pada saluran pencernaan. Pada infeksi yang lebih parah, dapat berlanjut menjadi statis/penebalan tembolok dan berakibat pada malnutrisi. Pada kasus ini biasanya infeksi/penebalan tembolok, radang proventrikulus serta usus dapat terjadi secara bersamaan.
Apabila kondisi tembolok sudah membesar seperti pada gambar di atas, maka tidak ada obat yang efektif untuk menyembuhkannya. Lebih baik ayam dengan kondisi demikian segera diafkir agar tidak menambah cost pakan. Sedangkan pada ayam yang belum terlalu parah dapat diberikan obat tembolok dengan dosis 3 x 30 ml, dicekokkan langsung ke dalam mulut. Tembolok di pijat sampai lunak, diusahakan isinya dimuntahkan, jika perlu kepala dapat diarahkan ke bawah.
Apabila kasusnya teridentifikasi akibat jamur Candida albicans, maka dapat diberikan Nistatin oral 300.000 unit/kg BB setiap 8 jam atau Flucytosine yang diberikan peroral dengan dosis 60 mg/kg BB setiap 12 jam
Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
- Perbaikan manajemen kandang termasuk cek secara rutin kondisi kandang/tempat pakan agar tidak ada tali yang berceceran, paku, kawat atau benda asing lainnya yang memicu ayam untuk makan. Pastikan ayam mendapat jumlah pakan yang sesuai.
- Perbaikan manajemen pakan mulai saat pakan datang, penyimpanan maupun saat di berikan ke ayam guna meminimalkan pertumbuhan jamur (Candida albicans). Perhatikan juga agar pemberian pakan tidak telat serta ukuran partikel pakan sesuai
- Mengurangi faktor penyebab immunosuppressant termasuk stres
- Desinfeksi peralatan pakan/minum dengan menggunakan Medisep/Neo Antisep
- Menjaga stamina ayam agar selalu dalam kondisi prima dengan pemberian multivitamin seperti Vita Stress/Fortevit