Tampilkan postingan dengan label Memelihara Ayam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Memelihara Ayam. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Oktober 2013

Cara perawatan ternak ayam saat datangnya musim penyakit (pancaroba)

Cara perawatan ternak ayam saat datangnya musim penyakit (pancaroba)
 Cara perawatan ternak ayam saat datangnya musim penyakit (pancaroba)

Pemeliharaan ayam pada musim kemarau maupun musim penghujan sama-sama menguras energi bagi peternak ayam laga. pada musim penghujan dimana kelembaban tinggi. pada musim kemarau, infeksi saluran pernafasan tidak bisa dielakkan. perbedaan musim tersebut, tentunya memerlukan manajemen yang berbeda.

Lalu bagaimana dengan musim pancaroba?

musim pancaroba adalah musim peralihan, yaitu peralihan dari musim penghujan ke kemarau, atau dari kemarau ke penghujan. berdasarkan informasi BMKG (badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), musim penghujan kali ini berakhir pada kwartal pertama tahun 2012. berarti musim penghujan kali ini lebih pendekakibat perputaran arah angin.sehingga bisa dipastikan musim kemarau lebih panjang. Dengan demikian, suhu udara akan menjadi semakin panas. Perubahan nuata yang terjadi pada musim pancaroba adalah terjadinya perubahan cuaca yang drastis dan cenderung ekstrim. biasanya ditandai dengan adanya suhu lingkungan yang fluktuatif dan kelembaban udara yang relatif tinggi.

Dampak Terhadap Peternakan

a. Immunosupresif
Dari sisi fisiologis, kondisi musim pancaroba ini memaksa ayam untuk cepat beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Ayam tidak memiliki pengaturan suhu yang baik, terutama pada anak ayam dan ayam muda. Akibatnya, pada usia demikian memiliki kepekaan yang tinggi terhadap adanya perubahan suhu. Kepekaan yang tinggi berbuntut negatif, dimana ayam menjadi mudah stres.stres inilah yang akan menjadi titik awal permasalahan dalam budidaya ayam laga, stres merupakan kondisi immunosupresant, dimana akan berakibat pada buruknya sistem pertahanan ayam. sehingga sedikit infeksi bibit penyakit dari lapangan akan mengacaukan performance ayam. stres juga berdampakpada rendahnya repon kekebalan terhadap vaksinasi sehingga titer antibodi yang dihasilkan tidak optimal.

b. Perkembangan DOC
Pada minggu awal pasca menetas, secara fisiologis terjadi proses penyerapan kuning telur. kuning telur merupakan sumber makanan bagi DOC serta sumber antibodi maternal (antibodi asal induk). stres akibat musim pancaroba, akan berpengaruh terhadap proses penyerapan kuning telur tersebut. padahal, pada minggu ini diperlukan pertumbuhan organ-organ dalam termasuk organ pencernaan yang pesat. jadi, bisa dibayangkan apabila ayam DOC yang notabennya mahluk lemah tidak memiliki sediaan pakan yang cukup serta antibodi yang melindungi dari infeksi bibit penyakit.

c. Merebaknya Kasus Penyakit
Penyakit yang perlu diwaspadai oleh penggemar ayam laga yang sering terjangkit pada musim pancaroba yaitu : CRD (ngorok), SNOT/Corysa, Colibacillosis, ND, Gumboro dan AI. meningkatnya jumlah bibit penyakit dilapangan dapat bersumber dari ayamnya sendiri. kondisi ayam stres menyebabkan bibit penyakit bibit penyakit mudah menginfeksi. disinilah awal mula terjadinya peningkatan jumlah bibit penyakit. karena mendapatkanhospes yang cocok, maka bibit penyakit mempunyai kesempatan untuk berkembang. Bakteri akan mengalami multiplikasi (memperbanyak diri dengan cara membelah), virus akan mengalami replikasi (memperbanyak diri dengan cara duplikasi), sehingga dalam feses maupun lendir ayam terinfeksi akan mengandung bibit penyakit.dalam jumlah yang lebih banyak. dalam istilah ilmiah terjadi shendding bibit penyakit. feses dari ayam terinfeksi inilah yang akan menjadi sumber penularan penyakit ke ayam lainnya. ditambah dengan meningkatnya kecepatan angin sehingga akan mempermudah dalam penyebaran penyakit.
 
d. Penurunan Kualitas Pakan
musim pancaroba juga berdampak pada menurunnya kualitas pakan. yaitu lebih rentan terhadap pertumbuhan jamur. Disamping pertumbuhan jamur, peningkatan kadar air selama penyimpanan juga menyebabkan turunnya komposisi zat-zat makanan sebagaimana tertera dalam label. seperti protein, asam amino maupun vitamin.

Agar Terhindar dari Wabah
Secara matematis, dalam mencapai potensi yang maksimal, kondisi lingkungan hanya sebagai faktor penambah. Sedangkan faktor pengali diperankan oleh manajemen. dengan istilah lain, manajemen berpengaruh sangat besar bahkan proporsinya 70% untuk mencapai potensi yang optimal. jadi meskipun lingkungan diluar kurang bersahabat, selama manajemen bagus maka kerugian dapat dihindari. Manajemen bertujuan untuk menciptakan kondisi yang nyaman bagi ayam.

Infrastruktur Kandang
Kontrol kondisi kandang harus selalu doperhatikan. Jangan biarkan atap bocor, tampias hujan masuk, tirai penutup kandang masih layak pakai, dll. semua harus dipastikan berfungsi dengan baik.

Vaksinasi
karena kondisi ayam mudah stress yang berdampak pada menurunnya immune didalam tubuh. Disarankan untuk melakukan vaksinasi pada bulan-bulan pancaroba. Vaksin yang disarankan adalah ND dan AI. untuk vaksinasi ND, akan lebih optimal hasilnya jika memakai kombinasi vaksin aktif dan in aktif. karena sistem kerja kedua jenis vaksin tersebut akan saling menguatkan dalam pembentukan immune dalam menghadapi serangan virus lapangan.

(sumber : farm-bangkok.blogspot.com)

Rabu, 16 Januari 2013

Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 8 (habis)

Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 8 (habis)
PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
Dalam usaha ternak ayam yang sangat penting diperhatikan oleh para peternak adalah pengendalian penyakit, sebab ada beberapa jenis penyakit apabila sudah menyerang akan menimbulkan kematian yang cukup tinggi terutama penyakit tetelo dan penyakit flu burung. Kedua penyakit ini belum ada pengobatannya, yang ada baru vaksinnya, sehingga kedua penyakit ini dalam usaha ternak perlu dilakukan pencegahan.

Dalam usaha ternak ayam buras biasanya tingkat kematian tertinggi terjadi pada anak ayam. Untuk menekan tingkat kematian ayam buras terutama kematian anak ayam buras dalam kandang indukan maka perlu diperhatikan tentang kebersihan, tidak lembab, pakan dan air minum tidak tercampur kotoran dan vaksinasi.
Penyakit-penyakit Yang Sering Menyerang Ayam Buras Antara Lain :

1. Penyakit Tetelo (ND)
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyebabkan gangguan pernafasan, syaraf, menghambat pertumbuhan dan dapat menyebabkan kematian.Tanda-tanda penyakit ini antara lain lesu, tidak mau makan, ngantuk, ngorok/bersin dan nafas berbunyi.

Pencegahan dapat dilakukan dengan jauhkan ayam-ayam sakit dan cucihamakan kandang dan peralatan kandang, selalu menjaga kebersihan/sanitasi kandang dan lingkungan, berikan makanan/minuman yang baik dan cukup, lakukan vaksinasi atau berikan obat pencegahan tepat pada waktunya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu vaksinasi adalah : 
  1. ayam yang akan divaksinasi harus dalam keadaan sehat, 
  2. alat-alat yang akan digunakan harus steril (spuit, pipet dan botol pencampur direndam dalam air mendidih selama 5 menit), 
  3. vaksin tidak boleh kena sinar matahari langsung dan harus disimpan di tempat dingin (kulkas, termos es), vaksin yang telah dicampur lebih dari 4 jam jangan digunakan lagi, 
  4. gunakan vaksin sesuai dengan petunjuk pemakaian, 
  5. waktu vaksinasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari dan di tempat yang teduh.
Bahan-bahan yang digunakan vaksin ND , pelarut, yaitu aquades atau Nael Fisiologis, alat-alat spuit, pipet, botol pencampur.

Prosedur pelaksanaan vaksinasi : 
  1. alat-alat disterilkan, 
  2. larutkan vaksin dengan pelarut, caranya pada tutup botol pelarut tusukan jarum suntik kemudian bukalah botol vaksin. Ambil sedikit pelarut, masukkan ke botol vaksin kocok dengan hati-hati hingga seluruh vaksin larut betul. Bila sudah larut sempurna masukkan ke dalam botol pencampur, dan bilas botol vaksin dengan sisa pelarut. Jumlah pelarut yang digunakan sesuai petunjuk, 
  3. lakukan vaksinasi untuk anak teteskan pada mulut atau mata anak ayam, dengan menggunakan pipet sebanyak 1 tetes atau suntikan ke dalam otot dada sebanyak 0,5 cc untuk ayam umur 1- 4 bulan dan 1 cc untuk ayam umur 4 bulan ke atas.
2. Penyakit Flu Burung
Penyakit ini disebabkan oleh virus dan dapat menyebabkan kematian secara mewabah, tanda-tanda penyakit ini adalah : 
(1) jengger, pial, kulit perut yang tidak ditumbuhi bulu berwarna biru keunguan, 
(2) kadang-kadang ada cairan dari mata dan hidung, 
(3) pembengkakan di daerah bagian muka dan kepala, 
(3) pendarahan di bawah kulit, 
(4) pendarahan titik pada daerah dada, kaki dan telapak kaki, 
(5) batuk, bersin dan ngorok dan 
(6) ayam mengalami diare dan tingkat kematian tinggi.

Pencegahan/pemberantasan flu burung, dilakukan dengan cara : 
(1). Peningkatan biosekuriti yaitu desinfeksi alat dan fasilitas peternakan, dilarang mengeluarkan unggas sakit, kotoran dan limbah peternakan, membatasi keluar dan masuk orang ke dalam lokasi peternakan, mencegah kelur masuknya tikus dan hewan lain ke dalam lokasi peternakan; 
(2). Dekontaminasi/Desinfeksi pakan, tempat pakan/air minum, semua peralatan, pakaian pekerja kandang, alas kaki, kendaraan dan bahan lain yang tercemar, bangunan kandang yang kontak dengan unggas, kandang/tempat penampungan unggas, permukaan jalan menuju peternakan/kandang/tempat penampungan unggas; 
(3). Tindakan pemusnahan selektif/terbatas dilakukan terhadap unggas sehat yang sekandang dengan unggas sakit di peternakan tertular; 
(4). Disposal ayitu dilakukan pembakaran dan penguburan dengan kedalaman minimal 1,5 m terhadap unggas mati (bangkai), karkas, telur terinfeksi, kotoran, bulu alas kandang (sekam), pupuk dan pakan yang tercemar serta bahan dan peralatan lain yang terkontaminasi yang tidak dapat disucihamakan secara efektif; dan 
(5). Vaksinasi.
Vaksinasi yang dapat dilakukan terhadapayam buras yang sehat di daerah tertular sebagai berikut :




Pengisian kembali (Restocking) kandang ayam yang terserang penyakit flu burung adalah sebagai berikut peternak diperbolehkan mengisi kandang kembali setelah 30 hari pengosongan kandang dan harus dipastikan semua tindakan desinfeksi dan pembakaran/penguburan sesuai prosedur

3. Penyakit Cacar
Adalah penyakit yang disebabkan virus dengan pembentukan kutil-kutil pada kulit sekitar kepala. Gejala penyakit ini nampak pada bagian yang tidak berbulu yaitu berbentuk luka atau kutil, nafsu makan hilang dan pertumbuhan merosot. Pengobatan dan pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksinasi, cungkil kutil-kutil dengan gunting dan obati atau olesi dengan yodium tintur atau dengan obat anti infeksi, pisahkan ayam sakit dan cucihamakan kandang.

4. Penyakit Coccidiosis (Berak darah)
Tanda-tanda penyakit ini adalah pucat dan lesu, nafsu makan menurun, pada anak ayam biasanya mencret bercampur darah, kadang-kadang terjadi kelumpuhan, bila serangan penyakit ini cukup lama, ayam akan kurus dan akhirnya mati. Pengobatan dapat digunakan Coccidiostat seperti Trisulfa.

5. Penyakit Kolera
Penyakit kolera dapat menular dan menyerang mendadak yang dapat mengakibatkan kematian, penyakit ini cenderung mewabah kembali setelah sembuh dari pengobatan. Tanda-tanda penyakit ini adalah berak warnanya hijau dan jengger kebiru-biruan. Salah satu penyebab yang sering timbuh adalah dari pakan atau air minum yang tercemar kotoran atau pakan yang basi. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat sulfa atau terramicyn.

6. Penyakit Snot (Salesma)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan menyerang pada ayam semua umur. Tanda-tanda penyakit ini adalah mula-mula pada lubang hidung keluar cairan agak encer, lama-lama mengental dan ayam sering bersin, nafsu makan menurun, di sekitar lubang hidung biasanya agak membengkak. Pengobatan dapat digunakan sterptomycin. Pencegahan jangan biarkan ayam memakan jeroan atau bangkai.

7. Penyakit Coccidiosis (Berak darah)
Tanda-tanda penyakit ini adalah pucat dan lesu, nafsu makan menurun, pada anak ayam biasanya mencret bercampur darah, kadang-kadang terjadi kelumpuhan, bila serangan penyakit ini cukup lama, ayam akan kurus dan akhirnya mati. Pengobatan dapat digunakan Coccidiostat seperti Trisulfa.(sumber: forclime.org/merang/32-STE-FINAL.pdf)

petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 7

petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 7
PENGATURAN SIKLUS BERTELUR
Produksi telur ayam kampung lebih rendah dari ayam ras, yaitu 50 butir per ekor per tahun untuk sistem pemeliharaan secara semi intensif. Untuk meningkatkan jumlah produksi beberapa cara dapat dilakukan dengan cara penetasan telur dengan mesin tetas atau dengan induk entog (itik manila).

Telur-telur yang ada disangkar diambil dan dimasukkan ke dalam sangkar entok yang sudah siap mengeram atau dipindahkan ke dalam mesin tetas, sehingga kalau induk ayam mau mengerami telur di sangkarnya tidak jadi karena sangkarnya kosong.

Induk ayam yang mulai mengeram kemudian dipegang dan dimandikan setiap hari dengan tujuan untuk menghilangkan sifat mengeram induk ayam secepat mungkin. Biasanya induk ayam yang diperlukan seperti ini sifat mengeramnya lama kelamaan menghilang, 2-3 minggu setelah sifat mengeram menghilang maka babon akan memperlihatkan sifat birahinya dan akan bertelur kembali. Langkah ini dilakukan bertujuan agar dapat dihasilkan telur yang lebih banyak.

Dengan metoda ini diharapkan silklus bertelur induk ayam buras dapat mencapai 9 kali per tahun, dengan produksi telur dapat mencapai ± 115 butir per ekor per tahun dengan asumsi produksi telur per periode bertelur rata-rata 13 butir atau dapat menghasilkan ± 72 ekor anak ayam pertahun apabila setiap kali periode bertelur ditetaskan dan diasumsikan menetas 8 ekor . Ini berarti bahwa ayam buras mampu menghasilkan anak ayam lebih banyak bila dikehendaki.
(sumber: forclime.org/merang/32-STE-FINAL.pdf)

Selasa, 15 Januari 2013

Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 6

PEMISAHAN ANAK AYAM DALAM KOTAK INDUKAN
Salah satu kendala pada usaha budidaya ayam buras di pedesaan adalah tingkat kematian anak ayam yang tinggi. Hal ini disebabkan masih banyak dijumpai induk mengasuh anaknya bersama-sama sampai anaknya disapih. Hal ini jelas akan menimbulkan kerugian yang tinggi yaitu disamping kehilangan anak ayam akibat kematian juga jumlah produksi telur rendah serta waktu untuk bertelur kembali menjadi lama atau panjang.

Teknologi pemisahan anak dari induknya bertujuan untuk meningkatkan produksi dan menghindarkan hal-hal yang merugikan. Pemisahan induk dan pemeliharaan anak ayam dalam kandang indukan dapat dimulai pada anak berumur 1 hari sampai berumur 2 bulan.

Pembuatan Kotak Indukan

Bentuk dan konstruksi kandang indukan tergantung pada jumlah anak ayam, biaya yang tersedia dan ketersediaan bahan di lokasi. Bahan kotak indukan dapat dibuat dari bahan bambu, kayu reng, kawat ayam, rempesan kayu atau bahkan dari bahan-bahan bekas. 


  • Pada umumnya kandang indukan terbuat dari bambu yang dibelah kecil-kecil antara 1-2 Cm atau juga dapat dibuat dari kawat ayam dengan diameter 0,5 – 1 Cm.
  • Bila kandang indukan dibuat dari bambu, usahakan jarak antara bambu jangan sampai rapat atau terlalu renggang.
  • Bentuk kandang Indukan. Bentuk kandang indukan dibuat seperti kotak sehingga sering juga disebut kotak indukan.
  • Ukuran kandang indukan : tinggi 60 Cm, panjang 1m dan lebar 80 Cm bisa digunakan untu 40 ekor anak ayam sampai umur 2 bulan.
Tempat Pakan dan Minum.
Tempat pakan dan minum harus diletakkan di dalam kandang indukan yang mudah dijangkau oleh anak ayam. Tempat makan dan minum terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat seperti belahan bambu, kotak kayu atau plastik.

Persyaratan penggunaan kandang indukan yang terpenting diperhatikan adalah :
  • Kebersihan, sebelum anak ayam dimasukan kedalam kandang indukan, sebaiknya kandang indukan disucihamakan dahulu dengan cara mengapur seluruh kandang indukan dan biarkan selama 2 sampai 3 hari. Kemudian baru dimasukan induk dan anak ayamnya. Untuk menjaga kebersihan kandang indukan perlu dibersihkan setiap hari, minimal 2-5 hari dalam satu minggu.
  • Kehangatan, karena kandang indukan sebagai pengganti induk, maka kehangatan sangat diperlukan bagi anak ayam terutama sampai umur 1-10 hari. Pemanas dan penutup perlu diatur untuk menciptakan temperatur kandang yang sesuai.
  • Ventilasi, sangat diperlukan bagi anak ayam, karena keadaan sirkulasi udara dalam kandang indukan akan mempengaruhi perkembangan kesehatan anak ayam, seperti bau kotoran, sisa makanan, lembab, kurangnya sinar matahari. Kandang indukan pada waktu malam atau hujan ditutup dengan karung plastik atau karung goni untuk memberikan kehangatan atau menghindari serangan penyakit.
  • Pengontrolan, dan jauh dari gangguan binatang pemangsa.

Pemisahan dan Perawatan Anak Ayam.
Sebelum anak ayam dimasukkan kedalam kotak indukan, sebaiknya kotak tersebut harus disucihamakan dahulu yaitu dengan cara dikapur dan dibiarkan 2-3 hari. Kemudian masukkan anak ayam buras yang baru menetas atau ayam berumur 2-3 hari.

Anak ayam dari umur 1-7 hari diberi lampu pemanas yang dinyalakan lampu hanya dinyalakan pada malam hari saja, dan pada hari ke 11 dan setelurnya sampai umur 2 bulan lampu dimatikan. Pada waktu hujan, angin dan malam hari kotak indukan harus ditutup dengan karung atau bahan lain agar anak ayam buras terhindar dari kedinginan yang dapat menimbulkan stress.

Untuk pengontrolan suhu ruangan apakah anak ayam buras kepanasan atau kedinginan, dapat terlihat tanda-tanda sebagai berikut : apabila anak ayam bergerombol menjauhi lampu, berarti suhu dalam kotak indukan terlalu panas, apabila anak ayam bergerombol mendekati lampu berarti suhu dalam kotak indukan kurang hangat atau terlalu dingin, dan apabila anak ayam menyebar berarti sushu dalam kotak indukan sesuai dengan kebutuhan panas anak ayam buras.

Untuk pemberian pakan dan air minum seperti tersebut diatas dalam penjelasan tentang pemeliharaan ayam buras pada cara pemberian pakan pada ayam buras. Sedangkan untuk menekan tingkat kematian anak ayam dalam kotak indukan perlu diperhatikan kebersihan kotak indukan.
(sumber: forclime.org/merang/32-STE-FINAL.pdf)

Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 5

Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 5
Cara Pemberian Pakan
Pemeliharaan ayam buras secara tradisional, pemberian pakan biasanya tidak dilakukan secara rutin hanya kadang-kadang saja. Biasanya ayam buras dibiarkan hidup berkeliaran di sekitar rumah, mencari pakan sendiri dan dikandangkan (dikurung) pada sore dan malam hari. Peternak biasanya lebih memperhatikan kondisi ayam pada saat siap bertelur atau layak untuk dijual. Pada sistem pemeliharaan secara tradisional ayam buras akan berusaha mencukupi kebutuhan gizinya dari berbagai sumber bahan pakan yang tersedia di lingkungannya. Pada sistem pemeliharaan ayam buras secara semi intensif peternak memberikan pakan tambahan pada ayam burasnya sedangkan pada sistem pemeliharaan secara intensif pakan sepenuhnya disediakan peternak.

Fungsi pakan bagi ayam buras :
  1. Untuk pertumbuhan, dari anak ayam menjadi ayam dewasa.
  2. Untuk mempertahankan hidup, artinya walau pertumbuhannya sudah mencapai optimal, tetapi didalam hidupnya ayam masih membutuhkan makanan. Makanan tersebut digunakan untuk mempertahankan hidupnya.
  3. Untuk produksi, artinya selain makanan digunakan untuk pertumbuhan dan mempertahankan hidup, makanan yang diberikan pada ayam digunakan untuk berproduksi. Produksi utama dari ayam buras adalah daging dan telur.
Jenis bahan pakan tambahan untuk ayam buras yaitu :
Jagung kuning, kacang-kacangan, ubi jalar, singkong, gaplek, onggok, sagu, juga dapat memanfaatkan sisa-sisa limbah berupa dedak padi, meniran, ampas tahu, limbah ikan baik limbah ikan asin maupun limbah ikan segar , gabah hampa, sisa dapur (sayur-sayuran), sisa-sisa makanan, keong mas, bekicot, cacing dll.

Cara Pemberian pakan pada ayam buras yang dipelihara secara intensif :
  • Ayam buras umur 1-7 hari
Pakan harus tersedia sepanjang hari dan tidak terbatas jumlahnya (ad libitum). Cara pemberian pakan sebaiknya 3-4 kali sehari. Tempat pakan sebaiknya berbentuk datar seperti tampah, agar ayam-ayam dapat menjangkau pakan di dalamnya.
  • Ayam buras umur 1 minggu-10 minggu
Untuk ayam umur 1 minggu sampai 10 minggu dapat digunakan makanan ayam ras starter dicampur dedak padi dengan perbandingan 1:1 atau dengan memberikan jagung giling halus dicampur dedak padi dengan perbandingan 2:1 ditambah dengan limbah ikan asin atau segar/serangga/keong mas/cacing dll. Jumlah pakan yang diberikan ± 20-50 gram per ekor per hari, dengan kandungan protein 14-15%

  • Ayam buras berumur 10 minggu-12 minggu.
- Setelah ayam berumur 10 sampai 12 minggu, anak ayam mulai secara bertahap dapat dilepas dengan ayam lainnya.
- Untuk ayam buras umur 10 minggu sampai 12 minggu jenis pakan yang diberikan dapat berupa jagung giling, dedak, nasi, gabah, limbah ikan dll. Jumlah pemberiannya bertambah yaitu ± 50 – 70 gram per ekor per hari, dengan kandungan protein 14-15%, sebagai contoh pakan ayam buras umur 10 minggu-12 minggu dedak padi 45%, jagung 30%, limbah ikan/keong mas/bekicot/cacing /konsentrat 20 % dan hijauan 5 %.
  • Ayam buras berumur 12 minggu - 20 minggu (ayam dara).
Laju pertumbuhan ayam dara lebih cepat daripada anak ayam. Oleh karena itu kebutuhan pakan lebih banyak baik kandungan gizinya maupun jumlah pakannya. Pakan ayam dara secara fisik ukuran butirannya lebih besar daripada pakan untuk anak ayam. Jenis pakan yang diberikan dapat berupa jagung, dedak, nasi, potongan-potongan gaplek, sayuran, limbah ikan, keong mas, cacing dll, yang diberikan pada pagi dan sore hari sebelum ayam dikeluarkan dari kandang (untuk pemeliharaan secara semi intensif). Jumlah pemberian pakan 70 gram – 100 gram per ekor per hari dengan kandungan protein 10-14%. Sebagai contoh susunan pakan ayam buras dara dedak padi 55%, jagung kuning 34% dan limbah ikan/keong mas/cacing/bekicot 7 % dan hijauan 4%

  • Pakan ayam betina dewasa umur diatas 20 minggu
Gizi pakan ayam dewasa sebagian besar dipergunakan untuk produksi telur sehingga kualitas dan kontinuitas pakan yang diberikan sangat mempengaruhi produksi telur. Fluktuasi produksi telur terjadi apabila terlalu sering mengganti pakan. Oleh karena itu apabila terjadi perubahan pakan sebaiknya dilakukan secara bertahap. Untuk mendapatkan produksi telur yang tinggi diperlukan pakan yang kandungan gizinya sesuai dengan kebutuhan ayam yaitu mengandung protein kasar 14 % - 24%. Sebagai contoh susunan pakan ayam buras betina dewasa terdiri dari dedak padi 45 %, jagung kuning 20 %, nasi/meniran/gabah/gaplek 10 %, limbah ikan asin/keong mas/bekicot/cacing 20 %, sayuran 5%. Jumlah pemberian ± 150 gram per ekor per hari.


Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 5
Pemberian Air Minum
Kebutuhan nutrisi/gizi lain yang kadang-kadang dilupakan adalah air minum. Air minum sangat penting dibutuhkan dalam tubuh ternak karena air sangat vital untuk berjalannya fungsi tubuh yang normal. Air merupakan bahan dasar dari darah, cairan antar dan dalam sel tubuh yang berfungsi untuk transportasi zat gizi serta sisa-sisa pembakaran dalam tubuh. Disamping itu air mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pengaturan suhu tubuh.

Kandungan air dalam tubuh anak ayam sehari sekitar 85% dan kandunagn ini sedikit menurun dengan peningkatan umur dan mencapai 55% pada tubuh ayam berumur 42 minggu. Sehingga ayam membutuhkan air minum yang bersih untuk pertumbuhan optimal, untuk produksi dan untuk proses pencernakan makanan. Oleh karena itu air minum harus selalu tersedia, karena kekurangan air minum sampai 20 % dari kebutuhan sehari-hari dapat menyebabkan penurunan produksi baik produksi telur maupun daging.

Ayam buras umur 1-2 hari sebaiknya air minum diberi gula pasir dengan perbandingan 1 liter air dan 2 sendok makan gula pasir. Sedangkan untuk ayam umur 2-7 hari air minum dapat dicampur dengan Vitachik (obat anti stress).
(sumber: forclime.org/merang/32-STE-FINAL.pdf)

Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke4

Senin, 14 Januari 2013

Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 4

Peralatan kandang
  • Tempat pakan dan minum
  1. Tempat pakan dan minum dapat dibuat dari bahan yang tidak mudah berkarat.
  2. Bahan-bahan yang dapat digunakan adalah belahan bambu, paralon, plastik atau papan.
  3. Tempat minum seperti halnya tempat pakan dapat dibuat dari bambu yang dipotong, kaleng plastik, atau kaleng-kaleng bekas yang tidak berkarat.
  4. Untuk ayam yang dipelihara secara intensif, tempat pakan dan minum sebaiknya diletakkan di dalam kandang pada dinding kandang bagian dalam dan sedikit lebih tinggi dari permukaan lantai agar ayam tidak mencakar-cakar atau pakan bercampur kotoran.
  5. Untuk ayam yang dipelihara secara semi intensif pakan dan air minum dapat ditempatkan di luar kandang atau halaman asalkan tidak terkena langsung sinar matahari dan air hujan.
  • Tempat bertengger.
Fungsi tempat bertengger adalah agar ayam dapat tidur secara teratur pada malam hari. Tempat bertengger sebaiknya disediakan yang cukup agar ayam tidak saling bertindih dan badan ayam tidak terkena kotoran ayam. Tempat bertengger dapat dibuat dari bambu atau kayu.


  • Sangkar bertelur/pengeraman.
  1. Sangkar diperlukan untuk mencegah ayam bertelur dilantai yang dapat menyebabkan telur menjadi kotor atau pecah terinjak oleh induk ayam lainnya.
  2. Sangkar bertelur/pengeraman dibuat dari bahan yang mudah, murah dan tersedia ditempat misalnya dari kotak gardus bekas, kotak kayu bekas, bambu yang dibuat seperti kukusan, baskom bekas, ember bekas dll. Alas sangkar dilapisi dengan bahan lembut seperti sekam, jerami padi, rumput kering, kertas bekas, kain-kain bekas atau bahan lainnya, agar ayam bertelur dengan nyaman dan telur tidak pecah.
  3. Sangkar bertelur/pengeraman dibuat jangan terlalu cekung atau terlalu datar agar induk mudah membalik telurnya.
  4. Ukuran sangkar bentuk kotak panjang 35 cm, lebar 35 cm dan tinggi (dalam) 35 cm. Tinggi sangkar dari lantai ± 50 cm. Untuk sangkar berbentuk bulat diameter ± 50 cm,
  5. terbuat dari bambu bisa dibuat berdiri (60-75) cm diatas lantai dengan satu tiang dari bambu.
  6. Usahakan tempat pengeraman sebelum digunakan terlebih dahulu disemprot dengan air kapur atau air tembakau untuk menghilangkan kemungkinan gangguan kutu ayam.
  7. Sangkar bertelur sebaiknya ditempatkan di dalam kandang dalam posisi agak gelap dan teduh, misalnya di sudut atau bagian belakang kandang karena pada saat hendak bertelur atau mengeram ayam menghendaki suasana tenang dan agak gelap.
  8. Jumlah sangkar sebaiknya sama dengan jumlah induk ayam yang sedang bertelur.
Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 3

(sumber: forclime.org/merang/32-STE-FINAL.pdf)

Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 3

Pembuatan kandang
Kandang merupakan salah satu syarat bagi kelangsungan hidup ayam. Fungsí kandang bagi ternak ayam terutama untuk melindungi dari hujan, terpaan angin, panas dan gangguan binatang buas. Selain itu berfungsi sebagai tempat tidur dan yang utama hadala sebagai tempat berkembang biak. Ukuran kandang ayam buras biasanya 2m x 3m untuk menampung 40 ekor anak ayam sampai umur 2-3 bulan atau dapat untuk menampung 30 ekor ayam dewasa.


Persyaratan Pembuatan Kandang :
1. Tempat/lokasi kandang harus kering
2. Tidak mudah tergenang air
3. Tidak menyatu dengan rumah
4. Mempunyai ventilasi yang baik
5. Sehat dan bersih
6. Cukup mendapat sinar matahari pagi
7. Kokoh dan kuat serta atap tidak bocor.


Bahan kandang :
Pilih bahan kandang tidak ada disekitar lokasi, yaitu untuk :
- Rangka kandang dibuat dari bambu atau kayu gelam.
- Atap kandang dibuat dari rumbia, ijuk atau alang-alang.
- Dinding kandang dapat dibuat dari bambu, papan rempesan, kayu gelam atau kawat ram.
- Alas kandang dapat dibuat :
  • Untuk lantai kandang bisa berupa lantai tanah yang telah dipadatkan atau disemen dan ditaburi dengan sekam atau serbuk gergaji setebal 6 cm.
  • Lantai panggung bertumpu pada tiang dan antara tanah dengan lantai ada ruang (kolong) untuk menampung kotoran ayam. Untuk daerah pedesaan padat penduduk lantai model ini lebih dianjurkan karena akan lebih mudah penangannya dan lebih menghemat lahan dan biaya.
(sumber: forclime.org/merang/32-STE-FINAL.pdf)

Sabtu, 12 Januari 2013

Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 2

Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 2 pemilihan bibit
Pemilihan Bibit

Untuk dapat meningkatkan produksi telur dan pertumbuhan ayam yang baik, maka diutamakan pemilihan calon bibit, baik calon induk maupun calon pejantan. Cara memilih ayam buras calon induk atau calon pejantan adalah sebagai berikut :


Calon Induk                                                              Calon Pejantan
1. Umur = 6 sampai 12 bulan                                      1. Umur = 8 sampai 24 bulan
2. Berat badan = ± 0,8 kg                                           2. Berat badan = ± 1sampai 1,2 kg
3. Sehat, tidak cacat, mata bersinar dan hidup              3. Sehat, tidak cacat, mata bersinar dan hidup
4. Daerah dubur lembut                                                4. Tubuh besar, kokoh dan kuat
5. Jarak antara tulang duduk 2 jari                                5. Bentuk kepala lurus dan pipih
6. Jarak antara tulang duduk dan tulang dada 3 jari       6. Bentuk ekor melengkung dan terjuntai kebawah
7. Kedua sayap lebar dan simetris
8. Jengger dan pial berwarna merah segar
9. Kepala pipih                                                            7. Kepala pipih dan lurus
10. Tidak mempunyai sifat kanibal                                8. Tidak mempunyai sifat kanibal

Perbandingan antara jantan dan betina adalah 1 : 7-8 atau 1 : 10, artinya 1 ekor pejantan dapat melayani 7 sampai 8 ekor betina atau 1 ekor pejantan dapat melayani 10 ekor induk. Ayam pejantan perlu istirahat untuk menjaga kondisi agar tetap sehat dan subur. Lama istirahat biasanya satu minggu dalam waktu satu bulan dengan cara dikurung terpisah dari betina. Bila ayam jantan cukup banyak, istirahat dilakukan secara bergiliran. Untuk mencegah terjadinya penurunan produksi pada generasi berikutnya maka dianjurkan perkawinan jangan secara acak dan hindarkan perkawinan antar sesama seketurunan. Seleksi sederhana harus dilakukan secara terus menerus pada tiap generasi agar produksi yang diperoleh tidak mengalami penurunan.

Petunjuk cara pemeliharaan ayam buras bagian ke 1

Pedoman sistem pemeliharaan ayam buras 1Umumnya sistem pemeliharaan ayam buras masih sederhana, namun demikian sistem budidaya ayam buras yang berkembang saat ini dapat dibedakan menjadi 3 sistem pemeliharaan yaitu :

1. Sistem Pemeliharaan Ayam Buras Secara Tradisioal
Sistem pemeliharaan ini biasa dilakukan oleh sebagian besar petani pedesaan dengan skala pemeliharaan rata-rata 3 ekor induk per petani. Ayam buras dipelihara dengan cara dibiarkan lepas, petani kurang memperhatikan aspek teknis dan perhitungan ekonomi usahanya. Pemeliharaan bersifat sambilan, dimana pakan ayam buras tidak disediakan secara khusus hanya mengandalkan sisa-sisa hasil pertanian. Ada juga petani yang memberikan dedak padi tetapi tidak secara teratur. Sistem perkandangan kurang diperhatikan, ada yang dikandangkan didekat dapur, dan ada yang hanya bertengger di dahan pohon-pohonan pada malam hari. Pada pemeliharaan secara tradisional sering terjadi gangguan binatang liar, tingkat kematian ayam dapat mencapai 56% terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu, produksi telur rendah (47 butir per induk per tahun), walaupun pemanfaatannya cukup berarti bagi petani.


2. Sistem Pemeliharaan Secara Semi Intensif
Yang dimaksud dengan sistem pemeliharaan secara semi intensif adalah pemeliharaan ayam buras dengan penyediaan kandang dan pemisahan anak ayam yang baru menetas dari induknya dengan skala usaha rata-rata 9 ekor induk per petani. Selama pemisahan ini, anak ayam perlu diberi pakan yang baik (komersial atau buatan sendiri). Biasanya pakan tambahan diberikan sebelum ayam dilepas di pekarangan atau dikebun untuk mencari pakan sendiri. Pakan tambahan hanya diberikan sebanyak 25 gram per ekor per hari atau 25% dari kebutuhan pakan yang dipelihara secara intensif per ekor per hari. Pada pemeliharaan secara semi intensif ini tingkat kematian ayam dapat mencapai 34% terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu dan produksi telur dapat mencapai 59 butir per ekor per tahun

3. Sistem Pemeliharaan Secara Intensif
Pemeliharaan secara intensif ini artinya ayam buras yang dipelihara petani dikurung/dikandangkan sepanjang hari, dengan skala usaha rata-rata 18 ekor induk ayam per petani. Cara pemeliharaan ini tidak jauh beda dengan sisitem pemeliharaan secara semi intensif, namun bedanya pakan diberikan secara penuh yaitu 100 gram per ekor per hari. Pada cara ini petani harus secara terus menerus menangani usahanya, karena aspek komersial dari usaha ini sangat ditekankan dimana pengeluaran modal cukup banyak terutama untuk pembelian pakan. Dengan cara ini produkstifitas dan pemanfaatan ayam buras oleh petani meningkat. Pada sistem pemeliharaan secara intensif ayam betina tidak diberikan kesempatan ayam betina mengerami telurnya. Telur dieramkan oleh ayam-ayam yang khusus dipelihara sebagai penetas telur atau ditetaskan dengan menggunakan mesin tetas. Pada pemeliharaan secara semi intensif ini tingkat kematian ayam mencapai 27% terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu dan produksi telur dapat mencapai 103 butir per ekor per tahun
(sumber:  forclime.org/merang/32-STE-FINAL.pdf )

Senin, 26 November 2012

Cara mempercepat rontoknya bulu ayam yang sedang mabung

Cara mempercepat rontoknya bulu ayam yang sedang mabung
Proses pergantian bulu pada ayam yang sedang mabung memang cukup lama, kadang saya sampai bosan dan gak sabar menunggunya. Dalam kondisi mabung pola bertarung akan berubah, karena bulu-bulu yang sedang tumbuh di sekitar leher, punggung, maupun ekor masih belia dan mengandung darah. Dalam keadaan ini ketika terkena patukan ayam atau kena pukul akan mengakibatkan luka pada bulu yang sedang tumbuh. Kadang ayam merasa geli atau risih ketika kita pegang apalagi kalau sedang di abar. Pengalaman dari Pakde ... ayamnya yang sedang mabung di coba dengan ayam lebih muda, hasilnya ayam tidak terlalu agresif dan cenderung lemas tenaganya, hanya beberapa menit ayam ini pun lari. Dari kasus di atas mungkin tidak hanya saya atau pakde ... yang mengalami, beberapa penghobi ayam aduan lainnya bisa saja mengalami pengalaman serupa.

Nah dari hasil uji coba yang dilakukan beliau menuturkan bagaimana cara mempercepat rontoknya bulu ayam jago ketika mabung sehingga proses mabung menjadi lebih cepat. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

  1. Ayam yang sedang mabung dikurung, dengan kondisi kurungan tertutup kain. Seperti burung murai yang berada dalam kurungan di krakap kain.
  2. Biarkan selama 1 minggu jangan pernah di pindahkan dari kurungan dan jangan di buka krakapnya. Krakap dibuka hanya ketika diberi makan dan minum saja.
  3. Beri makan "Krese" mungkin anda menyebutnya udang rebon.
  4. Selama proses ini kotoran ayam tidak usah dibersihkan, dan sekali lagi krakap jangan dibuka. Tujuannya adalah agar tekanan kelembaban / suhu angat dalam kurungan tidak keluar. Hal inilah yang menyebabkan proses rontoknya bulu.
  5. Setelah kurang lebih 1 minggu bulu-bulu yang lama rontok akan berganti dengan yang baru, krakap sudah boleh dibuka.
  6. Untuk mempercepat tumbuhnya bulu, beri suplemen minyak ikan satu butir perhari, berikan selama tiga hari saja, karena jika terlalu banyak biasanya bulu yang tumbuh terlalu lembut dan lemas.

Minggu, 25 November 2012

Proses pergantian bulu pada ayam

Proses pergantian bulu pada ayam
Proses penggantian bulu atau sering disebut dengan istilah Mabung, Ngurak atau Moulting pd unggas, merupakan hal yg rutin dan terjadi tiap tahun. Pada masa ganti bulu, biasanya banyak bebotoh yg tidak menyadari tentang kondisi ayam yg membutuhkan berbagai mineral dan protein yg bertambah pada fase ganti bulu. Bebotoh masih saja memperlakukan ayamnya dgn ransum biasa, padahal ayam yg mengalami proses ganti bulu lebih memerlukan perhatian ekstra. Pada fase ganti bulu ini merupakan fase istirahat yg panjang dan perlu diberikan pakan khusus yang lebih bergizi tinggi dan mineral berikut vitamin yg cukup. Pemberian pakan yg mengandung kadar protein yg lebih perlu diberikan karena pada fase ini ayam memerlukan energi yg relatis lebih banyak. Bila kebutuhan mineral dan protein tidak tercukupi dlm jumlah yg memadai maka ayam petarung akan mengalami penurunan kualitas fisiknya. Efek selanjutnya yang dapat terlihat adalah kondisi berpengaruh pada saat ayam aduan kelak bertarung dimana ayam terlihat lebih lemah dan jadi loyo. Sering kita temui di kandang bebotoh, ayam petarung yg dalam fase ganti bulu bermuka pucat kurang gairah dan terlihat lemas.

Pada masa ganti bulu, sebaiknya ayam diberikan Pakan Ayam Petelur dgn kadar protein 16%, sedangkan pakan ayam yg lain sangat tidak cocok, karena kandungan kalori dan protein yang terlalu berlebih. Hal ini ditujukan untuk menghindari terjadinya kegemukan pada ayam, yg berakibat penumpukan pada tulang dada dan hal ini akan sangat mengganggu stamina ayam. Karena ayam akan lebih mudah kehabisan nafas (ngos-ngosan) dan pengembalian bentuk dan berat ideal ayam tsb akan memakan waktu yang lebih lama lagi.


Pada saat ganti bulu, ayam aduan tidak memerlukan pemberian MINYAK IKAN yg berlebihan. Ini bisa dinilai dari sehelai bulu ayam yg mengandung 85% protein, 2.5% lemak, 1.5% serat kasar, 0.2% kalsium dan 0.75% phosporus (berdasarkan penelitian Charoen Phokpand). Jadi dengan dilihat komposisi kandungan bulu, maka ayam tidak memerlukan minyak ikan. Namun pada saat ganti bulu,ayam lebih membutuhkan protein, vitamin dan mineral yg cukup.

Kebanyakan bebotoh beranggapan pemberian minyak ikan dapat membuat bulu mengkilap dan kuat. Minyak ikan mengandung ASAM LINOLEAT 99% sebaliknya ayam hanya membutukan asam linoleat 1% saja yg bisa didapatkan dari pakan ayam aduan umumnya. Padahal untuk membuat bulu mengkilap dan kuat cukup melalui pemberian makanan berprotein yg cukup, sehingga kelenjar lemak yg ada pada ekor akan berfungsi sebagai semir yang akan digunakan ayam untuk mengilapkan bulu meskipun ayam tidak dimandikan.

Pada waktu ganti bulu, ayam tidak membutuhkan tenggaran/umbaran yg rutin, ayam cukup diumbar 3 hari sekali saja untuk mengepakkan sayam dan melemaskan otot yg kaku. Memegang ayam yang berganti bulu juga harulah berhati-hati, karena bulu masih muda dan teras sakit bila dipegang. Dan kemudian jangan sesekali ayam yang sedang berganti bulu dikumpulkan atau digabungkan dengan ayam betina, karena bulu mengandung phosporus yg tinggi, yg merupakan makanan yang paling diminati dan santapan lezat bagi ayam betina. Demikian juga bila dijadikan pemacek, maka perhatikan kebutuhan karbohidratnya, jika kekurangan maka napsu kawin akan menjadi menurun dan sebaliknya jika pemberian karbohidrat berlebihan maka ayam akan menjadi terlalu gemuk yang juga dapat menurunkan nafsu kawin.

Kemudian, selama periode penggantian bulu yang biasanya memakan waktu beberapa bulan, jangan lupa untuk memperhatikan kandang ayam, jangan sesekali menempatkan ayam yang memiliki sudut2 kandang yang cukup tajam yang dapat mengganggu pertumbuhan bulu dah bahkan bisa merusak bulu mudah yang baru tumbuh. Hal ini juga harus menjadi perhatian karena jangan sampai seluruh upaya keras kita di dalam menjaga pola makannya akan menjadi sia-sia belaka karena penempatan kandang ayam yang tidak tepat. Dengan kata lain, untuk ayam yang sedang mengalami penggantian bulu, mulai dari makanan, pengumbaran, dan penempatan kandangnya tetap harus menjadi perhatian kita agar proses penggantian bulu dapat berjalan dengan sempurna
(sumber:ayam-tarung.blogspot.com)

Sabtu, 06 Oktober 2012

Memelihara DOC ayam kampung di dalam Box

Gambar Images Memelihara DOC ayam kampung di dalam Box
Memelihara DOC ayam kampung di dalam Box - Sebenarnya ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam memelihara anak ayam dalam box.

Kelebihan :
  • Mudahnya penanganan dan seleksi
  • DOC tidak gampang tertular penyakit
  • Pemanas cukup dan tahan cuaca luar
  • Penggunaan lampu yang lebih mudah daripada gas
  • Tidak perlu mengganti litter
  • Kotoran langsung jatuh di bawah, kadar amoniak rendah.

Kekurangan :
  • Biaya investasi tinggi
  • Kapasitas tidak bisa banyak karena memakan lebih banyak tempat
  • Kerepotan tersendiri pada saat pemindahan ayam
  • Pemborosan daya apabila manajemen kurang tanggap (mengingat biaya listrik naik!)
Namun apabila dilakukan secara sungguh-sumgguh kekurangan tersebut tidaklah seberapa dibandingkan dengan hasil pertumbuhan yang memuaskan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila menggunakan metode seperti ini adalah:
  • Kontrol kepadatan populasi per box harus disesuaikan dengan pertumbuhan ayam
  • Kontrol sirkulasi udara, disesuaikan dengan pertumbah ayam, secara bertahap membuka kertas semen penutup alas.
  • Efisiensi dan majemen lampu, gunakan dimmer (otomatis) untuk mengatur intensitas cahaya. Atau dengan mengganti watt yang lebih rendah mengikuti perkembangan ayam dan mematikan pada saat siang hari.
Pemeliharaan dengan metode seperti ini dapat digunakan sampai ayam berumur 40 hari. Sedangkan untuk standart ukuran dan bahan box tidak ada batasan dan standart tertentu. Kami juga pernah menemui box dengan bahan bambu dengan biaya yang lebih murah.
(sumber: srejekifarm.blogspot.com)

Senin, 01 Oktober 2012

Step by Step Budidaya Ayam Pedaging Broiler

Step by Step Budidaya Ayam Pedaging Broiler
I. Pendahuluan
Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami (non-Kimia).

II. Pemilihan Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih

III. Kondisi Teknis yang Ideal
Lokasi kandang. Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.

Pergantian udara dalam kandang. Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.

Kemudahan mendapatkan sarana produksi. Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.

Suhu udara dalam kandang. Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :
Umur (hari)     Suhu ( 0C )
01 - 07     34 - 32
08 - 14     29 - 27
15 - 21     26 - 25
21 - 28     24 - 23
29 - 35     23 - 21

IV. Tata Laksana Pemeliharaan
4.1 Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.

Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.

4.2. Pakan
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler. Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.

Contoh perhitungan :
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen =
1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.

4.3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.

4.4. Teknis Pemeliharaan
Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
Minggu Ketiga (hari ke 15-21). Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
Minggu Keempat (hari ke 22-28). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal  mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
Minggu Kelima (hari ke 29-35). Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
Minggu Keenam (hari ke-36-42). Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.

4.5. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :

Tetelo (Newcastle Disease/ND). 
Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 - 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD). 
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease). 
Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
Berak Kapur (Pullorum). 
Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum.

Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.

Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan.

Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih optimal, pemberian POC NASA dapat dicampur dengan Hormonik dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino. Dapat juga menggunakan VITERNA Plus yang merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :

Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan lain-lain.
Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.

4.6. Sanitasi/Cuci Hama Kandang
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.
(sumber:teknis-budidaya.blogspot.com)

Rabu, 26 September 2012

Tips Merawat anak ayam bangkok dengan memberikan campuran susu tepung pada pakannya

Tips Merawat anak ayam bangkok dengan memberikan campuran susu tepung pada pakannya
Cara Merawat anak ayam bangkok anakan mulai dari menetas sampai umur 4 bulan merupakan masa pembentukan phisik ayam bangkok, di umur-umur inilah kita seharusnya dapat memberikan konsumsi pangan dan kebebasan gerakan yang maksimal. Bila tidak, maka upaya membesarkan ayam akan menjadi sia-sia.

Anakan ayam bangkok yang memiliki konsumsi pangan dan gerakan yang minim di umur sampai dengan 4 bulan akan memiliki postur dan kekuatan phisik yang tidak maksimal sehingga tidaklah layak untuk diturunkan di gelanggang. Anakan ayam sampai dengan umur 4 bulan harus menerima konsumsi pangan yang seimbang baik untuk protein, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air. Dalam kebiasaan sehari-hari kami di dalam memelihara ayam bangkok, anakan umur 1-4 bulan akan diberikan pangan yang berupa pakan buatan pabrik yang dicampur dengan susu tepung untuk anak bayi. Komposisi campuran yang kami gunakan adalah 1:5 (Contoh: 1 kg susu dicampur dengan 5kg pakan).

Kadang memang terasa lucu maupun aneh, mengapa kita mencampurkan susu tepung anak ke dalam pakan akan ayam, akan tetapi bila dilihat dari hasilnya akan sungguh berbeda bila kita tidak melakukannya. Anakan akan memiliki pertumbuhan yang sangat bagus baik untuk tulangan, otot, bulu maupun bagian tubuh lainnya. Susu yang digunakan tidak perlu susu yang mahal, karena susu murahpun sudah cukup kandungan protein, karbohidrat, mineral dan vitaminnya. Dan komposisi ini sangatlah baik dan diperlukan untuk pertumbuhan anakan ayam. Dan bila kita telah mencampurkan susu tepung ke pakan anakan ayam, maka kebutuhan pakan lainnya seperti mineral maupun vitamin sudah tidak perlu terlalu dibutuhkan karena telah tersedia pada kandungan susu.

Dari hasil yang akan diperoleh, apalagi kita membandingkan anakan yang diberikan campuran susu dan yang tidak, maka akan terlihat perbedaan pertumbuhan anakan yang jauh berbeda. Anakan ayam yang diberi pakan dengan campuran susu akan terlihat lebih energik dan memiliki postur tubuh yang lebih kuat dibanding yang tidak. Jadi bagi kami, kebiasaan mencampur susu dengan pakan anakan ayam menjadi hal yang harus dilakukan. Karena sangatlah disayangkan bila kerja keras kita untuk membesarkan anakan menjadi sia-sia belaka sewaktu ayam menginjak umur perawatan untuk tarung akibat rendahnya kandungan gizi sewaktu ayam masih kecil. Akhir kata, apapun kesimpulannya, ayam bangkok memang dilahirkan untuk dinikmati gaya tarung ataupun postur tubuhnya yang indah jadi apapun alasannya, konsumsi pangan yang tepat sewaktu membesarkannya adalah hal yang sangat mutlak.
(sumber: jagogalih.wordpress.com)

Jenis-jenis ayam serama

Ayam Serama sekarang sedang naik daun. Ibarat magnet bagi peminat hobi unggas, keberadaan serama menjadi primadona baru hobis dunia unggas. Dengan keberaan kontes kecantikan serama menambah kuat magnet. Perawakannya yang kecil, menjadikan pemeliharaan serama menjadi sangat praktis. Memelihara serama tidak membutuhkan lahan yang luas, dan makanannya pun sedikit sehingga kotorannya tidak banyak. Disamping itu, ayam ini tidak memerlukan perawatan yang ekstrim. “Namanya unggas, mabung itu pasti. Cuma kalo serama selesai mabung, ya sudah. Dijemur dan panas-panasin pake serama lain. Udah narik lagi. Bisa buat maen (kontes,red) lagi.” kata Anto, hobiis serama di Daerah Ciputat. “Beda sama burung, yang memendam resiko suara berubah sehabis mabung, paling parah gak bisa bunyi lagi” lanjutnya.

Besarnya animo masyarakat untuk memiliki serama, membuat farm-farm mulai berlomba menjawab kesempatan tersebut. Namun minimnya pengetahuan pemula, membuat harapan meleset dari kenyataan. Mengetahuan dasar yang harus dimiliki pemula sebelum hunter serama, adalah pemahaman tipe serama. Sebelum hunting serama, ada baiknya pemula tahu benar macam type serama dan tahu ciri-cirinya.
Secara umum tipe serama ada 3. Namun tidak semua orang tahu pada awalnya hanya ada 2 tipe. Sedangkan tipe serama yang ketiga adalah turunan dari 2 serama terdahulu.


jenis ayam serama tipe slim
1. Tipe Slim.
Serama tipe ini, adalah tipe serama yang pertama kali ditemukan, dan sempat lebih dari 10 tahun menjadi primadona hobiis serama. Ayam kecil yang dulu, orang tahu hanya kate, hadirnya serama dengan tipe slim adalah tonggak awal dikenalnya varietas ayam serama. Posturnya yang tegap, bak serdadu yang siap berperang, menjadikan serama populer dengan ayam sombong. Beda dengan kate yang bertubuh agak besar dibanding serama dengan kaki pendek dan besar. Serama tipe slim memiliki tubuh proporsional layaknya ayam kampung, jadi tidak kelihatan bantat. Proporsional yang dimaksud disini adalah besar tubuh proporsional dengan bentuk kepala dan panjang kaki. Meminjam pemahaman akan bonsai, bonsai akan berbeda dengan tonggakan kayu. Bonsai adalah miniatur pohon dialam bukan paham kerdil. Demikian juga serama bukan ayam kerdil tapi ayam mini.



Tipe ini selama masa kejayaannya 10 tahun lebih, telah mengalami berbagai penyempurnaan dari tahun ketahun, seiring semakin selektifnya hobiis dan penyilangan-penyilangan yang dilakukan. Penyempurnaan tersebut diantaranya adalah serama yang pada awalnya berbobot kurang dari 650 gram, semakin tahun semakin disempurnakan dengan bodi yang semakin kecil. Pada akhirnya tipe ini hanya berbobot 300 gram bahkan kurang.

Tidak berhenti sampai disitu saja, hobiis mulai melakukan seleksi untuk mendapat serama dengan sayap yang jatuh. Artinya ujung sayap sampai menyentuh lantai. Ditambah dengan postur yang tegap sempurna, sehingga mirip sekali dengan serdadu yang sedang siaga sembari memanggul senapan. Dengan semakin banyaknya serama dengan kualitas bagus, dunia kontes juga mengalami perubahan dengan ditambahkannya kriteria gaya dalam kontes. Awalnya kontes serama yang penting adalah kecil dan enak dilihat.


jenis ayam serama tipe appel
2. Tipe Appel
Serama tipe apple atau lebih poputer dengan istilah bold, adalah serama yang diperkenalkan kekhalayak pada tahun 2003-2004. Karekter yang membedakan dengang tipe sebelumnya adalah tegapnya serama dengan dada besar sehingga jika melakukan tarikan kepala bisa berada di belakang punggung. Jika dilihat dari depan hanya jenggernya saja yang terlihat, atau lebih poputer dengan istilah jetslam. Keberadaan serama tipe ini, adalah tonggak baru serama moderen.

Berbeda dengan serama tipe slim, serama ini memiliki tubuh dengan tipe botal dengan kaki yang agak pendek, sehingga mirip dengan buah apel. Serama tipe apel sebenarnya memiliki silsilah penciptaan dengan line (garis) keturunan dari tipe slim. 


 
jenis ayam serama tipe ideal
3. Tipe Ideal
Serama tipe yang terakhir adalah tipe ideal. Melihat kondisi bahwa masing masing tipe memiliki kekuarangan, memunculkan minat hobi untuk menyilangkan kedua tipe serama yaitu tipe slim dan tipe apple. Dari hasil penyilangan tersebut memunculkan tipe serama ideal. Setelah beberapa tahun berjalan diperolehnya tipe serama yang diimpikan, yaitu serama denga proporsi tubuh ramping dengan dada yang besar. Inilah serama moderen yang kita kenal sekarang banyak dipakai kontes.

Kendati demikian untuk memperolah serama dengan karakteristik seperti yang diinginkan tidaklah mudah, sebab darah slim atau bold masih sering muncul pada keturunannya. Dari 100 anakan yang lahir dari persilangan serama ini, hanya 8-5 ekor yang sesuai dengan keinginan. Sehingga serama yang memiliki bodi ideal berkualitas kontes harganya masih terbilang mahal. 
(sumber: kartikaseramafarm.blogspot.com)

Selasa, 25 September 2012

Cara mudah melatih anak ayam serama supaya terbiasa dan siap saat kontes

Cara mudah melatih anak ayam serama supaya terbiasa dan siap saat kontes
Melatih anak ayam serama saat usia dibawah 3 bulan lebih mudah dibandingkan melatih serama yang menginjak usia remaja keatas, pada prinsipnya yang dibutuhkan adalah kebiasaan setiap harinya:
  1. Siapkan kandang/box untuk anakan yang beralaskarpethijau,dengan tujuan agar sejak dini anakan tersebut sudah terbiasa dengan meja kontes yang selalu beralaskan karpet.
  2. Jemur anakan serama secara berkala di pagi hari, waktu ideal penjemuran antara jam 7-10 pagi, sambil ditempatkan pada kawat ram perhatikan saat pada penjemuran di kawat ram, jika ukuran kawat ram besar hendaknya ditempati lebih dari seekor anakan serama.pasang penutup pada kawat ram sebatas kepala saat anakan tegak, dimaksudkan agar anakan ayam agar terbiasa dan sebagaian proses dapat berdiri tegak.
  3. Untuk memancing agar anakan ayam mau berdiri tegak dan makin agresif bisa diberikan jangkrik atau ulat melalui bagian atas kawat, tapi jangan sampai berlebihan.

(sumber:lawangserama.wordpress.com)

    Selasa, 18 September 2012

    Panduan praktis cara memelihara ayam kampung pedaging

    Panduan praktis cara ternak ayam kampung pedaging
    Kebanyakan orang memelihara ayam kampung hanya sebatas memelihara saja tanpa memperhatikan aspek-aspek keuntungan yang akan didapat dari hasil beternak ayam kampung, dan kadangkala tidak tahu cara memeilha ayam kampung yang baik, nah kali ini penulis share cara memeilhara ayam kampung pedaging agar ternaknya tumbuh sehat dan menghasilkan uang. Artikelnya saya  kutip dari  sentralternak.com.

    mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif  ke sistem semi intensif atau intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita. Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :

    1. Bibit

    Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.

    2. Pakan

    Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.

    Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
    • 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
    • 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
    • 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
    • 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
    • 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
    • 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
    • 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
    • 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu

    Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.

    3. Perkandangan

    Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.

    Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.

    Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.

    Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.

    Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.

    4. Manajemen Pemeliharaan

    Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
    1. Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
    2. Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
    3. Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat

    Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.

    5. Pengendalian Penyakit

    Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :

    Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
    Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
    Melakukan vaksinasi secara teratur
    Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
    Manajemen pemeliharaan yang baik
    Kontrol terhadap binatang lain

    Berikut kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :

    a. Tetelo (ND)
    Penyebab : paramyxivirus
    Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
    Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
    Pengobatan : belum ada

    b. Gumboro (gumboro disease)
    Penyebab : virus
    Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
    Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
    Pengobatan : belum ada

    c. Penyakit cacing ayam (worm disease)
    Penyebab : Cacing
    Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
    Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
    Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya

    d. Berak kapur (Pullorum)
    Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
    Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
    Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
    Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn  atau lainnya

    e. Berak darah (Coccidiosis)
    Penyebab : protozoa Eimeria sp.
    Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
    Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
    Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya

    6. Pasca Panen dan Pemasaran

    Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, sedang produksi masih terbatas. Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini. Harga ayam kampung hidup berkisar antara Rp 19.000 - Rp 22.000/ekor di tingkat peternak.

    7. Pengelolaan Produksi

    Sebagai seorang peternak yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita lakukan dapat memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan pengelolaan atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu. Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak. Tapi perlu diingat juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap panen.

    Mudah-mudahan uraian di atas dapat menambah pengetahuan kita dalam hal beternak dan menjadikan cara beternak kita lebih baik. Saran dan kritik selalu kami nantikan untuk kemajuan kita bersama. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita bersama.
    (sumber: sentralternak.com)

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...