Kanibalisme pada ayam adalah mematuk bahkan memakan kawan sendiri,kanibalisme pada ayam kampung dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu ayam kekurangan zat makanan, misalnya protein, mineral dan air minum. Untuk selangkapmya berikut penyebab dan cara penanganan kanibalisme pada ayam;
Faktor Penyebab
Faktor Penyebab
- Ayam kekurangan pakan dan defisiensi mineral (batu-batuan (grit), mineral (NaCI dan Kalsium) dan kandungan nutrisi lainnya) juga akan memicu timbulnya sifat kanibalisme. Pada ayam petelur, ayam mematuk telurnya untuk menambah kekurangan kalsium. Pada ayam broiler ayam akan mematuk bulu, pial, jari-jari kaki ayam lainnya, bahkan hal ini jika terlalu parah dapat mengakibatkan kematian (www.sentralternak.com)
- Kepadatan populasi dalam kandang dapat mengakibatkan suhu ruang meningkat, sehingga mengakibatkan ayam akan saling berebut atau bertarung yang menyebabkan kanibalisme untuk mendapatkan tempat yang nyaman. (www.docayamkampungsuper.com)
- Keseragaman umur ternak sangat penting karena kebanyakan ternak yang lebih dewasa akan menyerang ternak yang lebih muda, hal ini berakibat fatal jika saat pematukan mengenai mata atau organ lainnya yang menyebabkan cacat.
- Kondisi suhu kandang yang terlalu dan lembab akan mengakibatkan unggas menjadi stress. Hal ini dapat memicu timbulnya kanibalisme karena ternak berusaha melepaskan panas tubuh dengan mencari tempat yang nyaman.
- Kurang tempat makan dan minum baik dari segi jumlah maupun luasnya.hal ini ayam akan berebut untuk makan ataupun minum. Sifat alamiah ternak akan saling memperebutkan makanan. Mereka akan saling mematuk satu sama lain jika tempat pakan yang tersedia terlalu sedikit.
- kutu, caplak, tungau, dan pinjal juga menyebabkan kanibalisme karena rasa gatal dan ayam akan mematuk-matuk tubuhnya bahkan sampai berdarah (www.infoagrobisnis.com)
- Ayam cenderung menyerang warna merah (jengger), hal ini sering terjadi pada ayam kampung dan ayam petelur. Ayam akan mematuk jengger unggas lainnya. Sifat ini sifat alami ayam
Cara Penanganan
- Cara mengatasinya adalah dengan menambah pakan dan air bersih, kalau perlu air minum ditambah dengan sedikit garam dapur, yaitu 5g/liter air selama dua (2) hari berturut-turut
- Populasi kepadatan ayam dalam kandang dikurangi supaya banyak menyisakan ruang gerak. Sehingga ternak dapat dengan mudah melepas panas tubuhnya. Kepadatan kandang sebaiknya 11-12 per meter persegi, hal ini untuk daerah pegunungan. Untuk memelihara dalam bentuk koloni, sebaiknya umur ternak harus seragama, karena unggas yang lebih muda akan menjadi sasaran kanibalisme.
- Suhu ruangan kandang diharuskan tetap segar dan kelembapan tetap baik tentunya dengan fentilasi kandang yang baik. Suhu ideal untuk unggas sekitar 33° C.
- Takaran pakan diberikan sedikit lebih banyak dan diberikan secara merata agar semuanya mempunyai akses terhadap pakan. Untuk tempat pakan dapat disesuaikan dengan umur ternak dan jumlah populasi ternak.
- Melakukan sanitasi kandang dengan membersihkan kandang, dicuci dan disemprot dengan Antiseptik disinfektan untuk membunuh kutu, caplak. Pinjal tungau dengan obat anti kutu (Kututox atau Kututox-S). Untuk mengatasi lalat didalam kandang dengan penyemprotan obat anti lalat.
- Debeaking (potong paruh) yaitu memotong sedikit paruh ayam agar tidak melukai ketika dipakai untuk mematuk sesamanya. Pemotongan paruh yang dilakukan pada DOC (Day Old Chiken) atau anak ayam berumur dibawah 1 minggu juga memberikan keuntungan dalam hal penanganan jauh lebih mudah dan paruhnya masih lunak, disamping itu apabila ayam mengalami stress akibat pemotongan paruh maka masih tersedia waktu yang cukup panjang untuk mengembalikan kondisinya kepada keadaan semula. Debeaking pada umur muda biasanya dilakukan pada tipe petelur, yaitu umur 10 - 14 minggu dan 3 - 4 minggu sebelum periode produksi yaitu umur 18 – 20 minggu.