Program disinfeksi untuk air minum biasanya dengan pemberian zat-zat seperti fenol, alcohol, iodine, cuka hydrogen peroksida,ozon, detergen sintesis ataupun dengan klorin (Cl2 Aktif). Dari kesemua bahan tersebut klorinlah yang paling sering dipakai peternak. Caranya adalah dengan memasukan 3-5 ppm klorin ke dalam air minum. Dipasaran, klorin uumnya dijual dalam bentuk kaporit atau calcium hypochlorite (CaOCl2). Jika kaporitnya murni, maka untuk memperoleh kadar air yang tepat untuk air minum dibutihkan 6-10 gram kaporit tiap 1000 litter air. Namun jika kaporit yang dimiliki berkonsentrasi 50% berarti dosis kaporit yang digunakan menjadi dua kalinya yakni 12-20 gram tiap 1000litter air.Dosis klorin ini benar-benar harus dicermati karena jika takarannya kurang maka bakteri pathogen atau bakteri pembawa penyakit tidak akan terbunuh. Sebaliknya, jika kelebihan, ayam tidak mau minum karena baud an rasanya yang tidak menyenangkan. Dengan dosi yang tepatpun kadang kala dapat mengubah rasa dan bau air. Maka untuk mencegah penurunan konsumsi air minum karena pengaruh kaporit, disarankan untuk membiarkan terlebih dahulu air yag telah ditambahkan kaporit minimal 8 jam sebelum pemberian. Namun saat ini telah tersedia klorin dalam bentuk tablet yang lebih stabil dan lebih mudah dalam pemakaiannya. Dosisnyapun telah diatur dengan takaran yang pas sehingga aplikasi atau penggunaanya akan lebih mudah.
Secara umum, efektifitas proses klorinasi sangat bergantung pada jumlah klorin yang kontak dengan mikroorganisme pathogen dalam air, lama waktu kontak, suhu air dan keasaman air (pH). Air yang mengandung lumpur akan sulit dibasmi mikroorganismenya karena mikroorganisme tertutup oleh lumpur. Suhu juga sangat berpengaruh, jika suhu rendah maka waktu kontak dengan mikroorganisme juga akan lebih lama. Sebagai patokan, air yang bersuhu 18 derajat selsius membutuhkan waktu 30 menit agar proses klorinasi berjalan efektif. Sedangkan pH atau keasaman air yang efektif adalah yang berkisar antara 6,8-7,7. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, air yang mengandung klorin tidak boleh digunakan untuk melarutkan vaksin, obat ataupun vitamin karena dapat merusak ketiga obat tersebut (kecuali obat-obatan atau vitamin yang telah disebutkan oleh produsennya dapat tahan dalam air berklorin).
Walaupun bermanfaat membunuh kuman dalam air, namun klorin mempunyai kelemahan yaitu pertama :klorin hanya membunuh kuman yang ada dalam air sedangkan yang ada dalam biofilm tidak terbunuh. Biofilm adalah zat atau kultur yang menempel pada dinding-dinding peralatan airz minum, saluran air dan tangki air yang disana ada bakteri pembawa penyakit (bakteri pathogen) yang bersembunyi. Kelemahan yang kedua dari klorin adalah bahwa zat ini terkadang tidak stabil dan terbebas lepas ke udara. Kelemahan yang ketiga dari klorin adalah proses klorinasi meninggalkan senyawa residu trihalo metana (THM) yang menyebabkan kanker. Demikian juga jika bereaksi dengan organic compound maka akan menyebabkan kanker.
Karena kelemahan-kelemahan tersebut banyak peternak memilih menggunakan cara lain selain klorin. Dewasa ini telah banyak produk disinfektan air yang ditawarkan perusahaan dengan dosis dan cara kerja yang baik membunuh mikroorganisme beserta biofilm yang menempel pada dinding tempat air minum maupun tangki air.
Selain menggunakan klorin untuk mencegah kejadian kolibasilosis, anda juga dapat menambahkan imunose pada air minum ayam. Cara kerja imunose adalah dengan mengikat bakteri pathogen agar tidak dapat melekat pada vili usus sehingga bakteri hanya numpang lewat saja dan kemudian dikeluarkan lewat feces. Sebagaimana diketahui bahwa bakteri mempunyai protein permukaan yang disebut lectin yang berfugsi sebagai perekat atau bias dikatakan ‘plesternya’ bakteri pada vili usus. Nah, ketika bakteri masuk dalam usus maka lectin ini langsung nempel pada vili usus dan sulit lepas. Akan tetapi, jika bakteri ini masuk kedalam usus unggas yang pada air minumnya diberi imunose, maka lectin atau plesternya bakteri ini akan langsung tertempel Mannan Oligosaccharides yang terdapat pada imunose. Untuk lebih mudah, dapat anda bayangkan sebuah plester yang tertempel pasir, akibatnya plester tersebut tidak dapat berfungsi sebagai plester lagi karena tidak dapat lagi digunakan untuk melekat. Seperti itulah kerja Mannan Oligosaccharides terhadap Lectin yang terdapat pada bakteri. Adapun bakteri-bakteri yang mampu dihambat perlekatannya antara lain : E. coli, Salmonella typhimurium, Salmonella enteritidis, Proteus morganii, K. pneumonia, Citrobacter diversus dll
Secara umum, efektifitas proses klorinasi sangat bergantung pada jumlah klorin yang kontak dengan mikroorganisme pathogen dalam air, lama waktu kontak, suhu air dan keasaman air (pH). Air yang mengandung lumpur akan sulit dibasmi mikroorganismenya karena mikroorganisme tertutup oleh lumpur. Suhu juga sangat berpengaruh, jika suhu rendah maka waktu kontak dengan mikroorganisme juga akan lebih lama. Sebagai patokan, air yang bersuhu 18 derajat selsius membutuhkan waktu 30 menit agar proses klorinasi berjalan efektif. Sedangkan pH atau keasaman air yang efektif adalah yang berkisar antara 6,8-7,7. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, air yang mengandung klorin tidak boleh digunakan untuk melarutkan vaksin, obat ataupun vitamin karena dapat merusak ketiga obat tersebut (kecuali obat-obatan atau vitamin yang telah disebutkan oleh produsennya dapat tahan dalam air berklorin).
Walaupun bermanfaat membunuh kuman dalam air, namun klorin mempunyai kelemahan yaitu pertama :klorin hanya membunuh kuman yang ada dalam air sedangkan yang ada dalam biofilm tidak terbunuh. Biofilm adalah zat atau kultur yang menempel pada dinding-dinding peralatan airz minum, saluran air dan tangki air yang disana ada bakteri pembawa penyakit (bakteri pathogen) yang bersembunyi. Kelemahan yang kedua dari klorin adalah bahwa zat ini terkadang tidak stabil dan terbebas lepas ke udara. Kelemahan yang ketiga dari klorin adalah proses klorinasi meninggalkan senyawa residu trihalo metana (THM) yang menyebabkan kanker. Demikian juga jika bereaksi dengan organic compound maka akan menyebabkan kanker.
Karena kelemahan-kelemahan tersebut banyak peternak memilih menggunakan cara lain selain klorin. Dewasa ini telah banyak produk disinfektan air yang ditawarkan perusahaan dengan dosis dan cara kerja yang baik membunuh mikroorganisme beserta biofilm yang menempel pada dinding tempat air minum maupun tangki air.
Selain menggunakan klorin untuk mencegah kejadian kolibasilosis, anda juga dapat menambahkan imunose pada air minum ayam. Cara kerja imunose adalah dengan mengikat bakteri pathogen agar tidak dapat melekat pada vili usus sehingga bakteri hanya numpang lewat saja dan kemudian dikeluarkan lewat feces. Sebagaimana diketahui bahwa bakteri mempunyai protein permukaan yang disebut lectin yang berfugsi sebagai perekat atau bias dikatakan ‘plesternya’ bakteri pada vili usus. Nah, ketika bakteri masuk dalam usus maka lectin ini langsung nempel pada vili usus dan sulit lepas. Akan tetapi, jika bakteri ini masuk kedalam usus unggas yang pada air minumnya diberi imunose, maka lectin atau plesternya bakteri ini akan langsung tertempel Mannan Oligosaccharides yang terdapat pada imunose. Untuk lebih mudah, dapat anda bayangkan sebuah plester yang tertempel pasir, akibatnya plester tersebut tidak dapat berfungsi sebagai plester lagi karena tidak dapat lagi digunakan untuk melekat. Seperti itulah kerja Mannan Oligosaccharides terhadap Lectin yang terdapat pada bakteri. Adapun bakteri-bakteri yang mampu dihambat perlekatannya antara lain : E. coli, Salmonella typhimurium, Salmonella enteritidis, Proteus morganii, K. pneumonia, Citrobacter diversus dll
(sumber: dokterternak.com)