Tampilkan postingan dengan label kandang ayam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kandang ayam. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 November 2013

Faktor penyebab bau busuk pada kandang peternakan ayam

Faktor penyebab bau busuk pada kandang peternakan ayam - Banyak petrnak yang mengeluhkan kondisi kandangnya yang mengeluarkan bau tidak sedap sehingga mendapat protes dari lingkungan sekitar. Tidak hanya itu, bau yang tidak sedap yang disebabkan oleh bau amoniak ini juga sangat berpengaruh pada kesehatan ayam yaitu dapat menyebabkan iritasi pernafasan sehingga memicu terjadinya penyakit-penyakit pernafasan.

Banyak hal yang sudah diupayakan oleh peternak dalam mengatasi masalah ini seperti dengan mengganti sekam (pada kandang panggung) dan merutinkan pembersihan kotoran ayam (pada kandang panggung dan bateray). Akan tetapi, peternakan ayam merupakan sebuah usaha komersil yang padat akan perhitungan ekonomis sehingga penggantian sekam yang terlalu sering dan rutinitas yang padat dalam membersihkan feces dinilai kurang ekonomis selain juga dapat menyebabkan stress pada ayam.  Nah, sebelum saya jelaskan bagaimana mengatasinya terlebih dahulu akan saya jelaskan mengenai beberapa penyebab terjadinya bau yang tidak sedap/ bau busuk pada peternakan ayam.

Kotoran ayam yang berbau tidak sedap umumnya berasal dari kotoran yang basah, sedangkan kotoran yang kering umumnya tidak menyebabkan bau. Kotoran ayam yang basah ini biasanya disebut dengan wet droppin.  Adapun factor-faktor yang menyebabkan wet dropping ini diantaranya :
  • Manajemen kandang. Kelalaian pengontrolan suhu, kelembaban, dan densitas (kepadatan) ayam di dalam kandang akan menyebabkan ayam menghadapi stres panas sehingga ayam lebih banyak minum dibandingkan makan.  Akibatnya feses yang dikeluarkan konsistensinya lebih cair.
  • Tingginya konsentrasi mineral seperti natrium, kalium, magnesium, dan klorin dapat mengakibatkan asupan air yang berlebihan. Selain itu pemakaian formulasi pakan yang kaya akan serat terutama sumber bahan pakan karbohidrat bukan pati (NSPs) dapat meningkatkan perlekatan makanan dalam saluran pencernaan sehingga lebih banyak cairan yang keluar.
  • Pakan yang mengandung jamur dapat memicu timbulnya mikotoksin terutama jenis aflatoxin dan T-2, sehingga berdampak pada iritasi saluran pencernaan serta menyebabkan terjadinya kasus wet dropping.  Sementara itu mikotoksin jenis ochratoxin A, citrinin, dan oosporin dapat menyebabkan perubahan fungsi ginjal seperti terjadinya polyuria (produksi urin yang berlebihan) sehingga feses menjadi basah yang akhirnya menurunkan feed intake.
  • Infeksi kuman seperti bakteri, virus, protozoa pada saluran pencernaan menyebabkan iritasi sehingga ayam menjadi mencret (kotoran menjadi basah)
  • Pakan yang tidak terdedia enzim-enzim untuk merombak stuktur pakan tersebut sehingga usus tidak mampu menyerap dengan sempurna akhirnya kotoran keluar masih mengandung pakan. selain menimbulkan bau hal ini juga menimbulkan peningkatan nilai FCR karena makanan yang dimakan tidak diserpa maksimal oleh usus
  • Penggunaan antibiotik juga menyebabkan kotoran menjadi lebih basah. Bukan hanya basah namun kotoran akan keluar bersama sisa pakan yang tidak tercerna sempurna mengakibatkan kandang berbau busuk akibat protein pada pakan yang menjadi tempat berkembang biak bakteri.

Pencegahan dan penanganan yang tepat akan membuat kondisi tidak semakin buruk. Jika kondisi bau busuk tersebut dibiarkan maka resikonya bisa banyak seperti FRC meningkat, keluhan masyarakat sekitar kandang, ayam akan mudah kena penyakit pernafasan (karena bau busuk mengiritasi saluran pernafasan), ayam menjadi rentan terhadap sakit karena sisitim pertahanan tubuhnya menurun, respon vaksin yang tidak maksimal dll.

Jika unggas tampak mengeluarkan wet drop, maka harus segera diselidiki dan dicari tau penyebabnya kemudian diatasi. Jika penyebabnya karena penyakit harus segera diberi penanganan sesuai penyakitnya. Jika karena pakan yang berkualitas buruk maka harus diberikan suplemen yang dapat meningkatkan kualitas pakan seperti Improlin-G dan Imunose yang juga berfungsi mengikat jamur pada pakan dan mengikat bakteri penyebab mencret pada usus (pencernaan). Jika wet drop (mencret) karena baru dikasih anibiotik, maka penanganannya ialah dengan memberikan imunose dengan dosis 1 ml/ 2 litter air selama 6 jam, InsyaAllah kotorannya akan mengeras (jika penyebab mencretnya karena baru diberi antibiotik). Jika semuanya sudah teratasi maka terakhir tinggal disemprot dengan AMONIL pada sekam atau kotorannya. AMONIL selain mengikat bau busuk juga bisa membunuh larva lalat yang juga kadang menyebabkan bau busuk.

sumber : dokterternak.com

Sabtu, 24 Agustus 2013

Membersihkan kandang ayam setelah selesai panen

Membersihkan kandang ayam setelah selesai panen

Kapan kandang harus di bersihkan ?
Pembersihan kandang dengan total menggunakan air, Hanya bisa dilakukan setelah putaran periode selesai, untuk ayam potong biasanya setelah umur ayam mencapai 6 minggu, masa kandang layak di pakai kembali setelah minimal 25 hari setelah ayam di apkir.

Paska putaran periode untuk ayam PS ialah, hanya bisa di lakukan pembersihan kandang setelah umur ayam mencapai 65 minggu. Untuk anda yang mau mendalami tentang peternakan ayam, tidak cukup kalau hanya punya modal saja, sayang kalau punya modal saja, tanpa mengetahui prosedur peternakan yang menguntungkan, Khusus nya di peternakan ayam, mau ayam Gp (grand Parent) PS (parent Stock) Layer, LsG, atau pun ayam broiler dan ayam kampung, semua itu tidak lepas dari Tata Biosekurity yang harus di terapkan di dalam System Peternakan tersebut, Tanpa Biosekurity, semua perjuangan akan sia-sia, Untuk karena itu saya mau berbagi pengalaman, mengenai pembersihan kandang yang sudah di pakai, Saya kebetulan Memelihara Ayam Jenis PS. Yang di datang kan dari sebuah perusahaan dari negara philipina. bulan kemarin umur ayam sudah mencapai usia 65 minggu, artinya sudah tidak layak lagi di pelihara, dan saatnya di afkir.

Keluarkan barang-barang seperti: Nest Box (sangkar), Buka slat semua, Buka Feeder semua, Dan peralatan yang lain-nya.
Setelah Di keluarkan barang-barang tersebut, Lalu Mulai lah membuang sekam yang sudah tidak di pakai (pupuk kandang) masukan kedalam karung, mau di jual atau di buang, yang penting buang jauh dari lokasi kandang. ketika selesai pembuangan sekam (litter) Sebaik-nya di sapu semua, supaya memastikan bahwa kotoran yang ada di dalam kandang benar-benar bersih.
    
Lakukan penyemprotan terlebih dahulu, Penyemprotan ini sebaiknya menggunakan Obat Kutu, Jangan menggunakan disinfectant, gunakan obat kutu atau insektisida yang mudah di dapat, Pada waktu penyemprotan buka tirai kandang, penyemprotan di lakukan dengan tujuan untuk membunuh kutu yang ada di dalam kandang, biasanya kutu yang berwarna hitam, lakukan penyemprotan dengan rata, untuk keselamatan pekerja, siapkan : sarung tangan, helm buat melindungi kepala dari terkena semburan obat, Sepatu But, Baju panjang, dan masker.
    
Rendam Peralatan Kandang seperti feeder, atau peralatan lainnya, kebetulan saya menggunakan Pen Feeder, jadi harus semua di buka dan di lepas satu persatu bagian seperti gambar di bawah ini, dengan tujuan untuk mempermudah proses pembersiahan
    
Setelah di rendam spray dengan menggunakan alat spray, supaya mudah melepaaskan kotoran yang terdapat di feeder, setelah kira-kira bersih, rendam peralatan tersebut dengan menggunakan Hi-Chlone, supaya partikel-partikel kecil bisa bener-bener hilang dan bisa di yakinkan bahwa peralatan tersebut bebas dari bibit penyakit sebelum di gunakan kembali.
    
Setelah kandang bersih di cuci, barang-barang atau peralatan yang akan di butuhkan sudah betul-betul siap pakai, kemudian lakukan penyemprotan kandang dengan menggunakan ubat kutu untuk yang kedua kalinya, setelah penyemprotan obat kutu selesai, lakukan penyemprotan dengan menggunakan disinfectan, seperti TH-4, bisa juga longlife, atau jenis-jenis di sinfectant yang mudah di dapat di persekitaran anda.
    
Setelah penyemprotan disinfectant selesai, gunakan formalin terlebih dahulu, untuk formaline gunakan dosis 7 % dari total air yang di gunakan, setelah formalin selesai di semprotkan.
    
Hari berikutnya lakukan pengapuran seluruh lantai, Dengan tujuan untuk menetralisi bibit penyakit yang ada di dalam lantai kandang.
    
Kemudian proses selanjutnya pemasangan slat.Dimana slat sudah di bersihakan dan sudah selesai di pasang, kebetulan saya menggunakan slat yang terbuat dari plastik dan mudah untuk di bersihkan.
    
Setelah melakukan pemasangan slat selesai, masukan seperti sekam, setelah sekam di tabur di atas lantai, lakukan penyemprotan obat kutu sepeti neguvon, malathion, responsar dan sejenis nya, dan disinfectan , anda bisa menggunakan, th4. omnicide, dan juga bisa menggunakan virkon-s,

catatan: 
untuk pelaksanaan penyemprotan, jangan mencampurkan semua obat atau di sinfectan dalam satu drum untuk satu kali spray, lakukan penyemprotan secara bertahap.

sumber: http://indextrondosoul-farm.blogspot.com

Selasa, 16 April 2013

Fungsi sistem ventilasi tunel dalam kandang ayam broiler

Fungsi sistem ventilasi tunel dalam kandang ayam broiler
Fungsi Sistem Ventilasi Ventilasi yang cukup dalam kandang sangatlah penting untuk mendukung proses produksi broiler di Indonesia. Secara prinsip terdapat 5 alasan mengapa kita membutuhkan ventilasi dalam kandang, yaitu: 1. Untuk membuang panas, 2. Untuk membuang uap air yang berlebih, 3. Untuk mengurangi debu dan bau, 4. Untuk mencegah terbentuknya gas berbahaya seperti amonia dan karbon dioksida, 5. Untuk memberikan oksigen yang cukup untuk respirasi.

Dari 5 alasan tersebut, 2 alasan yang paling utama adalah untuk membuang kelebihan panas dan kelebihan uap air dalam kandang.

Selama cuaca panas, hal yang paling penting dari ventilasi adalah membuang kelebihan panas yang terdapat di dalam kandang. Sebagaimana kita ketahui bahwa selama masa pertumbuhan, ayam-pun akan mengeluarkan panas tubuh. Tetapi di sisi lain selama cuaca dingin atau saat ayam masih kecil (DOC), panas justru dibutuhkan.

Selama cuaca panas, termasuk pengeluaran panas tubuh ayam yang dikombinasikan dengan panas dari udara luar dan dari radiasi sinar matahari menyebabkan penurunan konsumsi pakan, penurunan pertumbuhan dan peningkatan kematian. Sistem ventilasi dan sistem pendinginan ini dapat membuang panas di dalam kandang yang berasal dari panas tubuh ayam dan panas dari radiasi sinar matahari. Saat ayam besar (menjelang akhir panen) jumlah panas dalam kandang semakin tinggi. Sebagai contoh kandang yang berisi 11.500 kg ayam hidup akan menghasilkan panas sebesar 1juta BTU/jam.

Selama cuaca dingin, fungsi utama ventilasi adalah untuk membuang kelebihan uap air dari dalam kandang dan tetap mempertahankan panas yang diproduksi oleh ayam maupun pemanas brooder. Kandang yang berisi 11.500 kg ayam hidup akan menghasilkan 40 gallons uap air/jam. Apabila kandang bertipe Closed House, sistem ventilasi ini harus dioperasikan dengan timer untuk membuang uap air yang berasal dari ayam atau dari kondisi yang lembab.


Apakah Ventilasi Tunnel Itu ??
Ventilasi tunnel adalah sebuah sistem dimana kipas exhaus diletakkan di ujung akhir kandang (outlet) dan di ujung bersebrangannya terdapat area untuk masuk udara (inlet). Udara akan masuk lewat inlet, selanjutnya udara berjalan dalam kandang melewati sekumpulan ayam dan akhirnya udara akan keluar melalui kipas outlet

Ventilasi tunnel adalah tipe sistem exhaus. Kipas ini bekerja seperti pompa yang akan menarik udara dari inlet ke outlet. Penarikan (pemompaan) angin dari dalam ke luar kandang menyebabkan tekanan udara dalam kandang menurun. Tekanan udara di luar kandang akan mendorong udara menjadi masuk ke dalam kandang melalui inlet. Pada kandang dengan tirai sepanjang sisi kandang (kanan dan kiri), inlet berada di depan yang sehadap dengan kipas exhaus. Sehingga bisa dibayangkan bahwa gerakan angin dalam kandang seperti aliran air di dalam pipa. Udara yang masuk ke dalam kandang dapat didinginkan apabila di inlet menggunakan “evaporative cooling pad”.

Kerugian ventilasi tunnel adalah dibutuhkan kipas exhaus yang cukup sesuai dengan volume kandang. Selain itu dibutuhkan biaya ekstra untuk operasional ventilasi tunnel ini sejalan dengan peningkatan berat badan agar pertumbuhan tetap optimal dan kematian menurun selama cuaca ekstrem panas.

Bagaimana Ventilasi Tunnel Bekerja ??
Pergerakan angin adalah salah satu dari metode paling efektif untuk mendinginkan ayam selama cuaca panas. Saat udara bergerak melewati tubuh ayam yang panas maka panas ini akan keluar dari tubuh sehingga tubuh merasa lebih dingin. Semakin banyak jumlah angin yang bergerak ini maka semakin banyak efek dingin yang dihasilkan. Efek dingin yang dihasilkan dari pergerakan angin ini umumnya dikenal dengan istilah “efek windchill”.

Pada pemahaman lebih lanjut efek windchill ini berbeda tiap umurnya. Bahkan bila dikaji lebih lanjut, ternyata efek windchill juga berbeda antara broiler, layer, pullet maupun breeder. Perbedaan ini diakibatkan oleh konstanta atau “chill factor” yang berbeda.

Ventilasi tunnel menghasilkan pergerakan angin yang cepat di dalam kandang. Kecepatan angin umumnya antara 350 sampai 400 FPM (feet per menit) atau ekivalen dengan 1,7 sampai 2 m/detik. Kecepatan angin dalam range ini akan menurunkan suhu sekitar 3,5 sampai 4 derajat Celcius. Efek ini akan menurun bila temperatur udara meningkat di atas 33 derajat Celcius, bila efek dingin ingin didapatkan maka dibutuhkan “evaporative colling system”.

Yang harus kita ingat adalah meskipun ventilasi tunnel bekerja efektif untuk meningkatkan kenyamanan ayam dan meningkatkan performance saat cuaca panas tidak serta merta itu berlaku untuk ventilasi saat cuaca dingin. Saat cuaca dingin, walaupun kecepatan ventilasi diturunkan sampai batas ventilasi minimum (sesuai acuan), ventilasi tunnel ini sudah cukup bekerja untuk membuang uap air, dan amoniak.

Sistem ventilasi tunnel sudah cukup mampu untuk menurunkan suhu di dalam kandang dibandingkan suhu di luar kandang. Bila dikehendaki suhu yang lebih rendah maka sistem pendinginan dapat digunakan. Sistem pendinginan evaporasi secara umum mulai banyak digunakan di Indonesia, sistem ini menggunakan cell pad yang ditempatkan di ruang inlet.
(sumber : unggasindonesia.wordpress.com)

Minggu, 07 April 2013

Pentingnya Desinfeksi dan Mengistirahatkan kandang

Pentingnya Desinfeksi dan Mengistirahatkan kandang
Sudah bukan rahasia lagi bahwa usaha untuk memperoleh hasil produksi yang tinggi dari sebuah bisnis peternakan tidaklah selalu berjalan dengan mulus. Banyak hal yang perlu diwaspadai, salah satunya keberadaan bibit penyakit yang bisa menimbulkan penyakit pada ternak.

Bibit penyakit bisa ada dibagian manapun di lokasi peternakan. Berdasarkan evaluasi kasus penyakit yang ada selama ini pun, diketahui bahwa pada dasarnya jumlah penyakit di peternakan belumlah berubah banyak. Namun penyakit yang menyerang relatif lebih kompleks, dimana sering ditemui kasus-kasus penyakit komplikasi yang semakin sulit untuk ditangani. Hal ini tentunya menjadi sebuah peringatan bagi kita bahwa kondisi lingkungan peternakan mulai jenuh. Artinya, konsentrasi bibit penyakit yang ada di kandang kita saat ini sudah lebih tinggi dari periode sebelumnya.

Pentingnya Penerapan Biosekuriti


Menurut Tabbu (2009), dikatakan bahwa untuk mengurangi konsentrasi bibit penyakit di peternakan perlu dilakukan penerapan biosekuriti secara tepat. Meskipun cakupan biosekuriti sendiri sangat luas, paling tidak ada 2 poin penting biosekuriti yang bisa diterapkan sejak awal persiapan kandang, yaitu pelaksanaan istirahat kandang minimal 14 hari (dihitung dari waktu kandang selesai dibersihkan), serta melakukan desinfeksi kandang yang tepat dan sempurna.
  • Istirahat kandang
Di lapangan, aspek mengenai masa istirahat kandang masih menjadi perdebatan dan membutuhkan pertimbangan penyelesaian yang cukup berat. Bagaimana tidak, disatu sisi secara teknis istirahat kandang sangat dibutuhkan untuk mengontrol dan memutus siklus hidup bibit penyakit. Namun disisi lain, pertimbangan akan efisiensi waktu seringkali mendorong peternak untuk mengurangi atau bahkan meniadakan istirahat kandang.

Dari beberapa kasus yang ada di lapangan, kadangkala masa istirahat kandang dilakukan peternak lebih cepat, kurang dari 14 hari atau bahkan hanya 7 hari. Padahal kondisi ini tidak baik karena akan menyebabkan bibit penyakit selalu berada di lingkungan peternakan, sehingga serangan penyakit pun akan selalu berulang.

Lalu adakah pengaruhnya antara istirahat kandang dengan performa ayam? Menurut Tony Unandar (2011), dari penelitian yang dilakukan oleh Klasing (2005) diketahui bahwa ayam broiler yang dipelihara tanpa masa istirahat kandang, memiliki sistem imunitas lebih rendah dibanding ayam yang dipelihara dengan istirahat kandang selama 3 minggu. Rendahnya sistem imunitas tersebut digambarkan dari:
  1. Kadar hormon ACTH (adeno corticotropic hormone) yang lebih tinggi. Tingginya hormon ACTH mengindikasikan bahwa ayam berada dalam kondisi stres. Dan kondisi tersebut selanjutnya bisa mengakibatkan imunosupresi berkepanjangan, sehingga ayam rentan terhadap serangan bibit penyakit.
  2. Kadar Interleukin-1 (indikator radang) yang lebih tinggi. Tingginya Interleukin mengindikasikan bahwa sisa-sisa bibit penyakit yang ada pada kandang tanpa istirahat kandang mampu menyebabkan reaksi radang di dalam tubuh ayam, meskipun ayam tidak menunjukkan gejala klinis yang signifikan. Selanjutnya reaksi radang yang terjadi di usus misalnya, akan mengakibatkan proses penyerapan nutrisi tidak optimal sehingga nilai konversi pakan nantinya akan menurun.

Dari penelitian di atas disimpulkan bahwa hendaknya peternak bisa melaksanakan masa istirahat kandang dengan tepat, yaitu minimal selama 14 hari. Dengan begitu, siklus hidup beberapa bibit penyakit akan terputus karena bibit penyakit yang berada di luar tubuh ayam tidak bisa bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama (tabel 1). Sedangkan untuk bibit penyakit yang memiliki daya tahan cukup lama di lingkungan seperti virus AI dan Marek (tabel 1), membutuhkan masa sitirahat kandang lebih lama yaitu selama 4 minggu atau bahkan lebih (Tony Unandar, 2011).
  • Desinfeksi kandang
Desinfeksi kandang merupakan salah satu bagian dari tindakan biosekuriti. Desinfeksi kandang yang tidak dilakukan secara sempurna dan “seadanya” menyebabkan tujuan semula untuk mengurangi bibit penyakit menjadi sia-sia. Dalam kaitannya dengan awal persiapan kandang, desinfeksi kandang kosong harus dilakukan dengan optimal, dimana seluruh bagian kandang harus basah atau terkena cairan desinfektan.

Perlu kita ketahui bersama bahwa desinfektan hanya akan bekerja jika kontak langsung dengan bibit penyakit. Oleh karena itu, penyemprotan desinfektan yang pertama kali sebaiknya menggunakan jetspray (penyemprotan air bertekanan). Dengan demikian, cairan desinfektan bisa masuk ke pori-pori dinding maupun lantai kandang.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan penggunaan desinfektan, yaitu:

a)  Jenis bibit penyakit

Tidak semua bibit penyakit bisa dibasmi oleh desinfektan. Contohnya virus yang tidak memiliki amplop (non enveloped), seperti virus Gumboro, EDS dan reovirus, tidak bisa dibasmi oleh desinfektan dari golongan amonium kuartener (QUATS) karena mekanisme kerja desinfektan tersebut ialah merusak dinding sel bibit penyakit. Sedangkan virus non enveloped tidak memiliki dinding sel.

b)  Materi organik

Materi organik, seperti sisa feses dan lendir, bisa menurunkan efektivitas desinfektan karena materi organik akan menghalangi kontak antara desinfektan dan bibit penyakit. Disinilah pentingnya melakukan pembersihan kandang secara optimal dengan menghilangkan semua bahan organik yang ada. Caranya dengan menyikat semua bagian kandang meliputi sela-sela dinding atau lantai kandang, kemudian semprot dengan air dan dikeringkan. Setelah itu, desinfeksi kandang baru bisa dilakukan.

c)  pH

Nilai pH pada air yang digunakan untuk melarutkan desinfektan juga mempengaruhi daya kerja desinfektan. Contohnya desinfektan golongan oxidizing agent akan bekerja optimal pada pH asam sampai netral (pH 4-7), sedangkan golongan QUATS dan aldehyde hanya akan berfungsi optimal pada pH basa-netral. Melihat karakteristik tersebut, maka sebaiknya kita menggunakan air dengan pH netral sehingga semua jenis desinfektan bisa bekerja optimal.

d)  Tingkat kesadahan


Tingkat kesadahan ditentukan dari kandungan ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air. Semakin tinggi kandungan ion-ion tersebut, akan semakin tinggi pula tingkat kesadahan air. Sama halnya pada obat, pelarutan desinfektan dalam air dengan tingkat kesadahan yang tinggi akan mengakibatkan potensi desinfektan menurun, terutama desinfektan golongan QUATS dan oxidizing agent. Guna memastikan tingkat kesadahan air sebaiknya lakukan pengujian di laboratorium, seperti Labkesda, PDAM maupun Medion yang juga menyediakan fasilitas uji tersebut.

e)  Waktu kontak

Waktu kontak berkaitan dengan cepat atau lambatnya daya kerja desinfektan dalam mengeleminasi bibit penyakit. Sesaat setelah diaplikasikan, desinfektan mulai mengalami degradasi sehingga efektivitasnya berangsur-angsur menurun. Alhasil, semakin singkat waktu kontak yang dibutuhkan untuk membasmi mikroba maka semakin efisien desinfektan tersebut. Desinfektan golongan QUATS dan oxidizing agent diketahui mempunyai waktu kontak relatif singkat (10-30 menit) dibandingkan fenol sehingga memiliki daya bunuh lebih cepat.

f)  Dosis

Dosis desinfektan hendaknya disesuaikan dengan aturan pakai yang tercantum pada etiket atau kemasan produk. Khusus untuk desinfeksi kandang, kebutuhan desinfektan tiap m2 adalah 300 ml. Sebelumnya kita hitung terlebih dahulu luas permukaan kandang yang akan disemprot (meliputi lantai, dinding dan langit-langit) dengan rumus: 2,5 x luas lantai kandang.
  • Selanjutnya kita hitung kebutuhan desinfektan dengan rumus = luas permukaan kandang yang akan disemprot x kebutuhan desinfektan tiap m2 x dosis desinfektan
Contoh perhitungan:
Terdapat kandang dengan panjang 100 m dan lebar 10 m.
  • Luas lantai kandang = 100 m x 10 m = 1000 m2
  • Luas permukaan kandang yang akan disemprot = 2,5 x 1000 m2 = 2500 m2
Kandang akan disemprot menggunakan Medisep dengan dosis 15 ml/10 liter air. Maka jumlah desinfektan yang diperlukan:

= 2.500 m2 x 300 ml/m2 x 15 ml/10000 ml

= 1125 ml atau 1,125 liter

Jadi, kebutuhan Medisep untuk semprot kandang dengan luas 1000 m2 adalah 1,125 liter

(sumber : infomedion.co.id)

Senin, 11 Maret 2013

Syarat pembuatan kandang untuk ayam kampung

Bagaimanakah membuat kandang ayam yang standar ? Bagi kebanyakan peternak ayam, kandang ayam kampung masih cukup asing. Hal ini karena selama ini kebanyakan peternak masih memelihara ayam kampung dengan cara diumbar tanpa kandang dan dibiarkan tidur di mana pun, yang penting ayam tersebut masih kelihatan pulang ke rumah. Padahal dengan menggunakan kandang yang baik maka akan ada banyak manfaat yang diperoleh oleh peternak ayam kampung.

Sama seperti rumah bagi manusia, kandang bagi ayam kampung juga sangat berguna sebagai tempat berteduh. Kandang tersebut juga mampu menghindarkan ayam dari berbagai bahaya dari lingkungan sekitar termasuk dari ancaman binatang buas seperti rubah. Selain itu kandang yang bersih, nyaman, aman dan memiliki udara yang segar mampu menghindarkan ayam dari stress dan berbagai penyakit sehingga ayam kampung mampu menghasilkan telur maupun daging yang lebih baik.

Dalam membuat kandang ayam kampung, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, diantaranya:
  1. Kandang harus terpisah dari pemukiman dengan jarak minimal 10 m
  2. Usahakan lantai kandang lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya agar kandang tersebut selalu bersih dan kering
  3. Kandang tidak boleh bocor dan lembab
  4. Usahakan agar sinar matahari bisa masuk ke dalam kandang, karena itu sebaiknya kandang dibuat dalam posisi membujur dari barat ke timur
  5. Bahan untuk membuat kandang mudah dicari dan harganya cukup murah agar ketika kandang rusak anda tidak merasa kesulitan mencari bahan untuk memperbaikinya
  6. Sirkulasi udara harus lancar sehingga mampu mengusir bau menyengat amoniak dari kotoran ayam dan memberikan udara segar untuk ayam kampungnya
  7. Kandang mengacu pada standar kepadatan yang sesuai
  8. Dilakukan penyucihamaan atau pembersihan kandang maupun peralatan yang dipakai secara periodik

Syarat pembuatan kandang untuk ayam kampung

Kandang Ayam Kampung Sistem Postal (Litter)

Kandang jenis ini tidak memiliki halaman pengumbaran, jadi ayam selalu berada dalam kandang dengan alas litter (misal serutan kayu atau sekam). Kelebihannya adalah mampu menghemat tempat, biaya dan tenaga untuk perawatannya. Selain itu ayam juga bisa mendapatkan tambahan vitamin B-12 yang berasal dari hamparan litter sebagai penutup lantai tersebut.

Berdasarkan usia ayam yang diternak, kandang ayam kampung dibagi menjadi beberapa jenis yaitu kandang untuk ayam usia 1-20 hari, 21-40 hari, 41-60 hari dan 61-90 hari

Senin, 31 Desember 2012

Menengok sistem perkandangan ayam petelur di luar negeri

Menengok sistem perkandangan ayam petelur di luar negeri - Sejak Januari 2012 Directive Council (DC) Uni Eropa telah melarang sistem peternakan ayam petelur dengan menggunakan kandang tradisional. Hal tersebut akan membuat perubahan besar pada industri peternakan ayam petelur di Eropa yang harus merubah sistem perkandangannya untuk mengikuti aturan DC ini. Sistem perkandangan ayam petelur tradisional atau yang di Eropa di sebut Conventional Laying Cages (CC) harus dirubah menjadi beberapa alternatif, seperti Furnished Enriched Cages (FC) atau Non-Cages System. Berikut gambar alternatif-alternatif yang diterapkan di peternakan ayam petelur di Eropa :

Large group furnished range cages
Large group furnished range cages. ini mampu menampung 60 ayam perbarisnya. Sistem ini adalah sistem yang membutuhkan biaya mahal, tetapi lebih efektif dan efisien dari sistem manapun dalam hal hasil telur, konversi pakan, kesehatan ternak dan mortalitas.
 Multi-tier aviary system

Multi-tier aviary system
, sistem ini adalah termasuk sistem non-cages atau bebas, tetapi indoor.
 Wooded Free-range

Wooded Free-range
adalah sistem dimana ayam dibebaskan di alam dengan dibatasi oleh dinding kayu pada radius tertentu. Telur jenis kandang ini harganya lebih mahal dan banyak dicari oleh konsumen di Eropa.
 Indoor range of rondeel system

Indoor range of rondeel system
, sistem ini hampir sama dengan wooded free-range tetapi sisi terluarnya dibatasi dengan tirai.
(sumber: pasarpetani.com)

Rabu, 21 November 2012

Memberishkan kandang setelah selesai masa panen

Memberishkan kandang setelah selesai masa panen
Kapan kandang harus di bersihkan ?
Pembersihan kandang dengan total menggunakan air, Hanya bisa dilakukan setelah putaran periode selesai, untuk ayam potong biasanya setelah umur ayam mencapai 6 minggu, masa kandang layak di pakai kembali setelah minimal 25 hari setelah ayam di apkir.

Paska putaran periode untuk ayam PS ialah, hanya bisa di lakukan pembersihan kandang setelah umur ayam mencapai 65 minggu. Untuk anda yang mau mendalami tentang peternakan ayam, tidak cukup kalau hanya punya modal saja, sayang kalau punya modal saja, tanpa mengetahui prosedur peternakan yang menguntungkan, Khusus nya di peternakan ayam, mau ayam Gp (grand Parent) PS (parent Stock) Layer, LsG, atau pun ayam broiler dan ayam kampung, semua itu tidak lepas dari Tata Biosekurity yang harus di terapkan di dalam System Peternakan tersebut, Tanpa Biosekurity, semua perjuangan akan sia-sia, Untuk karena itu saya mau berbagi pengalaman, mengenai pembersihan kandang yang sudah di pakai, Saya kebetulan Memelihara Ayam Jenis PS. Yang di datang kan dari sebuah perusahaan dari negara philipina. bulan kemarin umur ayam sudah mencapai usia 65 minggu, artinya sudah tidak layak lagi di pelihara, dan saatnya di afkir.


SETELAH AYAM DI AFKIR

Keluarkan barang-barang seperti: Nest Box (sangkar), Buka slat semua, Buka Feeder semua, Dan peralatan yang lain-nya.
Setelah Di keluarkan barang-barang tersebut, Lalu Mulai lah membuang sekam yang sudah tidak di pakai (pupuk kandang) masukan kedalam karung, mau di jual atau di buang, yang penting buang jauh dari lokasi kandang. ketika selesai pembuangan sekam (litter) Sebaik-nya di sapu semua, supaya memastikan bahwa kotoran yang ada di dalam kandang benar-benar bersih.
    
Lakukan penyemprotan terlebih dahulu, Penyemprotan ini sebaiknya menggunakan Obat Kutu, Jangan menggunakan disinfectant, gunakan obat kutu atau insektisida yang mudah di dapat, PADA waktu penyemprotan buka tirai kandang (spt gambar di bawah), penyemprotan di lakukan dengan tujuan untuk membunuh kutu yang ada di dalam kandang, biasanya kutu yang berwarna hitam, lakukan penyemprotan dengan rata, untuk keselamatan pekerja, siapkan : sarung tangan, helm buat melindungi kepala dari terkena semburan obat, Sepatu But, Baju panjang, dan masker.
    
Rendam Peralatan Kandang seperti feeder, atau peralatan lainnya, kebetulan saya menggunakan Pen Feeder, jadi harus semua di buka dan di lepas satu persatu bagian seperti gambar di bawah ini, dengan tujuan untuk mempermudah proses pembersiahan
    
Setelah di rendam spray dengan menggunakan alat spray, supaya mudah melepaaskan kotoran yang terdapat di feeder, setelah kira-kira bersih, rendam peralatan tersebut dengan menggunakan Hi-Chlone, supaya partikel-partikel kecil bisa bener-bener hilang dan bisa di yakinkan bahwa peralatan tersebut bebas dari bibit penyakit sebelum di gunakan kembali.
    
Setelah kandang bersih di cuci, barang-barang atau peralatan yang akan di butuhkan sudah betul-betul siap pakai, kemudian lakukan penyemprotan kandang dengan menggunakan ubat kutu untuk yang kedua kalinya, setelah penyemprotan obat kutu selesai, lakukan penyemprotan dengan menggunakan disinfectan, seperti TH-4, bisa juga longlife, atau jenis-jenis di sinfectant yang mudah di dapat di persekitaran anda.
    
Setelah penyemprotan disinfectant selesai, gunakan formalin terlebih dahulu, untuk formaline gunakan dosis 7 % dari total air yang di gunakan, setelah formalin selesai di semprotkan.
    
Hari berikutnya lakukan pengapuran seluruh lantai, Dengan tujuan untuk menetralisi bibit penyakit yang ada di dalam lantai kandang.
    
Kemudian proses selanjutnya pemasangan slat.Dimana slat sudah di bersihakan dan sudah selesai di pasang, kebetulan saya menggunakan slat yang terbuat dari plastik dan mudah untuk di bersihkan.
    
Setelah melakukan pemasangan slat selesai, masukan seperti sekam, setelah sekam di tabur di atas lantai, lakukan penyemprotan obat kutu sepeti neguvon, malathion, responsar dan sejenis nya, dan disinfectan , anda bisa menggunakan, th4. omnicide, dan juga bisa menggunakan virkon-s,
catatan: 
untuk pelaksanaan penyemprotan, jangan mencampurkan semua obat atau di sinfectan dalam satu drum untuk satu kali spray, lakukan penyemprotan secara bertahap.

Sabtu, 03 November 2012

Syarat lokasi untuk pembuatan kandang ayam

Syarat lokasi untuk pembuatan kandang ayam
Lokasi yang dipilih harus merupakan perpaduan antara tempat yang cocok untuk kehidupan ayam petelur, harga tanah relative murah serta mudah dijangkau alat transportasi dan komunikasi. Memelihara ayam  petelur sebaiknya dilakukan pada ketingian 100-400 meter diatas permukaan laut. Kurang dari ketinggian 100 meter dari permukaan laut maka ayam mudah stress karena pengaruh panas. Sementara ketinggian diatas 400 meter akan berpengaruh buruk karena curah oksigen semakin rendah, sehingga ayam akan rentan terhadap penyakit pernafasan maupun penyakit metabolisme lainnya. Kasus-kasus yang sering terjadi didaerah dataran rendah adalah ayam mudah mengalami panting (ayam bernafas dengan mulut) karena panas yang berlebihan, bobot telur lebih ringan, kanibal dan tingkat kematian lebih tinggi. Kasus-kasus yang muncul di dataran tinggi adalah ascites (perut kembung berisi cairan) dan penyakit pencernaan lainnya akibat bakteri gram negative.

Disamping itu, syarat mutlak lainnya adalah tersedia sumber air yang cukup. Jenis tanah yang dipilih adalah yang mudah menyerap air seperti tanah berpasir. Menurut pengalaman, jika jenis tanah kandang mudah menyerap air maka air yang tersedia relative lebih bersih dan tidak tercemar kuman penyakit. Karenanya ayam tidak mudah terserang penyakit. Tanah yang sulit menyerap air seperti tanah lempung/ tanah liat sebaiknya dihindari untuk lokasi kandang.

Melakukan usaha ternak ayam petelur didataran tinggi yang ideal dan sumber air diambil dari sumur bor yang relative bersih masih beresiko jika tanahnya tidak mudah menyerap air. Kenyataan di lapangan membuktikan ayam yang dipelihara sering terserang penyakit pernafasan. Seperti CDR, Snot serta penyakit pencernaan seperti coli dan penyakit enteritis lainnya. Akibatnya, peternak didaerah yang tipelogi tanahnya seperti  itu sering mengalami kasus dan jumlah kematian yam jauh lebih banyak dari pada ayam yang dipelihara di lokasi yang ideal.

Selain ketinggian tempat, sumber air dan tipe tanah, memilih lokasi harus mempertimbangkan  kelembapan lokasi. Kelmbapan idela untuk ayam sekitar 50-70%. Kelembapan ini akan membantu perkembangan bulu akan semakin baik. Lingkungan dengan kelembapan rendah akan menyebabkan perkembangan dan bentuk bulu menjadi jelek. Sebaliknya kelembapan tinggi akan menyebabkan masalah seperti kadar amoniak yang tinggi diikuti masalah gangguan pernafasan.

Lokasi yang ideal memang akan memudahkan dan menguntungkan peternak dalam bisnis ayam petelur. Tetapi jangan melupakan harga tanah.  Untuk peternakan pemula sangat tidak disarankan membeli tanah kecuali mereka yang sejak awal sudah memiliki lahan. Sebaiknya mereka menyewa tanah untuk jangka waktu pendek seperti 5 tahun atau 3 periode pemeliharaan. Alasannya untuk menekan modal investasi awal (putaran modal lebih ringan) dan melihat keaadan lokasi tersebut cocok dan layak untuk memelihara  ayam atau tidak. Selain itu, perkembangan harga di lokasi calon peternakan yang terletak didaerah kurang produktif sehingga keiakan lebih lambat dibandingkan lokasi tanah yang berada ti tepi jalan besar atau tanah yang produktif.
(sumber: dokterternak.com)

Sistem pembuatan kandang untuk ayam petelur

Sistem pembuatan kandang untuk ayam petelur
Fungsi Kandang

Kandang yang baik dibuat memanjang dari arah Utara ke Selatan dari bahan yang relatif menyerap panas (atap berwarna muda), murah, dan tersedia cukup. Kandang merupakan sarana yang terpenting untuk terselenggaranya usaha peternakan ayam secara intensif. Bagi pengusaha peternakan perlu memahami arti pentingnya fungsi kandang yang dipaparkan sebagai berikut.
  1. Memberikan kenyamanan dan melindungi ternak dari panasnya sinar matahari pada siang hari, hujan, angin, udara dingin dan untuk mencegah gangguan seperti predator.
  2. Memudahkan tata laksana yang meliputi pemeliharaan dalam pemberian pakan dan minum, pengawasan terhadap ayam yang sehat dan ayam yang sakit.
  3. Memudahkan dalam pengambilan telur dan pengumpulan kotoran untuk pupuk kandang.
Syarat Kandang

Syarat-syarat umum konstruksi kandang ayam ras petelur yang baik dan memenuhi persyaratan kesehatan bagi kehidupan ayam adalah sebagai berikut.
  1. Dinding kandang tidak rapat, harus merupakan celah-celah yang terbuka, dapat dibuat dari dinding kawat atau jeruji bambu.
  2. Tempat kandang harus kering dan bersih.
  3. Posisi kandang dibangun menghadap ke arah Timur, agar kandang mendapat cukup sinar matahari pagi secara langsung dan bila siang hari ayam terhindar dari panas matahari yang merugikan.
  4. Pertukaran udara dalam kandang harus lancar, sehingga diperlukan ventilasi yang cukup.
  5. Kandang dibuat cukup tinggi, minimal 3 meter untuk bagian tengahnya. Tinggi bagian samping minimal 2 meter dan tepi atap panjangnya 1 meter. Lebar dan panjang kandang dapat disesuaikan dengan kondisi lahan dan jumlah ayam yang dipelihara.
  6. Atap kandang dibuat berbentuk huruf A dengan bagian tengah lebih tinggi dan meluncur ke arah samping (untuk kandang model bateray).
  7. Kandang harus tetap bersih, baik yang di dalam maupun yang di luar kandang.
Bentuk Kandang

Berdasarkan model konstruksinya, ada tiga bentuk kandang yang dapat digunakan untuk pemeliharaan ayam ras petelur secara intensif, yaitu sebagai berikut.

  • Kandang Postal
Merupakan kandang yang tidak disertai dengan halaman umbaran yang beralaskan liter, sehingga dalam pemeliharaannya ayam tidak dilepas dan selalu terkurung sepanjang hari di dalam kandang. Kebutuhan luas kandang per meter persegi adalah untuk 4-5 ekor ayam. Kelebihan menggunakan model postal adalah lebih menghemat tempat karena tanpa halaman umbaran, menghemat biaya, dan pembuangan kotoran lebih mudah. Kelemahannya adalah pemeriksaan kesehatan terhadap ayam sakit lewat kotoran menjadi sulit, jika ada ayam yang sakit dapat menular cepat, sering timbul perkelahian, bila liter dalam keadaan lembab dapat menimbulkan penyakit.
  • Kandang Ren
Kandang yang dibangun sebagian merupakan tempat yang tertutup untuk tempat bertelur dan berteduh, dan sebagian lain adalah tempat yang terbuka yang dibatasi oleh pagar yang merupakan halaman umbaran. Kepadatan populasi per meter persegi adalah untuk 1 ekor ayam. Kelebihan model ini adalah dapat memperoleh sinar matahari pagi. Kelemahannya adalah kurang ekonomis, produktivitas masing-masing ayam sulit diketahui, bila ada ayam yang sakit dapat menular dengan cepat.

  • Kandang Bateray
Merupakan kandang yang berbentuk sangkar empat persegi panjang yang disusun berderet-deret memanjang bertingkat dua ataupun bertingkat tiga, dan setiap sangkar (ruangan) hanya menampung satu ekor ayam. Lantai kandang merupakan bilah-bilah bambu ataupun kawat yang disusun tidak rapat agar kotoran ayam dapat langsung jatuh ke tanah. Ukuran luas sangkar kandang untuk satu ekor ayam adalah panjang 45 cm, lebar 25 – 30 cm dan tinggi 40 – 45 cm. Pintu kandang terletak di bagian muka, pada sisi yang berukuran 40 – 45 cm x 25 30 cm. Model kandang ini paling sesuai dengan dan efektif untuk daerah tropis yang panas dan lembab seperti di Indonesia, serta cocok untuk lahan yang sempit. Pada Gambar 9 digambarkan model kandang sistem bateray.

Beberapa keuntungan kandang model ini adalah sebagai berikut.

  1.     Lebih menghemat tempat dan dapat dibuat bertingkat.
  2.     Produktivitas masing-masing ayam mudah diketahui.
  3.     Pengawasan kesehatan ayam lebih terjamin.
  4.     Penyebaran atau penularan penyakit secara luas dapat dicegah.
  5.     Energi yang dikeluarkan lebih sedikit, sehingga ayam dapat berproduksi maksimal.
  6.     Mencegah kerusakan telur dari pematukan.
  7.     Mencegah terjadinya kanibalisme.
  8.     Memudahkan pemeliharaan seperti pemberian pakan, minum dan lain-lain.
  9.     Memudahkan dalam pengambilan telur.
Beberapa kelemahan pada kandang model ini adalah sebagai berikut.
  1. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat kandang lebih besar.
  2. Persentase telur pecah lebih tinggi bila alas kandang tidak diberi bahan yang empuk.
  3. Sering banyak lalat bila kandang sempit dan tertutup, serta terlambat membuang kotoran.
(sumber: binaukm.com)

Jumat, 02 November 2012

Macam-macam desain dan tipe kandang untuk ayam petelur

Informasi ini bagi peternak senior mungkin tidak bermanfaat, namun untuk peternak pemula saya rasa bisa bemanfaat. Terkdang sebelum memulai usaha peternkan ayam petelur, para peternak yang belum memiliki pengalaman akan sedikit bingung mengenai masalah perkandangan yaitu mulai dari bentuk atau desain kandang, luasan kandang serta periode pemeliharaan yang hasur disesuaikan dengan desain kandang.

Para pembaca sekalian, pada lahan seluas 1 hektar atau 10.000 m² idealnya memuat populasi 20.000-25.000 ekor. Kandang pembesaran yang ideal berukuran panjang 40 m dan lebar 5 m. Kandang yang tidak terlalu lebar sangat berguna untuk kebutuhan ayam dalam hal ini kenyamanannya. Hal ini disebabkan semakin lebar kandang maka ayam akan sulit mendapatkan udara segar karena sirkulasi atau pergerakan udara yang lambat. Kandang type postal seluas 200 m² (40 x 5 m) cukup optimal untuk memelihara pullet sejumlah 1600 ekor hingga berumur 112 hari. Sementara itu, kandang batre yang berukuran sama bisa memuat sekitar 2500 ekor pullet (bisa lebih hemat tempat sekitar 150%).

A.Berdasarkan Type lantai

Berdasarkan type lantai (postal) kandang terbagi 2 yaitu type lantai tanah atau disemen (litter) dan kandang panggung (slat). Pemelihan lantai kandang sebaiknya memperhatikan periode umur ayam. Berikut ini anjuran saya tentang pemakaian type kandang.
  1. Masa starter (0-5 minggu) Menggunakan kandang Litter
  2. Masa grower (5-10 minggu) dapat menggunakan kandang litter  akan tetapi lebih baik menggunakan kandang batre (bisa dari bahan kawat atau bamboo) supaya pertumbuhan ayam lebih seragam.
  3. Masa developer (10-16 minggu) lebih baik menggunakan kandang batre
  4. Masa layer atau produksi (diatas 16 minggu) menggunakan kandang batre
Sedangkan kepadatan kandang  yang disarankan untuk masa starter-developer untuk type lantai yang menggunakan litter sebagai berikut.
  1. Umur 0-7 hari = 40 ekor/m2
  2. Umur 8-14 hr =30 ekor/m2
  3. Umur 15-28 hr =20 ekor/m2
  4. Umur 29-112 hr atau lebih =  sebaiknya 6-8 ekor/m2
Pullet yang berumur 91-112 hr sudah dapat dipindahkan ke dalam kandang batre petelur. 1 kandang batre bisa diisi 1 sampai 2 ekor. Dari pengalaman lapangan sebaiknya 1 kandang batre diisi 1 ekor. Pembuatan kandang dengan jumlah yang banyak tentu membutuhkan jumlah yang besar. Namun biaya tersebut bisa tertutup karena dengan perlakuan seperti ii maka produktifitasnya akan lebih baik, yakni 2-6% dibandingkan 1 kandang yang berisi 2 ekor. Disamping itu, tingkat kanibalisme ayam yang menyebabkan kemaian dan afkir ayam yang tidak diperlukan dapat ditekan. Kandang batre yang idela adalah berukuran panjang 120 cm, lebar 55 cm dan tinggi 27-32 cm. kandang berukuran seperti ini dapat memuat 6 ekor ayam petelur. Kadnang batre bisa berukuran sebagai berikut:
  1. Batre untuk masa grower berukuran 120 x 35 x 32 cm dapat memuat 12 ekor ayam
  2. Batre untuk masa layer berukuran lebar 120 x panjang 55 x tinggi depan 32 cm x tinggi belakang 27 cm dapat memuat 6 ekor ayam
Kandang ayam petelur dibagi 2 yaitu : kandang terbuka dan kandang tertutup. Kita yang tinggal di Indonesia harus bersyukur karena iklimnya lebih menguntungkan disbanding Negara barat. Dengan type kandang terbuka, produktifitas aym petelur di Indonesia sudah bisa optimal karena intensitas cahayanya cukup dan temperature udara relative stabil, infestasi pembayatn kandang terbuka lebih murah jika dibandingakan dengan kandang tertutup.

B. Type kandang terbuka
Type kandang terbuka yang dapay kita temui pada peternakan ayam petelur di Indonesia umumnya ada 3 bentuk, yaitu type V , type AA dan type W. kandang type V biasanya berisi 4 atau 6 lajur / kandang. Type AA berisi 8 lajur/kandang dan type W berisi 8 lajur/ kandang

Kelebihan type V berisi 4 lajur adalah sirkulasi udara lebih lancar, intensitas cahaya matahari yang masuk lebih optimal dan produksi telur lebih baik. Kelemahannya, populasi ayam kurang maksimal dibandingkan tipe V berisi 6 lajur.

Kandang ayam  Type kandang terbuka


Dikandang type V berisi 6 lajur, sirkulasi dan intensitas cahaya matahari cukup baik tapi kandang tersebut mudah rusak. Selain itu, penanganan managemennya seperti pemberian pakan , minum serta vaksinasi lebih sulit dikerjakan karena batre lajur atas sulit dijangkau. Karenanya karyawan yang bekerja dikandang harus menginjak kandang lajur bawah untuk memberi makan kandang lajur atas.

Kandang ayam  Type kandang terbuka


Kandang type AA yang berisi 8 lajur memuat populasi lebih banyak dan intensitas cahaya mataharui yang masuk cukup baik.

Kandang type AA yang berisi 8 lajur


Kandang type W juga bisa memuat populasi lebih banyak tetapi sirkulasi udara di lajur bagian tengah kurang baik. Karena itu, kotoran ayam lebih lama mongering disbanding ayam type V, sehingga kandungan amoniak cukup tinggi akibatnya pernafasan ayam terganggu dan mempengaruhi produksi telur.

desain kandang tipe W berisi delapan lajur

(sumber: dokterternak.com)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...