Aspek Pelaksanaan Vaksinasi
Untuk menjamin keberhasilannya, pelaksanaan vaksinasi perlu mempertmbangkan berbagai aspek terkait dengan kondisi unggas dan hal-hal lainnya. Berikut beberapa aspek pelaksanaan vaksinasi.
Untuk menjamin keberhasilannya, pelaksanaan vaksinasi perlu mempertmbangkan berbagai aspek terkait dengan kondisi unggas dan hal-hal lainnya. Berikut beberapa aspek pelaksanaan vaksinasi.
Kondisi Ayam
Agar efeknya optimal, vaksinasi perlu memperhatikan kondisi ayam yang akan diberi vaksin. Tujuannya, agar seelah vaksinasi, tidak hanya kekebalan tubuh ayam yang meningkat, tetapi juga sebisa mungkin tidak menimblkan efek amping. Berikut beberapa vaktor dari kondisi ayam yang harus diperhatikan saat vaksinasi.
Ayam harus sehat
Ketika melaksanakan vaksinasi ayam harus diperlakukan secara khusus agar terhindar dari stres fisik berlebihan.
Pelaksanaan vaksin harus sesuai dengan rekomendasi.
Umur ayam yang harus divaksin.
Ketika melaksanakan vaksinasi ayam harus diperlakukan secara khusus agar terhindar dari stres fisik berlebihan.
Pelaksanaan vaksin harus sesuai dengan rekomendasi.
Umur ayam yang harus divaksin.
Jadwal Vaksinasi
Pelaksanaan vaksinasi juga harus memperhitungkan waktu sebagai berikut.
Mengetahui waktu penyakit biasa menyerang sehingga vaksinasi dilakukan sebelum penyakit tersebut menyerang.
Jenis vaksin yang akan digunakan.
Tanggal perencanaan vaksin.
Laporan Kegiatan Vaksinasi
Setiap aktivitas vaksinasi harus tercatat dengan rapih dan dilaporkan tersendiri. Laporan ini berguna untuk melakukan evaluasi tingkat keberhasilan vaksinasi.
Tanggal pelaksanaan vaksinasi harus dicatat sebagai bahan untuk memantau hasil vaksinasi dan untuk keperluan administrasi.
Nama peruahaan dan nomor seri vaksin sebaiknya dicatat untuk memudahkan kontrol dan komplain jika ada masalah dengan vaksinasi.
Nama pelaksana vaksinasi harus dicatat karena kegagalan vaksinasi juga bisa disebabkan kesalahan pelaksana.
Menghindari Faktor yang bisa Mematikan Vaksin
Untuk menjaga kualitas, vaksin harus terhindar dari berbagai faktor berikut ini.
Sinar matahari langsung.
Kondisi panas seperti yang ditimbulkan oleh bara rokok. Karena itu, ketika sedang melakukan vaksinasi, petugas sebaiknya tidak merkok.
Deterjen dan disinfektan.
Pencampuran vaksin seperti mencampur vaksin hidup dengan pelarut, lalu dokocok dengan keras. Tindakan yang benar adalah mencampur vaksin dengan pelarut, lalu dogoyang perlahan dengan gerakan tangan membentuk angka delapan.
Pelaksanaan vaksinasi tidak sesuai dengan prosedur.
Penyimpanan tidak sesuai dengan rekomendasi produsen vaksn. Contohnya, vaksin harus disimpan di tempat yang memiliki temperatur 4-8 derajat celcius. Namun, pada pelaksanaannya, vaksin di simpan di freezer yang temperaturnya di bawah 0 derajat celcius.
Perlakuan Pascavaksinasi
Vaksinasi perlu disertai dengan perlakuan lain untuk mendapatkan hasil optimal. Berikut beberapa perlakuan setelah pelaksanaan vaksinasi.
Memberkan vitamin selama 3-5 hari, tergantung dari kondisi ayam.
Memusnahkan bekas vaksin. Memusnahkan botol atau bekas vaksin lainnya bisa dengan cara direbus atau dibakar. Peralatan vaksin seperti vaksination gun harus segera dibersihkan dan direbus.
Beberapa Jenis Penyakit yang Bisa Dicegah oleh Vaksinasi
Berikut beberapa jenis penyakit yang bisa dicegah melalui pelaksanaan vaksinasi, baik yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun protozoa.
1. Penyakit yang disebabkan oleh Virus
- Avian enccephalomyetis
- Fowl pol
- Gumboro (infectious bursal desease)
- Infectious bronchitis
- Laryngotracheitis
- Marek's desease
- Newcastle deseases
2. Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri
- Erysipelas
- Fowl cholera
- Penyakit bakteri campuran (mix bacterin)
3. Penyakit yang Disebabkan oleh Protozoa
Contoh penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang penularannya dapat dicegah melalui program vaksinasi adalah penyakit coccidiosis.
Cara Melaksanakan Vaksinasi
Ada beragam cara untuk melaksanakan vaksinasi. Saat ini, metode yang lazim dilakukan di antarannya vaksinasi melalui mata, hidung, mulut, penyuntikan, pakan, minum, dan penyemprotan.
Tetes Mata (Intra-ocular)
Vaksinasi tetes mata dilakukan dengan cara meneteskan vaksin ke mata ayam. Cara pelaksanaannya sebagai berikut.
Tuangkan pelarut ke dalam botol vaksin hingga terisi 2/3 bagian botol.
Tutup botol, lalu kocok secara perlahan hingga vaksin tercampur merata.
Ganti tutup botol dengan tutup botol untuk vaksin tetes mata.
Agar vaksin cepat habis, bagi vaksin menjadi 3-4 bagian yang dipakai secara bersamaan oleh vaksinator yang berbeda.
Tetes Hidung (Intranasal)
Seperti namanya, vaksin tetes hidung dilakukan dengan cara meneteskan vaksin ke dalam lubang hidung. Tahapan pelaksanaan vaksinasi ini sama seperti vaksinasi tetes mata.
Melalui Mulut atau Cekok (Intraoral)
Pada metode vaksinasi mulut, vaksin diumpankan ke ayam melalui mulutnya dengan cara dicekok. Pelaksanaan vaksinasi ini sama dengan cara vaksin melalui air minum. Perbedaannya, vaksinasi dilakukan pada ayam secara individu sehingga setiap ayam mendapatkan dosis vaksin yang sama.
Contohnya, 1.000 ekor ayam akan dicekok 0,5 cc/ekor, sehingga air yang diperlukan sebanyak 500cc. Satu vil vaksin (dosis untuk 1.000 ekor) diampur dengan air akuades hingga 2/3 volume botol vaksin dan diaduk hingga tercampur merata. Setelah dituangkan ke dalam 500cc akuades. Larutan vaksin diaplikasikan melalui mulut atau dicekok.
Suntik Daging (Intramuscular)
Vaksinasi suntik daging dilaksanakan dengan cara menyuntikkan vaksin ke dalam daging. Biasanya, penyuntikan dilakukan di bagian dada dan paha. Vaksin yang disutikkan bisa berupa vaksin yang masih hdup atau sudah mati. Cara pencampuran vaksin dan banyaknya air yang dibutuhkan untuk vaksin hidup sama seperti pada vaksinasi melalui mulut. Namun, tentu saja, vaksinasi dilakukan melalui jarum sunik. Adapun pelaksanaan vaksinasinya sebagai berikut.
Sebelum digunakan, kocok vaksin ecara hati-hati hingga tercampur merata.
Suntikkan vaksin ke daging dengan dosis sesuai anjuran.
Semua peralatan yang digunakan harus steril, baik ketika melakukan vaksinasi maupun setelah digunakan.
Suntik Bawah Kulit (Subcutaneous)
Vaksinasi suntik bawah kulit dilaksanakan dengan cara mentuntikkan vaksin di bawah kulit, biasanya di area sekitar leher. Pelaksanaannya sama dengan persiapan melakukan vaksinasi suntik daging.
Melalui Air Minum (Drinking Water)
Pada vaksinasi melalui air minum, vaksin dituangkan ke dalam air yang disediakan untuk minum ayam. Air yang digunakan untuk melarutkan vaksin harus bersih dan bebas klorin. Peralatan yang harus dipakai harus bebas dari disinfektan lebih dari dua hari. Untuk memperpanjang umur vaksin, tambahkan 2-5 gram skim per liter air (tergantung dari kondisi air) ke dalam air.
Sebagai contoh, jumlah air yang digunakan untuk vaksinasi 1.000 ekor ayam yang berumur 7-4 hari adalah 10-14 hari adalah 10-20 liter. Sementara itu, ayam yang sudah dicampur dengan vaksin harus segera diberikan secara merata kepada ayam. Sebelum diberikan vaksin, ayam harus dipuasakan selama 1 jam. Disamping itu, tempat minum ayam harus terhindar dari sinar matahari langsung.
Penyemprotan (Spray)
Vaksinasi dengan cara penyemprotan sering digunakan untuk memberikan vaksin kepada ayam yang baru berumur satu hari. Sebelum ayam tersebut dimasukkan ke dalam kandang pemanas, alat semprot yang akan digunakan harus sudah terpasang sehingga boks ayam bisa langsung dimasukkan ke dalam kotak sprayer. Setelah semua peralatan siap, vasinasi segera dilaksanakan dengan cara menyemprotkan vaksin sebanyak 1-2 kali. Aplikasi vaksinasi untuk ayam besar dilakukan dengan menggunakan sprayer khusus. Aplikasi ini akan lebih efektif jika dilakukan di lingkungan yang terkontrol atau tidak banyak angin.
Tusuk Sayap (Wing web)
Vaksinasi tusuk sayap dilaksanakan dengan cara menusukkan jarum di sekitar selaput sayap ayam dari arah bagian dalam sayap. Cara melarutkan vaksin metode ini sama dengan cara melarutkan vaksin melalui tetes mata. Pelarut yang digunakan biasanya pelarut khusus untuk vaksinasi melalui tusuk sayap. Alat yang dipakai dalam vaksinasi ini berupa jarum bercabang dua.
Melalui Pakan (Feeding)
Vaksinasi melalui pakan dilaksanakan dengan cara mencampurkan vaksin ke dalam pakan ayam. Cara ini biasanya digunakan untuk pengaplikasian vaksin cocci. Pakan yang dipakai harus bebas dari preparat anticocci (amprolium, sulfaquinoxaline, dan preparat sulfa lainnya). Cara pelaksanaannya, vaksin dicampur ke dalam pakan, lalu diberikan kepada ayam. Tempat pakan yang dipakai untuk vaksinasi adalah tempat makan ayam.
Tipe Vaksin
Vaksin yang digunakan untuk program peningkatan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit, terbagi dalam dua tipe, yaitu dalam bentuk vaksin hidup (live-vaccines) dan yang dilemahkan atau dimatikan (killed-vaccines),
- Vaksin Hidup (Live-Vaccines)
Dalam vaksin hidup, agen virus yang ditanamkan masih dalam keadaan hidup dan memiliki kemampuan yang lengkap untuk menghasilkan kekebalan tubuh terhadap suatu jenis penyakit. Dengan jenis vaksin ini, ayam akan mempunai kemampuan untuk menangkal penyakit yang menyerang dari antibodi yang dihasilkan dalam tubuh inangnya (host).
- Vaksin yang Dilemahkan (Attenuated Vaccine)
Sebagaian orang mengelompokkan jenis vaksin yang dilemahkan ke dalam jenis vaksin yang dimatikan (killed-vaciines). Vaksin yang dilemahkan dibuat dengan cara melemahkan organisme aktif.
- Vaksin yang Dimatikan (Killed Vaccine)
Organisme ini memiliki kemampuan untuk memproduksi antibodi ketika vaksin disuntikkan ke dalam tubuh.
(sumber: kaskus.us)