Ayam ketawa adalah ayam yang sangat unik, ayam ini berkokok mirip manusia yang sedang tertawa.Ayam ketawa saat ini banyak di cari orang sebagai hewan peliharaan karena warnanya yang bagus dan kokoknya yang unik.
Sebagaimana diketahui, habitat ayam ketawa ini berasal dari Kabupaten Sidrap, 183 km arah utara Makasar. Konon, ayam jenis ini hanya dipelihara di lingkungan Keraton Bugis, terutama kalangan bangsawan. Hal ini karena dapat mencitrakan status sosial bagi bangsawan tersebut.
Seiiring dengan perkembangan zaman dan sejalan dengan kebijakan yang ditempuh Pemerintah Sidrap agar populasi ayam ketawa tidak punah, maka masyarakat umum diperkenankan memelihara dan mengembangbiakkan ayam tersebut.
Atas upaya itu populasi unggas yang dilindungi itu dapat meningkat dan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, antara lain di Makassar sendiri, Blitar, Madiun, Yogyakarta, juga Semarang.
Ayam ketawa ini memang mempunyai keunikan pada suaranya saat berkokok, yaitu pada durasi akhir kokoknya suaranya mirip orang ketawa.Jika interval nada tawanya cepat disebut garatek, jika interval kokoknya lambat disebut gaga, sedangkan yang kokok tawanya mendayu-dayu dinamai dodo.
Ayam Ketawa ini sering dikonteskan seni suara ketawanya. Yang menarik dalam satu kali kontes pesertanya bisa mencapai 700 sampai 800 ekor ayam ketawa. Cara penjuriannya hampir sama dengan kontes lomba burung perkutut, tapi bedanya kontes ayam ketawa ini tidak memakai kurungan, cuman batang bambu atau kayu berbentuk huruf "T" yang dipasang sebagai tempat berdiri Ayam ketawa ini.
Banyak peternak yang mendapat keuntungan berlipat ganda karena memelihara ayam ketawa ini.Cara mengembang biakkannya pun cukup mudah, karena ayam ketawa ini karakternya tidak jauh berbeda dari ayam pada umumnya, perawatannya relatif lebih gampang,
Ayam ketawa ini termasuk ke dalam salah satu jenis unggas yang dilindungi karena hampir punah. Jadi untuk mendapatkannya lumayan susah.Apalagi karena belum banyak diternakkan, harganya pun masih melambung tinggi.
Sebagaimana diketahui, habitat ayam ketawa ini berasal dari Kabupaten Sidrap, 183 km arah utara Makasar. Konon, ayam jenis ini hanya dipelihara di lingkungan Keraton Bugis, terutama kalangan bangsawan. Hal ini karena dapat mencitrakan status sosial bagi bangsawan tersebut.
Seiiring dengan perkembangan zaman dan sejalan dengan kebijakan yang ditempuh Pemerintah Sidrap agar populasi ayam ketawa tidak punah, maka masyarakat umum diperkenankan memelihara dan mengembangbiakkan ayam tersebut.
Atas upaya itu populasi unggas yang dilindungi itu dapat meningkat dan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, antara lain di Makassar sendiri, Blitar, Madiun, Yogyakarta, juga Semarang.
Ayam ketawa ini memang mempunyai keunikan pada suaranya saat berkokok, yaitu pada durasi akhir kokoknya suaranya mirip orang ketawa.Jika interval nada tawanya cepat disebut garatek, jika interval kokoknya lambat disebut gaga, sedangkan yang kokok tawanya mendayu-dayu dinamai dodo.
Ayam Ketawa ini sering dikonteskan seni suara ketawanya. Yang menarik dalam satu kali kontes pesertanya bisa mencapai 700 sampai 800 ekor ayam ketawa. Cara penjuriannya hampir sama dengan kontes lomba burung perkutut, tapi bedanya kontes ayam ketawa ini tidak memakai kurungan, cuman batang bambu atau kayu berbentuk huruf "T" yang dipasang sebagai tempat berdiri Ayam ketawa ini.
Banyak peternak yang mendapat keuntungan berlipat ganda karena memelihara ayam ketawa ini.Cara mengembang biakkannya pun cukup mudah, karena ayam ketawa ini karakternya tidak jauh berbeda dari ayam pada umumnya, perawatannya relatif lebih gampang,
Ayam ketawa ini termasuk ke dalam salah satu jenis unggas yang dilindungi karena hampir punah. Jadi untuk mendapatkannya lumayan susah.Apalagi karena belum banyak diternakkan, harganya pun masih melambung tinggi.
sumber: ayamketawajog.blogspot.com