Saat datang musim hujan, ada berbagai macam penyakit ayam yang perlu diwaspadai yang harus perlu diperhatikan yaitu kelembaban litter ataupun bagian bawah kandang (kotoran ayam) dan lingkungan kandang serta gudang penyimpanan pakan dan bahan baku pakan.
Berikut berbagai macam penyakit ayam yang perlu diwaspadai saat musim hujan :
1. Kolibasilosis
Sumber air seringkali bercampur dengan air permukaan, saat musim hujan tiba. Hal ini akan memperbesar kemungkinan terkontaminasinya air minum dengan bibit penyakit, termasuk Escherichia coli yang merupakan penyebab penyakit kolibasilosis. Kalau ayam sudah terserang kolibasilosis, akan menimbulkan banyak kerugian diantaranya : gangguan pertumbuhan, penurunan produksi dan kualitas telur serta dapat menyebabkan penyakit komplikasi yang sulit untuk diobati.
Kolibasilosis dalam saluran pencernaandapat menyebabkan radang usus. Jika dilakukan bedah bangkai maka akan terlihat usus kemerahan, isi usus encer ber warna kekuningan dan bercampur busa. Diagnosa secara tepat dapat dibantu dengan identifikasi dan isolasi kuman.
Pencegahan :
Pengobatan :
Ada beberapa jenis bahan aktif antibiotika yang bisa dipilih, antara lain : Neomycin, Colistin, Tetracycline, golongan Sulfa dan Trimethroprim serta turunan Quinolon. Untuk membantu keberhasilan pengobatan, disarankan untuk melakukan uji sensitivitas. Karena saat ini banyak kuman Escherichia coli yang sudah resisten terhadap berbagai jenis antibiotika.
2. Penyakit Cacingan.
Salah satu siklus hidup cacing adalah fase telur. Telur ini banyak terdapat pada litter atau kotoran yang basah dan lembab. Beberapa cacing sering menyebabkan penyakit cacingan yang umumnya kurang disadari oleh peternak.
Ayam yang terserang penyakit cacingan, terkadang tidak menunjukkan gejala yang menciri, sehingga seringkali para peternak kurang memperhatikannya. Padahal pada banyak kasus, seringkali menyebabkan banyak kerugian. Terutama akibat serangan kelompok cacing gilig (Ascaridia galli)dan kelompok cacing pita (Raileitina sp.). Diantaranya :
Pencegahan :
Pengobatan :
3. Penyakit Akibat Racun Jamur (Aflatoxin).
Gudang penyimpanan pakan dan jagung atau kandang yang bocor sehingga pakan basah akibat terkena air hujan, tatalaksana atau cara penyimpanan pakan atau jagung yang salah (meletakkan pakan atau jagung langsung pada lantai tanpa menggunakan pallet ), ataupun menyimpan/membeli jagung yang masih mempunyai kadar air yang tinggi tanpa melalui pengeringan terlebih dahulu, seringkali menjadi penyebab terjadinya kasus penyakit yang disebabkan oleh jamur.
Gejala klinis yang muncul bisa berupa ganggunan pencernaan (diare), gangguan pertumbuhan, gangguan syaraf dan gangguan pigmentasi kulit. Pada bedah bangkai nampak adanya lesi atau luka pada rongga mulut (pada kasus yang kronis dapat berupa keropeng pada sudut dalam rongga mulut), warna kemerahan pada mukosa saluran pencernaan. Hati yang berwarna belang kekuningan dengan kandung empedu yang membesar, pengecilan limpa, bursa fabricius dan thymus.
Penyakit akibat jamur ini juga dapat menyebabkan penurunan produksi telur yang cepat, penurunan berat badan, penurunan konsumsi pakan, penipisan kerabang telur, perubahan warna kerabang dari coklat menjadi pucat, terkadang muncul kejadian jengger dan pial yang berwarna kebiruan, serta penurunan kekebalan terhadap penyakit lain.
Pencegahan :
Berikut berbagai macam penyakit ayam yang perlu diwaspadai saat musim hujan :
1. Kolibasilosis
Sumber air seringkali bercampur dengan air permukaan, saat musim hujan tiba. Hal ini akan memperbesar kemungkinan terkontaminasinya air minum dengan bibit penyakit, termasuk Escherichia coli yang merupakan penyebab penyakit kolibasilosis. Kalau ayam sudah terserang kolibasilosis, akan menimbulkan banyak kerugian diantaranya : gangguan pertumbuhan, penurunan produksi dan kualitas telur serta dapat menyebabkan penyakit komplikasi yang sulit untuk diobati.
Kolibasilosis dalam saluran pencernaandapat menyebabkan radang usus. Jika dilakukan bedah bangkai maka akan terlihat usus kemerahan, isi usus encer ber warna kekuningan dan bercampur busa. Diagnosa secara tepat dapat dibantu dengan identifikasi dan isolasi kuman.
Pencegahan :
- Lakukan sanitasi yang ketat baik terhadap kandang, lingkungan kandang, operator dan sumber air.
- Hindari perlakuan yang dapat meningkatkan stress pada ayam.
Pengobatan :
Ada beberapa jenis bahan aktif antibiotika yang bisa dipilih, antara lain : Neomycin, Colistin, Tetracycline, golongan Sulfa dan Trimethroprim serta turunan Quinolon. Untuk membantu keberhasilan pengobatan, disarankan untuk melakukan uji sensitivitas. Karena saat ini banyak kuman Escherichia coli yang sudah resisten terhadap berbagai jenis antibiotika.
2. Penyakit Cacingan.
Salah satu siklus hidup cacing adalah fase telur. Telur ini banyak terdapat pada litter atau kotoran yang basah dan lembab. Beberapa cacing sering menyebabkan penyakit cacingan yang umumnya kurang disadari oleh peternak.
Ayam yang terserang penyakit cacingan, terkadang tidak menunjukkan gejala yang menciri, sehingga seringkali para peternak kurang memperhatikannya. Padahal pada banyak kasus, seringkali menyebabkan banyak kerugian. Terutama akibat serangan kelompok cacing gilig (Ascaridia galli)dan kelompok cacing pita (Raileitina sp.). Diantaranya :
- Pertumbuhan yam yang terhambat.
- Konversi pakan yang tidak baik.
- Penurunan produksi telur
Pencegahan :
- Lakukan sanitasi yang ketat terhadap kandang dan lingkungan kandang.
- Jaga agar litter atau kotoran tetap kering. Dapat juga dilakukan pengeluaran kotoran yang basah atau lembab dari kandang.
- Kontrol populasi serangga di kandang, terutama lalat (Musca domestica) yang merupakan penyebar mekanis dari telur maupun larva cacing.
Pengobatan :
- Untuk pengobatan cacing gilig dapat digunakan Piperazine ataupun Levamisole melalui air minum.
- Untuk cacing pita, dapat diobati dengan Albendazole melaui air minum atau Niklosamid melalui pakan.
3. Penyakit Akibat Racun Jamur (Aflatoxin).
Gudang penyimpanan pakan dan jagung atau kandang yang bocor sehingga pakan basah akibat terkena air hujan, tatalaksana atau cara penyimpanan pakan atau jagung yang salah (meletakkan pakan atau jagung langsung pada lantai tanpa menggunakan pallet ), ataupun menyimpan/membeli jagung yang masih mempunyai kadar air yang tinggi tanpa melalui pengeringan terlebih dahulu, seringkali menjadi penyebab terjadinya kasus penyakit yang disebabkan oleh jamur.
Gejala klinis yang muncul bisa berupa ganggunan pencernaan (diare), gangguan pertumbuhan, gangguan syaraf dan gangguan pigmentasi kulit. Pada bedah bangkai nampak adanya lesi atau luka pada rongga mulut (pada kasus yang kronis dapat berupa keropeng pada sudut dalam rongga mulut), warna kemerahan pada mukosa saluran pencernaan. Hati yang berwarna belang kekuningan dengan kandung empedu yang membesar, pengecilan limpa, bursa fabricius dan thymus.
Penyakit akibat jamur ini juga dapat menyebabkan penurunan produksi telur yang cepat, penurunan berat badan, penurunan konsumsi pakan, penipisan kerabang telur, perubahan warna kerabang dari coklat menjadi pucat, terkadang muncul kejadian jengger dan pial yang berwarna kebiruan, serta penurunan kekebalan terhadap penyakit lain.
Pencegahan :
- Lakukan tatalaksana penyimpanan pakan dan bahan baku pakan yang baik. Segera lakukan penanganan pada atap yang bocor, serta letakkan pakan ataupun jagung dan bahan baku pakan lainnya lebih tinggi dari lantai (bisa dengan cara meletakkannya diatas pallet).
- Dapat dilakukan penambahan Gentian violet atau Natrium propionat (Sodium propionat) pada pakan untuk menekan pertumbuhan jamur.
- Memperpendek waktu penyimpanan pakan atau bahan baku pakan.
(sumber: pkppullet.blogspot.com)