Air merupakan salah satu komponen yang penting dalam peternakan ayam. Air digunakan sebagai pembawa vaksin, antibiotik, ataupun obat-obatan lainnya. Namun di satu sisi, air juga bisa menjadi sumber penyakit apabila higienitasnya tidak terjaga. Semua peternak ayam, misalnya sektor Layer pada dasarnya menginginkan output yang baik, yaitu produksi telur tinggi, kualitas kerabang memuaskan, menekan FCR, dan menghemat cost operasional. Ayam layer diharapkan bisa mencapai puncak produksi dan telur yang dihasilkan bisa memenuhi kriteria konsumen di pasaran (ukuran kecil, besar, warna putih, warna coklat, dsb). Untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut, diperlukan manajemen pemeliharaan yang maksimal, salah satunya adalah sistem air minum/kualitas air minum yang baik.
Kualitas Air Minum yang Baik
Kriteria air minum dengan kualitas yang baik adalah bersih, jernih, segar, tidak ada rasa, dan bebas dari kontaminan. Tempat air minum harus diletakkan pada posisi yang tepat sehingga ayam bisa dengan mudah memperoleh air minum sesuai kebutuhannya. Ada dua poin penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kualitas air, yaitu sumber air minum (air PAM, sumur, air permukaan, dsb) dan sistem pemberiannya (drinker, bak air, nipple, pipeline/paralon).
Air PAM secara normal merupakan sumber air yang aman. Air sumur terkadang bisa digunakan sebagai sumber air minum tetapi harus dilakukan beberapa treatment sehingga layak untuk air minum ayam. Peternak disarankan untuk memeriksa kualitas air tanah/sumur secara teratur (minimal1 tahun sekali) untuk mengetahui kandungan mineral, pH, dan kekerasan air (water hardness). Kekerasan air adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur unsure-unsur terlarut dalam air seperti kalsium, garam magnesium, dan unsur alam lainnya.
Air permukaan (Surface water) yang berasal dari sungai, laut, danau, dan sebagainya, semestinya tidak digunakan untuk air minum ayam karena beresiko terhadap kontaminasi patogen. Hal ini terkait dengan penyebaran penyakit Avian influenza yang dibawa oleh unggas air yang bermigrasi dari satu tempat ke tempat lainnya kemudian membuang kotoran terkontaminasi penyakit di tempat mereka hinggap. Setelah kita melakukan inspeksi pada sumber airnya, maka langkah selanjutya yang harus dipastikan adalah kualitas air selama berada di pipa/saluran sampai di nipple/drinker. Agar kebersihan pipa air tetap terjaga lebih lama, misalnya di layer/breeder, sistem pengairan harus dibersihkan dan didesinfeksi secara regular. Pengecekan sebaiknya dilakukan 3 bulan sekali,
Apabila hendak melakukan desinfeksi air atau flushing pipa di antara siklus produksi, gunakan desinfektan yang aman, non toxic, dan berikan sesuai dosis rekomendasi yang tertera di kemasan. Hati-hati dalam menggunakan golongan desinfektan yang bersifat asam. Apalagi ditambah kondisi pH air yang cukup rendah, bisa menimbulkan efek korosif dan ayam berhenti minum. Dampak ini juga ditemukan pada kondisi air dengan level klorin tinggi. Selain itu, penggunaan organic acid tunggal sebagai sanitizer air dalam periode yang terlalu panjang juga bisa menyebabkan pertumbuhan khamir (yeast) dan cendawan (moulds) dalam air.
Berikut ini adalah parameter kualitas air minum yang baik.
Kualitas Air Minum yang Baik
Kriteria air minum dengan kualitas yang baik adalah bersih, jernih, segar, tidak ada rasa, dan bebas dari kontaminan. Tempat air minum harus diletakkan pada posisi yang tepat sehingga ayam bisa dengan mudah memperoleh air minum sesuai kebutuhannya. Ada dua poin penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kualitas air, yaitu sumber air minum (air PAM, sumur, air permukaan, dsb) dan sistem pemberiannya (drinker, bak air, nipple, pipeline/paralon).
Air PAM secara normal merupakan sumber air yang aman. Air sumur terkadang bisa digunakan sebagai sumber air minum tetapi harus dilakukan beberapa treatment sehingga layak untuk air minum ayam. Peternak disarankan untuk memeriksa kualitas air tanah/sumur secara teratur (minimal1 tahun sekali) untuk mengetahui kandungan mineral, pH, dan kekerasan air (water hardness). Kekerasan air adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur unsure-unsur terlarut dalam air seperti kalsium, garam magnesium, dan unsur alam lainnya.
Air permukaan (Surface water) yang berasal dari sungai, laut, danau, dan sebagainya, semestinya tidak digunakan untuk air minum ayam karena beresiko terhadap kontaminasi patogen. Hal ini terkait dengan penyebaran penyakit Avian influenza yang dibawa oleh unggas air yang bermigrasi dari satu tempat ke tempat lainnya kemudian membuang kotoran terkontaminasi penyakit di tempat mereka hinggap. Setelah kita melakukan inspeksi pada sumber airnya, maka langkah selanjutya yang harus dipastikan adalah kualitas air selama berada di pipa/saluran sampai di nipple/drinker. Agar kebersihan pipa air tetap terjaga lebih lama, misalnya di layer/breeder, sistem pengairan harus dibersihkan dan didesinfeksi secara regular. Pengecekan sebaiknya dilakukan 3 bulan sekali,
Apabila hendak melakukan desinfeksi air atau flushing pipa di antara siklus produksi, gunakan desinfektan yang aman, non toxic, dan berikan sesuai dosis rekomendasi yang tertera di kemasan. Hati-hati dalam menggunakan golongan desinfektan yang bersifat asam. Apalagi ditambah kondisi pH air yang cukup rendah, bisa menimbulkan efek korosif dan ayam berhenti minum. Dampak ini juga ditemukan pada kondisi air dengan level klorin tinggi. Selain itu, penggunaan organic acid tunggal sebagai sanitizer air dalam periode yang terlalu panjang juga bisa menyebabkan pertumbuhan khamir (yeast) dan cendawan (moulds) dalam air.
Berikut ini adalah parameter kualitas air minum yang baik.
Setelah peternak yakin telah memberikan air minum dengan kualitas yang baik, maka langkah selanjutnya yang harus diperhatikan adalah apakah tempat air minum bisa dijangkau oleh ayam? Kemudian untuk DOC yang baru masuk, apakah tersedia penerangan yang cukup untuk menemukan sumber air? Apakah dilakukan flushing pada pipa air minum sebelum chick in? Apakah tinggi tempat minum sesuai dengan postur tubuh ayam (DOC, pullet,dsb)? Apakah menggunakan nipple atau paralon? Apabila menggunakan nipple, apa jenis nipplenya dan apakah anak ayam bisa mengaktivasi nipplenya dengan mudah? Apakah jumlah drinker di kandang anda sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan ayam? Berapa tekanan air yang digunakan?
Beberapa pertanyaan di atas seringkali menjadi perhatian bagi peternak baik untuk DOC maupun ayam dewasa. Namun untuk ayam dewasa parameter yang paling penting diperhatikan adalah rasio intake pakan dan air. Air tidak hanya berfungsi sebagai nutrient yang sangat penting namun juga berfungsi sebagai carier untuk vaksinasi,obat-obatan, dan multivitamin. Kelarutan beberapa antibiotic dan kemoterapetik dipengaruhi oleh pH air dan keberadaan mineral. Mineral, obat-obatan, dan komponen lain yang ditambahkan ke air bisa membentuk biofilm dalam saluran air minum. Sejumlah besar bakteri melakukan perlekatan pada lapisan biofilm tersebut. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa saluran air minum harus dibersihkan/diflushing secara berkala.
Jadi kesimpulannya, ayam harus memiliki akses yang mudah untuk mendapatkan air minum dengan kualitas baik dan perlu dilakukan pengecekan kualitas dan higienitas air minum secara berkala. Ketika ayam tidak mau minum, maka ayam tidak mau makan dan pada akhirnya tidak bisa berproduksi.
(sumber: novindo.co.id)