Senin, 16 September 2013

Pakan alternatif untuk ternak ayam kampung

Pakan alternatif untuk ternak ayam kampung

Daun talas bisa jadi pakan sambilan alternatif untuk ayam

Pakan ayam kampung alternatif untuk budidaya ayam non ras secara tradisional ada baiknya dipertimbangkan dari segi biaya, biaya pakan adalah biaya produksi terbesar dalam budidaya ternak, untuk itu diharapkan semua peternak mampu mencari pakan-pakan alternatif untuk produksi ternak mereka; baik ayam ras, sapi potong, sapi perah dan lainnya yang dipelihara secara tradisional. Pada kesempatan ini kita akan menuliskan sebuah pakan alternatif yang mampu meningkatkan produksi telur pada peternakan budidaya ayam kampung, pakan ini kita tuliskan berdasarkan pengalaman dan belum ada uji ilmiah yang dilakukan oleh kalangan akademisi peternakan, namun dari hasil pengamatan saya menyimpulkan bahwa pakan yang digunakan oleh peternak ini mampu menekan biaya pakan sekaligus meningkatkan hasil produksi khususnya telur ayam kampung.

Pakan alternatif yang digunakan oleh peternak yang saya amati ini terdiri dari bahan pakan berikut:
  1. Talas (umbi dan daun) disini menurut si peternak yang membudidayakan ayam kampung tersebut dapat digunakan umbinya saja, atau tangkai dan daunya saja atau dikombinasikan keduanya. Yang sering beliau gunakan adalah tangkai dan daunt alas.
  2. Beras dolog (catu), agar biaya lebih murah bila di daerah anda tidak terdapat beras dolog ini beli saja beras yang paling murah atau beras aking juga boleh.
  3. Dedak, disini untuk budidaya ayam kampung ini tidak masalah dedak kualitas sedang yang digunakan. Dedak kualitas sedang adalah dedak yang tidak terlalu halus.
  4. Tepung tulang atau tepung cangkang kerang (keong) ini tidak wajib, diberi jika ada saja.

Cara mengolah bahan-bahan pakan ayam kampung diatas adalah sebagai berikut:
Cincang talas atau batang dan daunt alas kecil-kecil kurang lebih ½ Cm, tanak semua bahan selayaknya menanak nasi. Ukuran perbandingan bahan diatas adalah; untuk 2 Kg pakan gunakan 1kg umbi talas atau daun talas, ½ Kg Beras dan ½ Kg dedak. Tepung tulang hanya dibutuhkan satu sendok makan. Aduk rata semua bahan tersebut dan ditanak.

Hasil yang didapatkan dengan menggunakan pakan ayam alternatif ini ternyata sangat bagus, pertumbuhan ayam sangat baik dan jumlah telur yang dihasilkan juga selayak peternak yang memberi pakan yang diproduksi pabrik. Oleh karena itu saya berani mengatakan bahwa ini adalah salah satu pakan ternak ayam kampung yang sangat baik diaplikasikan karena mampu menekan biaya produksi sampai 50 % daripada menggunakan pakan yang dibeli dari hasil pabrik (pelet).

Kekurangan dalam menggunakn pakan budidaya ayam kampung seperti ini adalah sulitnya mengadaptasikan ayam dengan pakan ini. Awal-awal mengguankan pakan ini biasanya ayam kampung belum mau memakan pakan ini seperti memakan pelet. Namun ini hanya terjadi beberapa hari saja. Untuk melakukan penyesuaian paksa ayam kampung tersebut untuk memakan pakan ini dengan tidak memberi pakan selain pakan yang kita buat ini. Tidak perlu takut ayam akan mati kelaparan, ketika mereka lapar maka pakan ini akan mereka makan secara lahap.

sumber : kesehatan-ternak.blogspot.com

Rabu, 11 September 2013

Harga satu ekor ayam cemani di luar negeri bisa mencapai 56 juta rupiah

Berapa jumlah uang yang Anda butuhkan untuk membeli seekor ayam. Tentu tak lebih dari Rp50 ribu. Namun Paul Bradshaw, seorang peternak unggas asal Florida, Amerika Serikat (AS) menjual seekor ayam dengan harga US$ 2.500 atau setara dengan Rp28,08 juta di Greenfire Farms.

Menakjubkannya, unggas super mahal tersebut merupakan Ayam Cemani asal Indonesia yang ternyata sangat diminati di AS. Seperti melansir Business Insider, Rabu (11/9/2013), ayam tersebut merupakan unggas langka yang paling banyak dipesan sepanjang hidupnya sebagai peternak.

Bahkan Editor utama majalah Food & Wine, Dana Cowin mengatakan Bradshaw kebanjiran pesanan untuk ayam langka asal Indonesia tersebut. Hingga saat ini masih dipantau apakah ada pasar khusus untuk Ayam Cemani.

Bradshaw merupakan peternak pertama ayam berwarna hitam ini di AS dan tak pernah mendapatkan lonjakan pesanan seperti yang terjadi pada Ayam Cemani. Menurutnya ayam tersebut masih sulit untuk diperoleh hingga awal 2014. Harga per pasang ayam dijual seharga US$ 5.000 atau Rp56,17 juta. Cowin juga menyampaikan beberapa alasan mengapa harganya begitu mahal. "Semua bagian ayam tersebut berwarna hitam, kulitnya, bulunya, seluruh bagian badannya termasuk dagingnya juga berwarna hitam. Jadi ayamnya sangat spesial, dan langka," jelas Cowin.

Para kolektor terpesona pada ayam cemani karena kecantikannya, keeksotisannya dan kesulitan mendapatkan unggas tersebut. Greenfire Farms mengungkapkan, pihaknya mempu mengimpor Ayam Cemani secara legal meskipun undang-undang ekspor AS melarang pengiriman ayam hidup dari Indonesia.
Di Indonesia, ayam jinak tersebut dapat terkenal di Asia karena kekuatan mistik dari daging hitamnya. Secara tradisi, Ayam Cemani dimakan sebagai bagian dari berbagai ritual. Jadi meskipun unggas langka ini masih relatif murah di Indonesia, kelezatannya masih belum bisa dirasakan di AS sampai stoknya tersedia dalam jumlah besar.

Bradshaw berharap populasinya cepat berkembang dan harganya akan turun. Kemudian ayam tersebut dapat dijual di pasar-pasar daging, khususnya di pasar Asia dan AS. Sementara Cowin mengatakan, Anda dapat mengembangbiakkan bahkan memakannya, tapi harganya bisa membuat para pembeli berpikir dua kali untuk menyembelihnya. "Dengan harga setinggi itu, Anda mungkin tak akan langsung memakannya. Pasarnya belum luas tapi akan cepat berkembang," jelasnya. Menurut dia, Bradshaw pengimpor ayam tersebut menerima pesanan dalam jumlah lebih besar untuk ayam langka ini dibandingkan jenis ayam lainnya. Cowin mengatakan, ini memang masanya ayam. 

sumber : http://id.berita.yahoo.com

Senin, 09 September 2013

Mengobati luka pada ayam aduan dengan menggunakan obat tradisional

Mengobati luka pada ayam aduan dengan menggunakan obat tradisional
Mengobati luka pada ayam aduan dengan menggunakan obat tradisional - Bagi penghobi ayam aduan tentu ingin memiliki ayam yang mampu menggebrak di arena pertarungan, ayam yang bagus dan berkualitas tentu menjadi bahan pertimbangan dalam memilih ayam aduan. dan seringkali dijumpai ayam tersebut mengalami luka-luka pada wajahnya. untuk mengobatinya, beberapa penghobi ayam aduan biasa meggunakan obat-obatan antibiotik pabrikan yang banyak dijual di pasaran. padahal, harga sebungkus obat tersebut tidaklah murah, dan terkadang kita tidak tahu efek samping yang akan ditimbulkan setelah pemakaian obat tersebut

obat tradisional untuk mengobati luka pada ayam aduan, salah satunya dapat diambil dari manfaat lendir lidah buaya karena kebaikan yang begitu banyak di dalamnya. pada saat darurat, pemakaian lendir lidah buaya ini untuk pengobatan juga sangat mudah, cukup dengan mengoles lendir tersebut pada wajah ayam yang terluka dan membiarkannya sampai kering.

Selain digunakan untuk mengobati luka, lapisan lendir lidah buaya yang mengering pada wajah ayam akan melindungi ayam dari serangan bakteri atau kuman yang mungkin bisa menyebabkan luka tersebut menjadi infeksi. obat tradisional ini juga tidak menimbulkan efek samping dan aman untuk pemakaiannya.


Cara pemakaian :
  • Mengambil lendir pada daun lidah buaya, kemudian oleskan di permukaan kulit yang terluka sampai merata.
  • Setelah beberapa saat, bersihkan lendir dengan air hangat dan bersih. air yang diberikan hendaknya sudah mendidih sebelumnya ( hangat-hangat kuku )
  • Mengiris tipis-tipis daun lidah buaya dan tempelkan irisan tersebut pada luka untuk menutupi luka selama beberapa saat. daun ini akan memberikan rasa sejuk pada luka dan mengurangi rasa perih yang mungkin timbul setelah luka dibersihkan dengan air hangat.


Tanaman ini selain berkhasiat mujarab juga sangat mudah dalam hal perawatannya dikarenakan termasuk tanaman perdu. dalam cuaca panas maupun dingin, tanaman ini dapat tumbuh subur, bahkan dalam kondisi yang sulit air sekalipun tanaman ini juga bisa hidup normal, karena mereka memiliki cadangan air yang disimpan dalam daun yang berbentuk lendir tersebut. selain dapat bertahan dalam berbagai kondisi, tanaman ini juga mudah berkembang biak dan dibudidayakan.

sumber : ayambangkokpurwokerto.blogspot.com

Rabu, 04 September 2013

Ciri-ciri ayam sehat berdasarkan tanda-tanda umum dari luar

Ciri Bibit Ayam DOC (Day Old Chicken) yang Sehat
Bibit ayam ras DOC mempunyai peranan strategis dalam perkembangan perunggasan, sehingga saat diperlukan tersedianya DOC yang bermutu baik. Menyadari hal itu, pemerintah telah menerbitkan standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 01-4868.1-2005 untuk DOC ayam broiler komersial (ayam ras tipe pedaging). Hal ini dilakukan untuk menjamin mutu DOC yang beredar. Standar ini meliputi acuan normatif, istilah dan definisi, klasifikasi, spesifikasi, persyaratan mutu di penetasan (hatchery), cara pengambilan contoh, cara pengukuran, pengangkutan, dan pengemasan DOC.

Day Old Chicken (DOC) harus berasal dari pembibitan ayam ras bibit induk tipe pedaging (broiler breeder) harus bebas penyakit hewan menular dan mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku tentang pencegahan penyakit atau kesehatan hewan. Pembibitan harus mempunyai surat keterangan tentang asal bibit ayam (certificate of origin) dan surat keterangan kesehatan hewan (certificate of health) dinyatakan oleh petugas (dokter hewan) yang berwenang.

Persyaratan mutu di penetasan (hatchery) sesuai dengan SNI 01-4868.1-2005 untuk bibit ayam ras tipe pedaging sebagai berikut.

  • Bobot kuri per ekor minimal 37 gram.
  • Kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, paruh normal, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan bentuk dan tidak cacat fisik, sekitar pusar dan dubur kering dan pusar tertutup.
  • Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur (strain) dan kondisi bulu kering dan berkembang.
  • Jaminan kematian kuri maksimum 2%

Ciri Ayam Broiler Komersial yang Sehat (Ayam Siap Panen)
Tujuan akhir usaha budidaya ayam broiler komersial adalah ayam tumbuh sehat, potensi genetik (performance) tercapai standar sesuai dengan jenis (strain) ayam yang dipelihara. Parameter yang sering digunakan untuk mengetahui bagus tidaknya potensi genetik (performance) ayam tersebut adalah ayam bebas dari penyakit (sehat), tingkat kematian (mortality) rendah, rataan pertambahan berat badan harian (average daily gain atau ADG) sesuai standar, konversi pakan menjadi daging (feed convertion ratio atau FCR) tinggi, dan bentuk tubuh sempurna.

Berdasarkan pengamatan secara fisik, ciri ayam broiler komersial yang sehat sebagai berikut.
  • Gerakan ayam lincah dan aktif
  • Mata dan muka ayam cerah (tidak mengantuk)
  • Nafsu makan dan minum baik
  • Berbulu cerah berminyak, tidak kusam, dan tidak berdiri
  • Berdiri tegak, kaki kokoh, dan bentuk tubuh proporsional
  • Sayap tidak jatuh dan posisi kepala terangkat dengan baik
  • Tidak terdengar gejala pernapasan bersuara (ngorok) atau batuk
  • Berat badan sesuai dengan umur (standar)
  • Anus bersih tidak ada kotoran yang menempel

sumber : http://pengusahaternak.blogspot.com

Kegiatan sebelum panen ayam broiler, saat panen dan setelah panen

Kegiatan sebelum panen ayam broiler, saat panen dan setelah panen
Ayam pedaging (broiler) merupakan jenis daging unggas terbesar yang dikonsumsi di Indonesia. Dari tahun ke tahun permintaan pasar akan daging ini juga semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi dalam kesehatan. Selain itu, disamping sebagai sumber protein hewani yang rasanya lezat dan digemari banyak orang, ayam broiler juga mudah didapat karena tempat penjualannya ada dimana-mana, mulai dari warung-warung, pedagang sayuran, pasar tradisional hingga supermaket. Ditambah lagi dengan harganya yang relatif terjangkau berbagai kalangan masyarakat.

Dengan kondisi terus meningkatnya permintaan pasar terhadap ayam pedaging tersebut maka peluang usaha di bidang peternakannya otomatis menjadi semakin baik pula. Untuk itu, para peternak dituntut memiliki pengetahuan yang memadai dalam pengelolaan bisnis peternakan ayam pedagingnya. Salah satu dari tahapan penting bisnis peternakan ini adalah panen dan pasca panen.

Tahap adalah tahap akhir dalam proses pemeliharaan ayam pedaging komersial. Disinilah akan diketahui berhasil dan tidaknya usaha beternak ayam pedaging komersial. Yakni setelah ayam dipanen semua. Namun, pada periode ini pulalah banyak sekali permasalahan yang mungkin muncul.

Peternak ayam pedaging tidak jarang mengalami kendala yang diakibatkan kurang matangnya persiapan yang dilakukan. Baik persiapan menghadapi aktivitas sebelum panen, pada saat proses ayam dipanen maupun pascapanen ayam pedaging. Tips berikut dapat dijadikan patokan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang sering terjadi pada masa-masa tersebut sehingga aktivitas pemanenan dapat berjalan dengan lancar.

Aktivitas Sebelum Panen
Buatlah jadwal kandang yang akan dipanen sesuai dengan ukuran berat ayam dan letak kandang. Hal ini merupakan langkah awal persiapan sebelum ayam dipanen. Jangan lupa juga untuk mempersiapkan tim tangkap sesuai dengan kebutuhan.

Siapkan peralatan panen seperti timbangan, alat tulis, surat jalan, nota timbangan, tali rafia, keranjang ayam, dan lampu senter. Kemudian buatlah laporan stok ayam dan mengambil sampel dahulu untuk ditimbang, sehingga saat dipanen akan sesuai dengan ukuran yang telah dilaporkan. Jangan memberi pakan secara penuh pada ayam yang akan dipanen, agar sisa pakan dalam tempat pakan tidak banyak. Pemberian vitamin pada ayam yang akan dipanen diperbolehkan namun jangan memberikan antibiotik.Kondisi ayam yang dipanen harus bebas dari antibiotik minimum 5-14 hari sebelum panen, tergantung dari jenis antibiotik yang dipakai. Sedangkan pemberian antibiotik hanya akan memacu kerja organ tubuh menjadi berat sehingga ayam tidak akan tahan terhadap stres fisik yang berat.

Yang Harus Diperhatikan Saat Memanen
Agar suasana kerja saat memanen ayam menjadi nyaman, gantung tempat pakan dan minum sehingga tidak banyak pakan dan air minum yang tumpah saat ayam dipanen, terutama saat proses penyekatan ayam. Pada proses penyekatan ayam lakukanlah secara bertahap agar ayam yang dipanen tidak lumpuh karena lemas. Hal ini sangat perlu dilakukan karena dapat berakibat ayam mati menumpuk (over lapping). Jangan menangkap ayam secara kasar karena bisa menyebabkan memar, tulang sayap dan kaki patah bahkan bisa menyebabkan ayam mati karena stres. Habiskan ayam dalam satu seketan, jangan pergunakan sistem tangkap pilih untuk menangkap ayam saat memanen.

Gunakanlah timbangan untuk menimbang ayam dan pekerjakan orang yang sudah terlatih dalam menimbang ayam. Sebelum melakukan penimbangan sebaiknya timbangan ditera terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya kesalahan sehingga dapat merugikan peternak sendiri. Penimbangan pada waktu matahari terik yakni sekitar jam 12-2 siang akan menyebabkan tingkat stres ayam memuncak sehingga banyak ayam yang lemas bahkan mati, karena itulah sebaiknya hindari hal tersebut.

Pada saat memasukkan ayam yang akan ditimbang ke dalam keranjang lakukan secara cermat dan tidak kasar, hal ini untuk mengurangi resiko banyaknya ayam yang diafkir akibat sayap atau kaki yang patah sehingga peternak tidak rugi.

Catatlah semua hal dari awal, seperti jumlah ayam yang ditangkap dan akan ditimbang. Juga, catatlah hasil penimbangan sehingga data yang dihasilkan akan akurat. Lakukan cek ulang setelah penangkapan selesai. Juga, terhadap hasil data timbangan yang telah didapatkan. Sebab, jika satu timbangan saja terlewatkan karena faktor kelalaian, kerugian yang diderita peternak setara dengan 8-15 ekor ayam. Maka dari itu, konsentrasi yang tinggi saat menjalankan aktivitas pemanenan perlu diperhatikan. Setelah semua data benar dan sesuai dengan surat jalan penangkapan, barulah kendaraan pengangkut ayam boleh diizinkan keluar meninggalkan lokasi.

Kegiatan Pascapanen
Pada saat pascapanen kesalahan yang sering dilakukan oleh para peternak ayam broiler komersial adalah tidak mengumpulkan semua peralatan kandang dan sesegera mungkin membersihkannya. Selain hal tersebut aktivitas pascapanen yang dilakukan adalah menimbang pakan yang tersisa dan mencatatnya serta menghitung total ayam dan total berat ayam yang dijual, serta melakukan evaluasi perhitungan prestasi produksi ayam. Buatlah laporan mengenai data hasil panen dengan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan pada pencatatan data akhir. Hal ini berpengaruh terhadap penentuan kebijakan karena laporan yang up to date dan akurat dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecurangan selama satu siklus pemeliharaan. Mudah-mudahan, dengan pelaksanaan tahapan yang dilakukan dengan baik akan memberikan hasil yang baik pula

sumber : http://cybex.deptan.go.id

Rumus-rumus untuk perhitungan ayam broiler

Rumus-rumus untuk perhitungan ayam broiler


Istilah yang dipakai : 

CI          : Chick-in (Ayam Masuk)
Pop        : Populasi (Jumlah Ayam)
ABW     : Bobot Rata-rata
FI           : Feed Intake (Konsumsi Pakan per Ekor)
FCR       : Konversi pakan terhadap daging
Umur     : Umur rata-rata (hari)
Dep        : Deplesi (Mati & Culling)
SA          : Sisa Ayam
IP          : Indeks Performance

Berat    : 1 kg = 1000 gram 1 gram = 0,001 kg 10 gram = 0,01 kg 
Pakan   : 1 sak = 50 kg = 50000 gram 

ABW = Total Bobot Panen = Total Bobot (gram) 
Ayam Terpanen Jumlah Ayam (ekor) 

Contoh : 
Jumlah terpanen 9800 ekor, total Bobot 18200 kg 
ABW = 18200 = 1,857 kg 
9800 

Jumlah bobot sampling 9,80 kg, yang ditimbang 15 ekor 
9,80 kg = 9800 gram 
ABW = 9800 = 653,33 gram/ekor 
15 

FI = Pakan total (kg) = Pakan (gram) 
Ayam panen (ekor) SA (ekor) 

Contoh : 
Jumlah ayam terpanen 9800 ekor, habis pakan 28 ton (28000kg) 
FI = 28000 = 2,857 kg/ekor 
9800 

Minggu I, Habis pakan 31 sak, sisa ayam 9940 ekor 
31 sak = 31 x 50 kg = 1550 kg atau 1550000 gram 
FI = 1550000 = 155,94 gram/ekor 
9940 

FCR = Pakan total (kg) = FI (gram) 
Bobot Total (kg) ABW (gram) 

Contoh : 
Jumlah bobot panen total 18200 kg, habis pakan 28 ton (28000 kg) 
FCR = 28000 = 1,538 
18200 
berarti untuk menghasilkan 1 kg daging dibutuhkan 1,538 kg pakan 

2. Minggu I, Feed intake 150 gram, ABW 180 gram 
FCR = 150 = 0,833 
180 

Dep = (Pop - Ayam Panen) x 100% = (Mati + Culling) x 100% 
Populasi Populasi 

Contoh : 
Total panen 9800 ekor, populasi awal 10000 ekor 
Dep = (10000 - 9800) x 100% = 2,00 % 
10000 

Minggu I, mati 30 ekor, culling 15 ekor. Populasi 10000 ekor 
Dep = (30 - 15) x 100% = 0,45% 
10000 

Umur = (umur panen 1 x jml ayam) + (umur panen 2 x jumlah ayam) + …….dst. 
Jumlah ayam terpanen 

Umur mingguan sesuai umur timbang, 
timbang 1 mgg berarti umur 7 hari, dst. 

Contoh : 
No DO         Umur           Jml ekor 
1                    31              2500 
2                    32              5800 
3                    33             1500 
                         Jumlah    9800 

Umur = (31 x 2500) + (32 x 5800) + (33 x 1500) = 312600 = 31,89 hari 
9800 9800 

IP (Indeks Performance) = Merupakan ukuran keberhasilan produksi ayam broiler 
(nilai 000 sampai dengan 400) 

Faktor : ABW, Daya hidup, FCR, Umur 
Daya hidup (live ability) = (100% - Dep) 

IP = (Daya hidup) x ABW (kg) x 100 
FCR x Umur Rata-rata (hari) 

Contoh :  
Timbangan minggu I, ABW 180 gram ( = 0,18 kg), Pakan 150 gram, 
mati & culling 30 ekor dari 10000 ekor 
berarti: FCR = pakan/ ABW = 150/180 = 0,833 
Dep = (30 x 100) / 10000 = 0,30% 

IP = (100% - 0,30%) x 0,18 kg x 100 = 307,77 
0,833 x 7 hari 

Pop 10000, terpanen 9800 ekor, total Bobot 18500 kg 
menghabiskan pakan 28500 kg, Umur panen rata-rata 33 hari 
berarti ABW = 18500/9800 = 1,887 kg/ekor 
Dep = (200/10000) x 100% = 2,00 % 
FI = 28500/9800 = 2,908 kg/ekor 
FCR = 28500/18500 = 1,540 

IP = (100% - 2,00%) x 1,887 kg x 100 = 363,88
1,540 x 33 hari

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...