Selasa, 30 Oktober 2012

Supaya berhasil dalam proses menetaskan telur ayam

Supaya berhasil dalam menetaskan telur ayam
Untuk memperoleh persentase hasil daya tetas yang memuaskan ada beberapa langkah yang bisa ditempuh, antara lain :

Menyeleksi telur tetas
Di sini kami tidak akan membahas cara pemilihan telur tetas karena pembahasan tersebut sudah pernah kami tulis sebelumnya di situs ini dan bisa di buka pada kolom artikel. Inti pembahasan bab ini adalah mencari dan memilih telur yang baik untuk ditetaskan yang meliputi penyeleksian terhadap bentuk telur, kebersihan kulit telur, besar kecilnya telur, keberadaan kantung udara, sex ratio jantan dan betina, dan lama penyimpanan telur.

Pengelolaan telur sebelum dimasukkan mesin penetas telur
Cara menyimpanan telur yang baik adalah telur diletakkan dengan ujung yang tumpul berada di bagian atas. Suhu ideal penyimpanan antara 5-15°C. Di bawah batas tersebut embrio bisa mati dan di atas kisaran suhu tersebut embrio bisa berkembang dan menyebabkan penetasan yang lebih cepat. Cara pengelolaan telur sebelum dimasukkan mesin penatas lainnya adalah dengan membersihkan kulit telur dari kotoran dan juga menyucihamakan telur dengan desinfektan.

Lokasi penempatan mesin penetas
Mesin tetas hendaknya ditempatkan pada ruangan yang terlindung dari sinar matahari atau terpaan angin. Yang ideal adalah di tempat yang tertutup atau kalau bisa tersembunyi, gelap akan tetapi masih mempunyai sirkulasi udara yang baik. Kondisi ini seperti halnya keadaan seekor induk betina sedang mengeram dan mungkinkah seekor induk betina mengeram di tempat yang terang? Untuk itu jangan sekali-kali menempatkan mesin penetas telur di depan atau belakang rumah, di depan pintu keluar masuk orang, dekat kamar mandi, dan di dekat dapur.

Sumber panas
Sumber panas mesin penetas telur bermacam-macam, ada yang memakai lampu templok (minyak tanah), briket batubara, listrik (bolam, nikelin, elemen magic jar), dan lain sebagainya. Kita perlu mempunyai cadangan sumber panas tersebut minimal satu unit untuk berjaga-jaga apabila sumber panas utama ada masalah. Mesin tetas semi modern atau modern biasanya sudah menggunakan double pemanas seperti kombinasi listrik dengan minyak tanah atau lainnya. Karena kebanyakan pada saat sekarang sumber panas yang digunakan adalah listrik maka bisa menyediakan cadangan minyak tanah, UPS, Genset atau diesel untuk mesin penetas telur kapasitas besar.

Persiapan mesin penetas telur
Satu hari sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin penetas telur, sebaiknya ruangan mesin telah disucihamakan dengan desinfektan. Banyak sudah jenis desinfektan yang ditawarkan oleh produsen obat dan kami tidak akan menyebutkannya di sini. Kotoran-kotoran yang melekat pada alas lantai mesin, rak pengeraman, dan dinding mesin dari sisa proses penetasan sebelumnya perlu dibersihkan juga. Setelah proses penyucihamaan selesai mesin ditutup kemudian mesin bisa dinyalakan dan dibiarkan sampai tercipta suhu yang stabil yaitu antara 38-40°C.

Mengatur temperatur dan kelembaban
Suhu pada mesin disetting berkisar antara 38-40°C dengan cara mengatur thermoregulator atau thermostatnya. Sedangkan kelembaban disetting pada kisaran antara 50-60%. Tempatkan thermometer dan hygrometer pada tempat yang mudah terlihat. Kami menyarankan untuk memakai thermometer yang terbuat dari air raksa dan kalau memungkinkan mempunyai double thermometer untuk pengecekan suhu karena bisa jadi thermometer yang kita miliki kurang keakuratannya.

Mengatur Sirkulasi Udara
Pada setiap mesin tetas biasanya selalu diberi ventilasi udara agar dapat terjadi pertukaran udara di dalam mesin dengan udara luar. Ventilasi udara dibuka mulai hari ke-4 sedikit demi sedikit sampai pada hari ke-7 lubang ventilasi sudah terbuka penuh. Untuk mesin penetas semi modern biasanya sudah disertai dengan fan (kipas) untuk membantu pemerataan panas dalam mesin dan membuang udara jika diperlukan.

Meneropong telur (candling)
Banyak anggapan bahwa setiap telur yang kita masukkan ke dalam mesin penetas telur akan menetas. Sebagian mereka tidak mengetahui bahwa hanya telur yang fertil saja (dibuahi) yang bisa menetas. Peneropongan terlur berfungsi untuk mengetahui jumlah telur yang infertil (tidak dibuahi), telur yang fertil, embrio yang tumbuh dan embrio yang mati. Pada perlakuan penetasan telur ayam kampung, peneropongan telur dilakukan minimal tiga (3) kali yaitu pada hari ke-3, 14, dan 18. Telur yang infertil atau mati embrio perlu dikeluarkan dari mesin penetas telur. Telur yang infertil masih bisa dikonsumsi sedangkan telur yang mati embrio bisa untuk campuran pakan ternak.

Memutar telur tetas
Kegiatan ini memang sangat menjemukan dan membutuhkan kesabaran. Pemutaran telur dilakukan mulai hari ke-4 sampai hari ke-18 untuk telur ayam kampung. Dalam satu hari minimal 3 kali telur dibalik. Kalau ingin hasil yang lebih baik telur bisa dibalik setiap 3 atau 4 jam sekali. Berdasarkan pengalaman sebagian penetas di Purwokerto, pembalikan telur setiap 3 jam sekali memberikan daya tetas sampai 90%.

Pendinginan telur
Kadang kita melihat seekor induk ayam akan meninggalkan sarang bertelurnya untuk mencari makan atau sekedar bergulung-gulung di tanah atau pasir. Tingkah laku tersebut bertujuan untuk mendinginkan telur. Pendinginan telur pada mesin penetas telur dilakukan saat kita melakukan peneropongan telur. Atau bisa juga untuk sesekali waktu kita buka pintu mesin penetas. Lama pendinginan telur bisa antara 10-15 menit.

Menjelang menetas
Saat ini disebut dengan periode kritis ke-2 dan biasanya banyak penetas yang gagal dalam menghadapinya. Pada tiga hari terakhir sebaiknya telur tidak perlu dibalik/diputar lagi. Kelembaban perlu dinaikkan sedikit untuk membantu proses retaknya cangkang (pipping) dengan cara penyemprotan telur dengan sprayer atau lainnya. Suhu perlu dipertahankan agar tetap stabil dan menghindari agar tidak terjadi kematian pada sumber pemanas (PLN atau lainnya).

Masa Transisi
Ketika anak ayam sudah menetas biarkan beberapa jam sampai bulu-bulunya mulai mengering dan segera pindah ke tempat lain yang telah dipersiapkan seperti kardus, box yang diberi alas jerami atau box khusus dengan pemanas sekalian. Jangan biarkan anak ayam terlalu lama dalam mesin penetas karena bisa menghalangi telur lainnya untuk proses menatas. Kebanyakan dari kita membiarkan anak ayam menetas semua dan tidak mengeluarkan anak ayam yang menetas lebih awal. Sehingga anak ayam yang menetas lebih awal akan mengalami dehidrasi dan akhirnya mati lemas.

Insyaallah dengan memperhatikan beberapa hal di atas proses penetasan kita akan berhasil dengan baik. Akan tetapi itu semua adalah usaha kita, hasil tetap berada di tangan Allah SWT. Oleh karena itu setelah daya dan upaya kita kerahkan jangan lupa untuk berdoa kepada Yang Maha Pemberi Rizki agar penetasan kita berhasil dan bisa mendapatkan keuntungan yang maskimal.
(sumber: sentralternak.com)

Mempersiapkan proses pengeraman untuk ayam aduan

Mempersiapkan proses pengeraman untuk ayam aduan
Untuk mendapatkan ayam aduan yang unggul kita harus mempersiapkan proses pengeraman dengan baik agar anakan yang dihasilkan bisa sehat dan bagus. Tahapan persiapan bias dilakukan dengan melakukan metode berikut :
  1. Telur yang akan ditetaskan harus diseleksi terlebih dahulu, jangan pilih telur yang ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil, pilih ukuran telur yang sama besar satu dengan yang lainnya.
  2. Kulit telur harus bersih, tidak kotor atau tidak pecah. Hal ini akan memperngaruhi indukannya, karena indukan akan cenderung mematuk telur yang kotor atau pecah.
  3. Sebelum ditetaskan, sebaiknya telur tidak disimpan lebih dari 14 hari, apalagi pada musim panas. Sebaiknya diperiksa apakah suhu yang dihasilkan indukan untuk penetasan bias mencapai suhu 50-60 derajat Fahrenheit dan tidak boleh lebih dari 65 derajat Fahrenheit atau sekitar 38,3 derajat celcius. Kelembaban dalam ruangan sebaiknya diatur hingga mencapai 80 % – 90 % untuk memberikan kesejukan pada indukan, atau taruh sarang eram berdekatan dengan air.
  4. Sebelum mengerami, indukan betina sebaiknya dijaga kesehatan dan staminanya agar pada saat mengerami kondisinya tidak droop dan ayam tidak mudah lelah selama proses pengeraman.
  5. Pada saat musim kemarau, ayam betina tidak akan menetaskan telur dengan baik, tingginya suhu akan membuat ayam betina mudah lelah. Untuk mengatasinya kita harus menyemprotkan air pada induk tersebut pada pagi dan sore hari agar ayam tidak mudah lelah dan tidak mudah turun dari sarang eramnya.


Bila ayam betina tidak mau mengerami telur atau ragu-ragu untuk mengerami telur, cobalah ganti dengan telur dari betina lainnya atau mengakalinya dengan telur palsu agar dierami. Upaya ini dilakukan untuk mencegah telur-telur yang dipiliih dipatuk indukan. Jika selama 1-2 hari indukan tersebut mau mengerami telurtersebut maka segera ganti telur tersebut dengan telur yang sudah kita pilih.

Telur 1-2 dari indukan sebaiknya tidak ditetaskan karena biasanya telur tersebut tidak berkualitas. Satu induk ayam bias menerami antara 10-12 butir telur atau tergantung kemampuan ayam menutupi seluruh telur dengan badan dan bulu-bulunya. Jika indukan memproduksi telur melebihi kapasitas eramnya, segera pindahkan telur tersebut untuk dierami oleh indukan lainnya. Induk akan mengerami telurnya sepanjang malam dan akan mencari makan pada pagi hari. Ketika siang hari, ayam akan mengerami telur selama kurang lebih 2 jam, kemudian turun untuk mencari makan. Setelah cukup makan ia akan kembali mengerami telurnya kembali, setelah kurang lebih 2 jam , indukan tersebut akan mencari makan kembali, demikian seterusnya hingga sepanjang hari.

Pada saat proses pengeraman, sebaiknya siapkan makanan dan minuman didekat tempat pengeraman agar indukan tidak terlalu lama meninggalkan tempat pengeraman untuk mencari makanan. Jangan sampai membiarkan indukan ayam kelaparan karena hal ini akan menurunkan naluri indukan tersebut untuk mengerami telurnya. Selain itu jika indukan ayam terlalu banyak diganggu, maka akan meninggalkan sarang eram mereka dan tidak mau lagi mengerami telurnya.

Mencegah kelumpuhan pada ayam pelung

Mencegah kelumpuhan pada ayam pelung
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, kalo ayam pelung memiliki postur yang besar, dan tinggi. Bahkan bobotnya bisa mencapai 8 Kg. Sudah selayaknyya ayam ini memiliki penopang (kaki) yang kuat untuk menyangga sang badan yang jumbo. Oleh karena itu, untuk perawatan nya di butuhkan asupan kalsium yang lebih banyak jika dibandingkan dengan ayam-ayam lain atau unggas lain.

Pengalaman penulis beternak ayam pelung, telah menemui berbagai macam penyakit salah satunya adalah lumpuh. Lumpuh yan terjadi pada ayam pelung di mulai dari usia 2-3 bulan (pengalaman penulis). Berbagai pengobatan telah di coba, mulai dari memberikan obat di warung pakan ternak sampai ke dokter. kalo di hitung-hitung sudah cukup banyak biaya yang dikeluarkan untuk mencoba mengobati penyakit ini (jutaan).
Memang sangat betul pernyataan pepatah yang mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, saya yakin mencegah tidak membutuhkan biaya yang lebih banyak dibandingkan untuk melakukan pengobatan pada penyakit lumpuh.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini :

  • Usaha pencegahan harus dimulai dari saat induk tersebut bertelur,berikan induk asupan vitamin dan calsium yang cukup. seperti dengan memberikan vit Bkomplek s maupun calsium dari calk.
  • Asupan makanan juga harus bagus, hal ini bisa dilakukan dengan cara mencampurkan makanan dengan tambahan mineral khusus untuk ayam
  • Sebaiknya ayam-ayam selalu mendapatkan sinar matahari langsung sehingga pengolahan vitamin D bisa lebih sempurna.
  • Berikan vitamin B Komplek dan calk secara rutin pada anak-anak ayam.
  • Berikan air minum secara tak terbatas, karena kekurangan cairan juga dapat memicu kelumpuhan,
  • Jaga berat badan ayam agar selalu ideal, sehingga tidak overweight.
Jjika hal-hal tersebut sudah dilakukan dan ayam tetap lumpuh, maka bisa kita obati dengan beberapa obat yang mengandung vit b komplek, mineral dan calsium. lebih baik lagi konsultasikan dengan dokter. jika pengobatan sudah dilakukan dan dlm 2 minggu tidak ada perubahan, maka dapat disimpulkan bahwa ayam tersebut sudah tidak bisa sembuh dari penyakit lumpuh.

Penyebab ayam menjadi lumpuh

Penyebab ayam menjadi lumpuh
Ada banyak penyebab ayam menjadi lumpuh tapi kita harus mencari dulu penyebab yang sebenarnya supaya obat yang kita berikan bisa cocok. Kesulitannya adalah, Ayam (dan binatang lain) tidak bias berbicara. Sehingga kita terkadang tidak tahu pasti penyebab
sakitnya. Akibatnya sering salah obat dan ayam tidak kunjung sembuh. Untuk itu kita harus pandai melihat gelagat ayam yang sakit tersebut.
Untuk kelumpuhan, bisa dibagi menjadi 4 macam penyebab.

1. Penyakit.
Penyakit ayam yang sering menyebabkan kelumpuhan salah satunya tetelo (ND). Kebanyakan ayam yang terserang akan mati. Tetapi bila sudah divaksin atau daya tahannya cukup kuat, biasanya ayam yang diserang akan terlihat 'celeng' dan lama kelamaan akan lumpuh.
Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya karena penyakit ini menyerang saraf dan sistem pernapasan. Penyakit lain misalnya cacar akut, marek, dan Komplikasi CRD (tentunya kondisi sudah parah).



2. Keseleo atau terkilir.
Gejala awalnya tentu saja pincang. Lama kelamaan tidak bisa jalan.
Untuk mengetahui daerah yang sakit, raba kaki ayam dari jari sampai pangkal paha. Biasanya daerah yang sakit akan terasa lebih panas dibanding daerah lainnya. Obati dengan mengoleskan balsam atau arak. Bisa juga pakai thrombopop. Sebagian orang mencabuti bulu di daerah
yang sakit atau mencukurnya terlebih dahulu.

3. Luka.
Mungkin ini yang paling gampang mencari sumber penyebabnya. Cari sumbernya, lalu diobati. Luka yang menyebabkan lumpuh biasanya bubul ditelapak kaki atau pada lutut (bubul gantung). Keduanya susah susah gampang untuk disembuhkan. Harus rajin mengobati.

4. Kurang vitamin.
Kekurangan kalsium dan zat besi dapat menyebabkan kelumpuhan pada ayam (terutama ayam muda). Solusinya tentu dengan memberikan kedua macam vitamin tersebut pada ayam.

Jadi yang terpenting cari dulu penyebabnya... baru tentukan obat yang cocok.
Saya juga pernah mengalami hal ini pada ayam saya (umur 7 bulanan juga). Kesimpulannya ayam saya kurang vitamin. Saya obati dengan kalk dan vitamin B. Selain itu kakinya saya kasih balsem biar hangat. Juga ada tambahan obat ramuan china. Namanya Chin-khoo. Dibeli di toko obat china. Satu botol berisi 100 butir harganya sekitar 10.000-an. Diberikan pada ayam pagi sore masing-masing 5-7 butir setiap hari. Obat ini berfungsi merangsang otot otot.
Ada satu obat lagi untuk lumpuh. Namanya Biosolamin. Diberikan dengan menyuntik. Cukup 0,5 cc dicampur B kompleks cair 1 cc, seminggu sekali saja. Ini cuma pengalaman saya saja lho mas... Tiap ayam tentu punya kasus yang berbeda. Tapi mudah mudahan cocok.

Semoga ayamnya lekas sembuh...

Catatan :
ayam jago selain lumpuh akibat kerusakan otot (selesai diadu, atau meloncat dri ketinggian) bisa juga dari penyakit. Penyakit yang menyerang saraf diantaranya ; Tetelo (Newcastle Disease), Gumboro, Avian Influensae (Flu burung), saat ini ketiga penyakit akibat virus tsb belum ada obatnya, pencegahan bisa dengan vaksinasi semasa ayam masih kecil. Saya kurang informasi dari anda bagaimana ciri2 lain selain lumpuh untuk bantuan diagnosa penyakit ayam anda. Saya hanya bisa menyarankan untuk meningkatkan kesehatannya saja. Untuk ayam lumpuh anda beri asupan makanan yg banyak mengandung kalsium, fosfor, vit A, vit D, vit B12. Beri juga beberapa potong daging udang kupas kulit, 2 biji per hari. Untuk recovery sendinya bisa anda beri obat khusus sendi Osteoflam dgn dosis 1/2 kapsul per hari.
(sumber: youshanjazz.com)

Senin, 29 Oktober 2012

Penyebab bulu ayam menjadi rontok

Penyebab bulu ayam menjadi rontok
Anda barangkali sering memperhatikan bahwa induk ayam peliharaan Anda kadang-kadang pada rontok bulunya. Atau barangkali Anda pernah merasa penasaran kenapa burung perkutut kesayangan Anda bulunya kurang mulus, disuruh berkicau malah asyik mencabuti bulunya. Yang paling menjijikan adalah apabila melihat induk anjing yang bukan saja bulunya pada rontok, tapi juga kudisan.

Ini soal bulu, khususnya bulu unggas seperti pada ayam atau burung. Tapi secara umum berlaku pula pada semua binatang peliharaan yang berbulu. Tidak mulusnya pertumbuhan bulu pada unggas dapat terjadi karena beberapa masalah atau penyebab yang pada dasarnya dapat dipisahkan ke dalam dua kelompok, yaitu:   1. unggas yang pertumbuhan bulunya tidak mulus, dan 2. unggas yang suka iseng mencabuti sendiri bulunya. Rontoknya bulu unggas dalam pada dua kelompok tersebut di atas dapat disembuhkan dengan jalan memperbaiki masalah yang menjadi penyebabnya.

1. Unggas yang pertumbuhan bulunya tidak mulus

Yang termasuk dalam kelompok ini biasanya adalah unggas yang diberi makanan olahan sendiri (misalnya jagung, kangkung, dan sisa-sisa makanan) atau makanan khusus dari pabrik yang dicampur dalam porsi yang tinggi dengan makanan olahan sendiri. Kenapa demikian? Karena alasan yang paling umum yang menyebabkan bulu tidak tumbuh dengan baik adalah kekurangan unsur protein yang kritis dari makanan.

Bulu unggas mengandung sesuatu sub-unit protein yang dinamakan "methionine" yang berkadar tinggi. Methionine dapat diperoleh pada amino acid yang mengandung sulfur, karena sulfur adalah unsur yang utama dari bulu. Methionine dalam jumlah yang cukup adalah diperlukan dalam makanan unggas. Apabila kekurangan maka akan menurunkan pertumbuhan, baik pada badan maupun bulu.

Seekor unggas yang makanannya kekurangan methionine cenderung memakan bulu yang rontok dalam usahanya untuk memuaskan kerinduannya atas amino acid. Dalam keadaan demikian, seekor unggas bahkan mungkin saja akan mencabuti seluruh bulunya. Apabila sedang bertelur maka dia akan memecahkan telurnya hanya sekedar ingin memakan kulit telurnya.

Dalam proses pembuatan makanan untuk unggas pada pabrik makanan unggas, beberapa bahan yang mengandung methionine dalam jumlah tertentu biasanya telah ditambahkan dan dicampur pada makanan dasarnya. Hal ini dilakukan agar unggas akan memakannya dalam jumlah yang cukup. Setiap makanan unggas yang berkualitas tinggi, dari pabriknya telah diatur sedemikian rupa sehingga mengandung methionine yang cukup untuk mencegah kurangnya pertumbuhan pada badan dan bulu.

Apabila makanan tambahan (seperti misalnya jagung) dicampurkan pada makanan dari pabrik, maka jumlah kadar methionine yang dikonsumsi oleh unggas menjadi kurang untuk pertumbuhan badan dan bulu. Mencampurkan makanan tambahan pada makanan asli dari pabrik sedapat mungkin agar dihindarkan. Bila terpaksa juga dilakukan karena makanan tambahan harganya relatif lebih murah, maka sebaiknya dicampur dengan amino acid secukupnya.

2. Unggas yang suka iseng mencabuti sendiri bulunya

Apabila bulu pada unggas tumbuh tetapi dicabuti sendiri atau rontok, panyebabnya biasanya berhubungan dengan cara pemeliharaan. Kandang unggas harus senantiasa diperhatikan kebersihannya. Dan sesekali perhatikan keadaan unggasnya.

Unggas betina yang berkali-kali berkembang biak akan sering rontok bulunya, terutama pada bagian belakang dan kepalanya. Bulu unggas jantan pun kadang-kadang juga rontok pada bagian dadanya. Tapi jangan kuatir, bulu-bulu ini biasanya akan tumbuh kembali setelah musim beranak selesai.

Apabila bulu unggas rontok pada bagian perut atau sekitar dubur, penyebabnya pada umumnya adalah adanya parasit seperti kutu atau sieur (bahasa Sunda). Semprotlah sangkar unggas dan sekitarnya secara berkala dengan menggunakan pestisida yang baik dan diizinkan oleh pemerintah seperti permethin. Jangka waktu penyemprotan antara dua atau tiga minggu sekali akan mampu membunuh parasit yang bersarang di tempat pengeraman telur sebelum penyemprotan pertama dilakukan. Rumah dan bangunan yang sering dihinggapi unggas harus juga disemprot. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah berjangkitnya kembali penyakit unggas tersebut.
(sumber: peternakan.umm.ac.id)

Sabtu, 27 Oktober 2012

Jenis-jenis ayam mutiara

Bila anda memiliki pekarangan yang masih kosong dan ingin melengkapinya dengan satwa, mungkin pilihan bisa dijatuhkan pada ayam mutiara. Walaupun pekarangan tidak terlalu luas tetap memungkinkan untuk itu. Kenapa ayam mutiara..? karena ayam jenis ini cukup indah dan menyenangkan bila dipandang. Selain itu dari aspek pemeliharaan dan pemberian makanan cukup mudah.

Coba googling-googling mengenai ayam ini,lumayan minim informasi tentang ini dalam bahasa Indonesia, akhirnya ketemu juga nama ayam ini dalam bahasa Inggris, Guinea Fowl. Berbekal kata kunci ini lumayan banyak resource yang bisa diperoleh. Yang menarik dari ayam ini adalah warna bulunya yang indah, dipenuhi dengan bintik-bintik putih seperti mutiara, mungkin inilah yang menyebabkan dinamakan ayam mutiara. Ciri fisik lain adalah ia memiliki pial disamping kiri dan kanan kepalanya dan pial di atas kepala yang nampak seperti helm.

Habitat dan Kebiasaan Hidup Ayam Mutiara

Konon hewan ini berasal dari daratan Afrika yang banyak menghuni Savana dan semak belukar secara bergerombol. Di alam liar dalam satu gerombolan bisa mencapai ribuan ayam ini. Karena itulah sesungguhnya hewan ini tidak suka sendiri. Di habitat asalnya banyak memakan serangga dan tumbuh-tumbuhan. Karena itu kalau anda adalah peternak lebah, tidak disarankan memelihara ayam ini di areal peternakan lebah. Selain itu di beberapa kawasan pertanian hewan ini bisa digunakan sebagai semacam “watch dog”untuk menakut-nakuti rusa pemakan tanaman. Karena ia akan mengeluarkan suara yang keras dan berisik apabila ada hewan/orang asing memasuki kawasannya. Karena sebenarnya mereka termasuk dalam golongan burung (aves), ia bisa terbang walaupun lebih suka tinggal di tanah.

Jenis Ayam Mutiara

Ayam mutiara memiliki ragam warna yang sangat bervariasi, karena dalam perkembanganya telah terjadi cross breding antara ayam mutiara asli dengan ayam lain. Berbagi jenis yang banyak ditemui antara lain :

1. Pearl Guinea


Warna asli ayam mutiara adalah dominasi abu-abu gelap dengan bintik putih merata di sekujur tubuhnya.

2. White Guinea

Ayam Mutiara ada yang berwarna Putih

3. Royal Purple Guinea


Royal Purple warna lain dari Ayam Mutiara

4. Violet Guinea


5. Cokelat


6. Brown


7. Lavender



(sumber: tukangsapu.web.id)

Ayam mutaiara dan cara memeliharanya

Ayam mutaiara dan cara memeliharanya
Ayam mutiara (Guiena Fowl)  merupakan unggas yang banyak dikembangbiakkan sebagai hewan hiasan. Karena Ayam mutiara mermiliki bentuk tubuh dan warna bulu menarik untuk dilihat. Bulu-bulunya dihiasi dengan bintik-bintik seperti mutiara. Karena merupakan unggas hias, maka harga ayam mutiara lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga ayam konsumsi. Harga ayam mutiara bervariasi tergantung daerah masing-masing, berkisar antara 200 sampai 300 ribu satu pasang. Dengan makanan dan model pemeliharaan yang hampir sama dengan ayam kampung, bisnis budidaya ayam mutiara memiliki prospek yang lebih baik dan menguntungkan. Ayam mutiara sendiri banyak dijual dan di pasarkan di pasar burung.

Jenis Ayam Mutiara


Ayam mutiara memiliki banyak jenis yang dibedakan menurut warna-warna bukunya antara lain pearl (abu-abu), putih, Royal Purple,Violet, Coklat. Lavender dan lain-lain. Dalam perkembangannya ayam mutiara banyak dihasilkan oleh hasil cross-breeding antara ayam mutiara yang asli dengan ayam lain, sehinga ragam jenis ayam mutiara semakin banyak.
Ayam Mutiara Dewasa


Habitat Hidup Dan Model Kandang Ayam Mutiara

Ayam mutiara sebenarnya sebenarnya merupakan keluarga Burung (Aves) bukan ayam walau kemudian dikenal dengan nama Ayam Mutiara. Ayam ini berasal dari daratan Afrika yang di habitat aslinya hidup bergerombol pada sabana dan semak-semak. Meski dari kelompok burung, ayam mutiara tidak suka terbang tinggi dan lebih suka mencari makan di padang sabana. Karena itu dalam membudidayakan ayam mutiara model tempatnya bisa dibuat seperti halnya di alam aslinya.

Model kandang dibuat seperti kandang ayam pada umumnya , tetapi jika siang hari dilepas pada halaman/lahan terbatas yang tersedia pasir dan rumput. Selain itu kandang dan tempat bermain ayam mutiara harus cukup terkena sinar matahari agar bulu-bulu indah dan tidak lembab. Jika tersedia ayam mutiara lebih suka tidur pada malam hari pada tempat yang tinggi, karena itu pemberian tempat bertengger pada kandang sangat baik. Dengan tidur bertengger, ayam mutiara menjadi lebih sehat dan tahan terhadap penyakit.

Kandang ayam mutiara dewasa dengan ayam mutiara anakan juga berbeda, ayam mutiara dewasa relatif tahan terhadap perubahan suhu lingkungan. Akan tetapi pada ayam mutiara anakan diperlukan suhu ruangan yang cuku hangat karena bulu-bulunya belum cukup melindungi dari suhu dingin pada malam hari. Karena itu kandang yang cocok adalah kandang box yang diberi penghangat menggunakan lampu listrik. Pada pagi hari anakan mutiara perlu dijemur agar sehat dan kandang tidak lembab.

Menetaskan Ayam Mutiara


Ayam mutaiara dan cara memeliharanya

Salah satu cara mendapatkan ayam mutiara adalah dengan menetaskan dari telur, dengan membeli telur dan menetaskan sendiri kita lebih bisa mengamati perkembangan ayam sejak usia dini. Tetapi cara ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Cara menetaskan ayam mutiara bisa dilakukan dengan indukan ayam mutiara, indukan ayam kampung, entok dan dengan mesin tetas. Telur ayam mutiara yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu 28 hari. Konon ada perbedaan waktu menetas tergantung cross-breeding dengan ayam jenis apa.

Setelah telur ayam mutiara menetas, ditempakan pada ruangan yang cukup hangat dengan diberi lampu penghangat. Anakan ayam mutiara mirip dengan anakan ayam kalkun , sehinga agak sulit dibedakan. Setelah muncul bintik-bintik mutiara mulai dapat dengan mudah dibedakan dengan ayam kalkun. Pada usia dewasa ayam mutiara jantan sulit dibedakan dengan ayam mutiara betina, sehingga perlu kejelian dan pengalaman untuk membedakannya.

Makanan Ayam Mutiara
Pada dasarnya ayam Mutiara merupakan hewan omnivora atau bisa memakan apa saja. Di alam aslinya ayam mutiara memakan rumput, daun-daunan, serangga, cacing dan lain-lain. Untuk budidaya di rumah bisa diberikan makanan sisa nasi, bekatul, sisa sayuran dan makanan apa saja. Di dalam budi daya ayam mutiara secara intensif pemberian makanan disesuaikan dengan kebutuhan gizi setiap harinya dan perlu dihitung secara detail. Kebutuhan gizi dapat dipenuhi dengan memberikan konsentrat, sayur-sayuran, bekatul dan lain-lain.

Seperti halnya beternak ayam jenis lainnya, pola pemberian makanan ayam mutiara berbeda-beda dalam setiap usianya. Pola pemberian makanan ayam mutiara anakan lebih banyak mengunakan konsentrat untuk starter, yang mengandung peotein tinggi. Pada usia perkembangan diberikan makanan dengan kandungan konsentrat untuk grower dan pada usia dewasa lebih banyak makanan yang memicu telur dan keindahan tubuh.
(sumber: galeriukm.web.id)

Jumat, 26 Oktober 2012

Ayam Kapas, Ayam unik dan lucu

Ayam Kapas, Ayam unik dan lucu
Salah satu ayam hias yang unik lucu adalah Ayam Kapas. Jenis unggas ini berasal dari negeri China, Marcopolo mengenalkan unggas ini ke negara-negara Eropa. Ayam kapas memiliki bulu yang berbeda dengan ayam lainnnya. Folikel bulu tidak melekat satu dengan lainnya sehingga ayam ini nampak seperti kapas atau sutra. Keunikan ayam ini juga jarinya yang berjumlah lima sementara ayam biasa berjari empat. Kaki ayam kapas ada yang berbulu ada juga yang tidak berbulu.

Warna bulu ayam kapas yang paling terkenal adalah putih selain itu ada juga warna coklat merah dan hitam. Ayam yang berwarna hitam ini mempunyai daging dan tulang yang berwarna hitam. Daging hitam ini sering digunakan untuk sup ginseng ayam yang katanya dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Di Amerika sana, warna ayam kapas bermacam-macam seperti abu-abu, biru, blorok, partridge, burik, dan lain-lain. Warna ini diperoleh dari hasil persilangan berbagai warna.

Ayam ini mempunyai pial;jengger seperti bunga mawar atau rose. Pialnya besar dan terdiri dari beberapa baris pial bergerigi. Beberapa ayam kapas memiliki jambul dibelakang pial. Jenggernya ada yang berwarna merah atau ada yang berwarna biru.


Ayam Kapas, Ayam unik dan lucu

Produksi telur ayam kapas ini cukup banyak juga. Seekor betina dapat menghasilkan lebih 200 butir telur pertahunnya. Ayam ini juga dapat dipertimbangkan sebagai ayam petelur.
Kadang ayam ini juga disilangkan dengan ayam Serama untuk mendapatkan Serama dengan bulu yang halus mirip induk ayam kapas.

Memelihara ayam ini tidaklah sulit seperti ayam biasa. Ayam ini bisa dipelihara di dalam kandang atau diumbar. Pakannya bisa voer atau biji-bijian seperti gabah, jagung, beras merah, dan lain-lain. Nasi dicampur dedak juga bisa diberikan pada ayam ini.
(sumber: zimbio.com)

Kamis, 25 Oktober 2012

Onagadori, ayam unik memiliki ekor yang panjang

Onagadori, ayam unik memiliki ekor yang panjang
Ayam onagadori berbentuk seperti ayam bangkok,Bedanya ayam ini memiliki ekor yang panjang yang mencapai 10m.Tak heran karna ke unikannya lah,hingga kaisar jepang(500SM) memeliharanya.Jika anda hendak memeliharanya,anda harus sedia kandang besar,sekiitar 5x5m......Sediakan Juga Tangkringan setinggi 3m.Pakannya pun harus bernutrisi tinggi,seperti beras merah,cambah,dll.Jangan sampai telat Memberi makan,Karena jika telat Memberi makan,Maka ayam onagadori akan ngambek dan mogok makan.Makanya,Hanya orang orang yang mempunyai Lahan berlebih dan ekonomi yang mumpuni saja yang mampu beternak ayam nagadori.

Onagadori berarti, secara kasar diterjemahkan, "Saudara Fowl" [ed. catatan: Saya telah diberitahu itu diterjemahkan sebagai ekor panjang unggas] dan merupakan fenomena pemuliaan hewan. Kombinasi gen, namun satu di tertentu yang disebut "nm," menyebabkan pertumbuhan mewah panjang bulu ekor. Sebuah kunci merek dagang Onagadori adalah bulu-bulu ekor non-molting bahwa, jika disimpan dalam kondisi terbaik dengan tingkat tinggi peternakan, tumbuh untuk kehidupan ayam jantan. Sebagian dari ekor tidak sebagian rontok bulu sabit setiap tahun, meskipun bulu individu dapat ditumpahkan hanya setiap tahun kedua atau ketiga. Ayam mabung normal, seperti halnya bulu-bulu yang menutupi bagian-bagian lain dari tubuh: kepala, dada, punggung dan kaki. Warna adalah Black-breasted Merah, Hitam-breasted Perak, Goishi (Hitam-breasted pucat Emas) dan White. Warna kaki pohon willow di Black-breasted variasi dan kuning di kulit putih. Tidak ada kaki biru diterima di Onagadori di Jepang. Ada banyak cerita asal-usul Onagadori dan perkembangannya tapi di sini adalah kutipan dari Edisi HUT ke-75 dari Phoenix Jerman dan Onagadori Asosiasi:

Onagadori, ayam unik memiliki ekor yang panjang


Dalam literatur Jepang tidak tepat telah dilaporkan untuk asal-usul dari jenis yang disebut Onagadori tersebut. Orang Jepang percaya, bagaimanapun, bahwa jenis ini terjadi karena mutasi dari Shokoku berkembang biak di tengah Periode Edo (1600-1868). Sejarah lisan telah membebaskan kita cerita bahwa Pangeran teritorial (Shogun?) Yamanouchi di Prefektur Kochi di semenanjung selatan Shikoku memiliki helm dan tombak dari tentaranya dihiasi dengan bulu-bulu ayam yang panjang untuk acara-acara khusus untuk menghormati Kaisar Tenno. Para budak dan mereka dikenakan Pangeran, para petani, yang memelihara ayam jenis ini dan bulu disampaikan untuk tujuan ini penting hias dibebaskan dari pajak. Dari periode ini, ca. 1655, dan seterusnya (pertumbuhan bulu lagi) mantap pemanjangan bulu adalah untuk memiliki berawal. Helm dan tombak periode ini, yang dihiasi dengan bulu ayam yang panjang, bisa dilihat hari ini di museum Jepang.

Sebuah Mr Tekeichi Riuemon dari Shinohara di Prefektur Kochi di Pulau Shikoku seharusnya memiliki terobosan besar dalam pemuliaan untuk Longtails. Untuk alasan ini Onagadori dari periode ini disebut "Shinoharato." Setelah periode waktu burung-burung ini disebut "Nagaodori." Kemudian salah menyebut mereka hanya sebagai "Tosa" mengacu pada provinsi di mana mereka terutama dibesarkan.

Onagadori, ayam unik memiliki ekor yang panjang

Di sekitar kota Kochi, di jalan menuju kota Nangoku, monumen yang tegak untuk menghormati Takeichi, memorial batu yang masih ada sampai hari ini.

Ahli botani Jepang Koyu Nishimura menerbitkan buku pada tahun Ansei 4 (1857) dengan judul dan Sketsa Pikiran di mana ia menggambarkan fenomena pertumbuhan terus menerus dari bulu ekor Onagadori. Dari titik ini dan seterusnya Onagadori itu juga tahu bahkan di antara orang-orang umum dari Jepang.

Onagadori menjadi sepenuhnya berbeda dan "ras" di Periode Taisho (1912-1926). Dari titik ini dalam waktu bulu ekor panjang yang luar biasa mencapai 6 meter dan banyak lagi. Hal ini juga dalam periode waktu di mana kita menemukan penjelasan untuk sisir beragam dan variasi warna di burung pertama kali diimpor ke Eropa

Rabu, 24 Oktober 2012

Yang harus diperhatikan saat mengobati penyakit ayam

Yang harus diperhatikan saat mengobati penyakit ayam
Pemberian obat pada ayam yang terserang penyakit adakalanya memberikan hasil yang kurang memuaskan. Meskipun kita telah merasa yakin bahwa jenis obat yang kita berikan sesuai dengan penyakit yang menyerang. Tidak menutup kemungkinan juga, kita berasumsi bahwa kualitas obat yang diberikan tidak baik.

Penarikan kesimpulan mengenai kegagalan pengobatan hendaknya telah melewati serangkaian evaluasi dan analisis mengenai teknik maupun aplikasi pengobatan yang telah dilakukan. Mengingat, cara pemberian obat ini mempunyai andil yang besar terhadap efektivitas pengobatan. Obat dengan kualitas yang bagus tidak akan bisa bekerja secara optimal jika ada kesalahan pada teknik aplikasinya. Akibatnya sasarannya tidak tepat atau cara kerja obat tidak optimal sehingga penyakit tidak bisa diatasi. Ada hal yang perlu kita ketahui, cara pemberian obat sangat berpengaruh pada stabilitas obat, kadar obat yang diserap tubuh, kecepatan menghasilkan efek dan lama pengobatan yang notabene menjadi faktor penting yang diperlukan oleh obat untuk melepaskan khasiatnya.

Keberhasilan pengobatan dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karenanya pengobatan lebih cocok disebut sebagai seni daripada teknik pengobatan.

Prinsip Pengobatan

Prinsip pengobatan menjadi parameter yang harus diketahui dan dipahami saat kita melakukan pengobatan. Penerapan salah satu prinsip pengobatan ini yang kurang sesuai akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan pengobatan, tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan kegagalan pengobatan. Jenis obat yang sesuai dengan penyakit, obat mampu mencapai lokasi kerja atau organ sakit, obat tersedia dalam kadar yang cukup dan obat berada dalam waktu yang cukup menjadi 4 prinsip pengobatan.

Obat sesuai dengan jenis penyakit yang menyerang

Setiap obat mempunyai efek yang berbeda dan spesifik terhadap setiap penyakit. Pemilihan obat yang tepat menjadi tahapan pertama yang menentukan keberhasilan pengobatan. Bagaimanapun baiknya cara pemberian obat, tetapi bila kita salah dalam memilih jenis obat, maka bukan suatu keniscayaan efek pengobatan tidak akan optimal.

Tidak semua obat dapat digunakan untuk mengatasi serangan CRD. Contohnya pemberian ampisilin atau amoksilin tidak dapat mengatasi serangan CRD. Hal ini disebabkan bakteri CRD, Mycoplasma gallisepticum tidak mempunyai dinding sel yang berperan sebagai reseptor ampisilin. Sebaliknya, obat yang cocok untuk mengobati penyakit CRD ialah doksisiklin yang memiliki kemampuan menghambat sintesis protein pada reseptor yang terdapat pada M. gallisepticum (ribosom 30S).
  • Obat mampu mencapai lokasi kerja atau organ sakit
Obat yang diberikan harus mampu mencapai target organ, lokasi kerja atau organ sakit sehingga obat bisa berkerja secara tepat dan optimal. Pemilihan rute pengobatan menjadi hal yang penting untuk memastikan obat dapat mencapai organ atau lokasi kerja yang diinginkan. Untuk mengobati penyakit infeksi pernapasan yang parah dengan efek pengobatan yang segera maka rute parenteral, secara suntikan atau injeksi menjadi pilihan utama. Namun bila tidak tersedia sediaan parenteral maka sediaan oral melalui cekok atau air minum dengan kandungan obat yang memiliki efek sistemik dapat menjadi alternatif pilihan, seperti obat dari golongan fluoroquinolon atau penisilin.

Melalui pemilihan dan pengaplikasian rute pengobatan yang benar akan meminimalisasi kemungkinan obat rusak maupun tereliminasi dari tubuh ayam sebelum mencapai organ target.
  • Obat tersedia dalam kadar yang cukup
Obat akan menghasilkan efek pengobatan yang optimal saat konsentrasi atau kadarnya di dalam tubuh ayam mencapai kadar minimum atau Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Sebelum obat mencapai kadar MIC, obat tidak akan bekerja menghasilkan efek pengobatan.

Kadar obat di dalam tubuh dipengaruhi oleh kondisi alamiah tubuh ayam sendiri, dimana ayam mempunyai respon yang berbeda terhadap obat yang dimasukkan ke dalam tubuhnya. “Nasib” obat di dalam tubuh ayam dapat diketahui melalui uji farmakokinetik. Hasil uji farmakokinetik tersebut digunakan oleh apoteker dan dokter hewan sebagai dasar penentuan dosis sehingga obat dapat mencapai organ target dalam jumlah yang cukup melalui rute pengobatan tertentu.
  • Obat berada dalam waktu yang cukup
Secara alami, kadar obat di dalam tubuh akan berkurang dalam jangka waktu tertentu. Ada parameter penting yang berhubungan dengan kecepatan eliminasi obat, yaitu waktu paruh.

Waktu paruh yang diberi simbol T1/2 merupakan waktu yang diperlukan tubuh untuk mengeliminasi obat sebanyak 50% dari kadar semula. Obat dengan T1/2 pendek akan berada di dalam tubuh lebih singkat dibanding dengan yang mempunyai T1/2 panjang. Pada aplikasinya, obat dengan T1/2 pendek perlu diberikan dengan interval waktu lebih pendek, misalnya diberikan 2-3 kali sehari untuk mempertahankan kadar efektif di dalam darah. Sulfadimethoxine dan sulfamonomethoxine merupakan antibiotik dengan T1/2 yang panjang sedangkan antibiotik lainnya seperti tetrasiklin, penisilin memiliki T1/2 yang pendek.


Rute Pemberian Obat
Obat dapat diberikan pada ayam melalui 3 rute, yaitu oral (melalui saluran pencernaan), parenteral/suntikan atau secara topikal (dioles). Pemilihan rute pemberian obat ini disesuaikan dengan jenis obat yang digunakan, jenis penyakit yang diobati, jumlah ayam, tingkat keparahan penyakit dan lama waktu obat tersebut diberikan.
  • Oral
Rute pemberian obat secara oral dilakukan melalui mulut (saluran pencernaan) baik secara cekok, campur ransum atau air minum. Contoh sediaan obat yang diberikan secara oral ialah serbuk larut air atau campur ransum, kaplet atau kapsul. Obat yang diberikan secara oral akan bekerja dengan cara langsung membunuh agen penyakit di saluran pencernaan atau diserap melalui usus untuk kemudian didistribusikan ke organ tubuh yang terinfeksi.

1. Air minum

Berdasarkan pengamatan kami, pada peternakan unggas 95% obat diberikan melalui oral, via air minum dan selebihnya, yaitu 5% obat diberikan secara parenteral atau suntikan (Technical Service Medion, 2006). Hal ini karena aplikasi obat via air minum relatif mudah, cepat dan bisa diberikan secara masal (jumlah banyak).
  • Agar pencampuran obat melalui air minum mampu memberikan efek pengobatan yang optimal perlu sekiranya kita memperhatikan beberapa hal berikut :
  • Air sadah dan adanya kandungan logam berat seperti besi, dapat mengurangi efektivitas antibiotik golongan fluorokinolon dan tetrasiklin
  • Derajat keasaman (pH) terlalu ekstrem (pH < 6 atau pH > 8). Obat sulfa akan mengendap bila dilarutkan ke dalam air dengan pH terlalu rendah (pH < 5)
  • Sinar matahari langsung dapat mengurangi stabilitas obat di dalam larutan. Oleh karena itu larutan obat hendaknya dibuat segar dan diletakkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung
  • Konsumsi air minum setiap ayam berbeda-beda sehingga jumlah obat yang masuk ke dalam tubuh setiap ayam tidak sama. Hal ini dapat diminimalisasi dengan penyediaan tempat air minum yang sesuai dengan jumlah ayam
Sebuah percobaan telah kami lakukan untuk melihat efek konsumsi air minum yang berfluktuasi. Trial dilakukan pada ayam petelur umur 22 minggu yang diberi obat enrofloksasin 50 mg/l (10 mg/kg berat badan) selama 5 hari berturut-turut. Akibat konsumsi air minum yang berfluktuasi antara 190 - 255 ml/hari maka dosis obat yang masuk ke dalam tubuh ayam berkisar 9-13 mg/kg berat badan. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita selalu mengevaluasi water intake selama proses pengobatan. Pastikan air minum yang dicampur obat habis dikonsumsi ayam, jika tidak maka pada hari berikutnya kurangi jumlah air minum yang digunakan untuk melarutkan obat (note : tanpa mengurangi jumlah obat yang harus dilarutkan).

Praktek pemberian obat melalui air minum seringkali berbeda-beda antar peternak. Idealnya obat diberikan selama 24 jam atau minimal 12 jam dengan maksimal obat dikonsumsi habis selama 4-6 jam setelah obat dilarutkan. Contoh pola pemberian obat yang ideal yaitu 2 kali sehari, pelarutan obat ke-1 untuk dikonsumsi pagi-siang hari (misalnya pukul 07:00-12:00) dan pelarutan obat ke-2 untuk dikonsumsi siang-malam hari (misalnya 12:00-17:00) sedangkan pada malam-pagi diberi air minum biasa.

Hal yang perlu diingat jika kita menggunakan dosis berdasarkan air minum ialah jumlah air minum yang digunakan untuk menghitung kebutuhan obat merupakan konsumsi air minum ayam selama 24 jam bukan konsumsi air minum ayam saat pemberian obat. Atau lebih amannya bisa memakai dosis berat badan, dimana tidak tergantung dengan jumlah konsumsi air minum. Caranya dengan mengubah dosis berdasarkan air minum yang tertulis di etiket atau leaflet, misalnya 1 g per 2 l air minum menjadi 1 g per 10 kg berat badan (dengan rumus konversi 2 l air minum dikonsumsi oleh 10 kg ayam).

Pemberian antibiotik melalui air minum sebaiknya tidak dilakukan dalam 1 x pemberian dalam waktu yang terlalu singkat (misalnya selama 2 jam), terlebih lagi untuk obat yang mempunyai T1/2 pendek, contohnya ampisilin. Alasannya kadar obat tersebut di dalam darah akan cepat turun setelah pemberian selama 2 jam dan gagal mencapai konsentrasi minimal (MIC) sehingga obat tidak bekerja optimal. Vitamin A setelah dilarutkan di dalam air minum dapat berkurang kadarnya sebanyak 50% dalam waktu 6 jam. Oleh karenanya perlu penanganan sedemikian rupa (misalnya vitamin diberikan selama 2 jam) agar vitamin tidak rusak selama pemberian.

Jumlah dan distribusi tempat minum yang berisi obat juga harus diperhatikan. Jangan sampai ada ayam yang kesulitan atau tidak bisa memperoleh obat dalam kadar yang cukup. Selain itu, atur waktu pelarutan obat, hendaknya tidak lebih dari 4-6 jam agar potensi obat optimal.

2. Ransum

Pemberian obat melalui ransum relatif jarang dilakukan. Biasanya obat yang diberikan melalui ransum merupakan obat yang tidak larut dalam air minum, contohnya ialah Levamid yang diberikan melalui ransum.

3. Cekok

Aplikasi cekok merupakan teknik pengobatan secara individual. Jenis sediaan obat yang diberikan secara cekok antara lain bentuk kapsul atau kaplet dan larutan. Teknik aplikasi ini kurang sesuai jika diterapkan pada populasi yang banyak, lebih cocok diaplikasikan pada kasus penyakit yang individual. Meskipun kelebihan teknik aplikasi ini ialah dosis obat lebih terjamin.
  • Parenteral
Pada unggas (ayam), teknik pemberian obat ini seringkali dilakukan secara suntikan subkutan di bawah kulit (leher bagian bawah) atau suntikan intramuskuler (tembus daging atau otot) pada paha atau dada. Selain kedua teknik tersebut, pemberian obat injeksi juga bisa diaplikasikan dengan cara suntikan intravena atau langsung pada pembuluh darah. Namun, teknik aplikasi ini relatif jarang bahkan tidak pernah diterapkan pada unggas (ayam).

Teknik ini akan menghasilkan efek pengobatan yang relatif cepat karena tidak melalui proses absorpsi di saluran pencernaan yang relatif lama. Keuntungan lainnya ialah dosis lebih terjamin, tepat dan efeknya cepat. Namun, aplikasi teknik ini menyebabkan tingkat stres ayam relatif tinggi dan membutuhkan waktu lebih lama dalam pengobatan. Selain itu, alat suntik yang digunakan haruslah steril dan jarum suntik hendaknya diganti setiap penyuntikan 300-500 ekor agar tetap tajam.
  • Topikal
Topikal atau pemberian obat secara lokal adalah pengobatan obat yang diaplikasikan dengan cara dioleskan atau cara lain secara langsung pada kulit, mata, hidung atau bagian tubuh eksternal lainnya. Contoh obat topikal adalah serbuk antibiotik atau salep yang digunakan untuk mencegah infeksi pada luka serta sediaan cair yang digunakan pada mata. Cil dan Anti Pick merupakan produk Medion yang diaplikasikan secara oles.

Suatu jenis obat ada yang dapat diberikan melalui berbagai teknik pemberian obat, namun ada juga yang hanya khusus diberikan melalui satu macam cara saja. Contohnya vitamin dapat diberikan melalui air minum, ransum dan injeksi intramuskuler, namun gentamisin (antibiotik) hanya dapat diberikan melalui injeksi baik intramuskuler maupun subkutan karena tidak dapat diserap di saluran pencernaan. Untuk memastikan cara pemberian peternak dapat memeriksa jenis sediaan dan aturan pakai yang tercantum pada etiket atau leaflet.

Perlu Dihindari

Pemberian obat, terutama melalui air minum hendaknya tidak dicampur dengan desinfektan. Hal ini disebabkan pencampuran tersebut akan menurunkan bahkan merusakan obat. Contohnya ialah iodin (Antisep, Neo Antisep) atau klorin akan mengoksidasi antibiotik atau vitamin, sedangkan quats (Medisep, Mediklin) bisa mengendapkan obat dengan kandungan sulfonamida.

Kualitas air yang tidak sesuai standar jika digunakan untuk melarutkan obat akan mengakibatkan penurunan potensi obat. Oleh karena itu, pastikan kualitas air melalui pengujian laboratorium sebelum digunakan untuk melarutkan obat. Medion menyediakan fasilitas untuk pengujian air minum dengan parameter uji fisik, kimia maupun biologi.

Pencampuran atau kombinasi obat sebaiknya juga dihindarkan, terlebih lagi pencampuran antibiotik yang tidak tepat akan mengakibatkan rusaknya obat tersebut. Alangkah lebih baiknya jika kita menggunakan produk obat jadi yang dihasilkan dari perusahaan obat hewan. Sebagai contohnya Amoxitin dengan kandungan penisilin tidak boleh dicampur dengan Tyfural yang mengandung antibiotik golongan makrolida. Hal ini disebabkan kedua golongan antibiotik tersebut memiliki sifat yang berbeda. Penisilin bersifat bakterisidal (menghambat) dan makrolida bersifat bakterisid (membunuh). Kombinasi kedua golongan antibiotik ini akan mengakibatkan penurunan potensi obat, kecuali jika target kerja antibiotik tersebut berbeda.

Pendukung Keberhasilan Pengobatan


Setelah kita memperhatikan dan menerapkan ke-4 prinsip pengobatan tersebut, agar efek pengobatan menjadi lebih optimal perlu didukung dengan pelaksanaan manajemen pemeliharan secara baik dan penerapan biosecurity secara ketat. Pemberian multivitamin maupun elektrolit setelah aplikasi obat juga dapat membantu mempercepat kesembuhan ayam.

Saat efek pengobatan mengalami kegagalan atau tidak optimal maka kita bisa mengevaluasi beberapa hal berikut :
  1. Ketepatan diagnosa penyakit
  2. Jenis obat yang dipilih hendaknya sesuai dengan penyakit yang menyerang
  3. Tepatnya dosis obat yang diberikan
  4. Rute pemberian obat haruslah sesuai dengan jenis obat maupun lokasi kerja (organ target)
  5. Hindari kombinasi obat yang bersifat antagonis
  6. Kompleksitas penyakit
  7. Tingkat keparahan penyakit
  8. Resistensi antibiotik dan perlunya dilakukan rolling pemakaian antibiotik
  9. Penerapan manajemen pemeliharaan dan program biosecurity yang kurang tepat
Obat yang diberikan pada ayam hendaknya tidak monoton atau satu jenis obat diberikan terus-menerus untuk mengatasi suatu penyakit karena dapat memicu terjadinya resistensi. Oleh karena itu, lakukan rolling pemberian obat, misalnya setiap 3-4 periode pemeliharaan. Selain itu, dosis dan aturan pakai yang tidak sesuai (dosis kurang) dengan yang tercantum dalam leaflet atau etiket produk juga dapat mengakibatkan terjadinya resistensi.

Bila peternak telah menerapkan cara pemberian obat sesuai dengan praktek yang benar, tapi ayam tidak kunjung sembuh sebaiknya berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter hewan atau tenaga lapangan untuk memastikan penyebab ketidakberhasilan pengobatan. Mengingat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Pengobatan akan lebih efektif dan efisien jika ditunjang dengan diagnosa yang tepat, tata laksana kandang yang baik dan penerapan biosecurity yang ketat.
(sumber: infomedion.co.id)

Selasa, 23 Oktober 2012

Cara melatih otot leher ayam bangkok agar lebih ideal

Cara melatih otot leher ayam bangkok agar lebih ideal
Agar otot leher ayam bangkok menjadi kuat dan ideal maka harus dilakukan dan latihan secara rutin. Cara yang dilakukan untuk melatih otot leher ayam bangkok adalah dengan memegang bagian depan & bagian belakang dari tubuh ayam bangkok dgn kedua pergelangan tangan. Bagian paha tertumpu pada pergelangan tangan kiri, sedangkan pergelangan kanan untuk menumpu leher. Dalam posisi jongkok, kita gerakkan kedua pergelangan tangan tersebut ke depan, belakang, kiri & ke kanan.

Ayam Bangkok dgn sendirinya akan mengikuti arah gerakan tangan kita. Ayam bangkok yg terbiasa dgn latihan seperti ini biasanya akan memiliki leher dgn susunan otot yg kompak & kokoh. Latihan semacam ini juga berguna untuk memperkuat otot-otot bagian kaki, karena bagian ini secara akan bergerak aktif juga.

Di tahap awal latihan dpt dilakukan kira-kira 2 menit, kemudian seminggu kemudian meningkat menjadi sekitar 3-4 menit & jika ayam sudah terbias dengan latihan semacam ini dapat dilakukan secara rutin selama 5 menit setiap hari. Kriteria leher ayam Bangkok yang ideal adalah leher yang lentur agar mudah menghindar, kokoh untuk menahan pukulan & liat, sehingga efektif untuk mengunci. Cara lain untuk melatih leher ayam adalah dgn rajin mengurut. Dan ketika ayam sudah berumur untuk uji coba tarung/abar, maka setiap pukulan yg diterima leher ayam bangkok secara alami membuat otot leher menjadi lebih ideal.

Ukuran leher ayam harus proporsional, maksudnya tidak terlalu panjang & tidak terlalu pendek. Leher ayam yg terlalu panjang akan membuat ayam bangkok sulit menghindar dari pukulan lawan. Sebaliknya dengan leher ayam yg terlalu pendek, akan membuat ayam sulit untuk mengunci lawan.

Yang perlu diperhatikan juga adalah ruas tulang leher harus rapat, karena banyak kasus ayam kalah dalam gelanggang disebabkan pukulan ke arah leher yg membuat ruas tulang terbuka sehingga syaraf yg ada di leher terganggu dan terjadi cedera tulang
(sumber: buka-mata.blogspot.com

Senin, 22 Oktober 2012

Sekilas mengenai Ayam Arab serta keunggulan dan kelebihannya

Sekilas mengenai Ayam Arab dan keunggulan dan kelemahannya
Ayam arab merupakan ayam tipe petelur unggul karena kemampuannya bertelur yang cukup tinggi. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan ayam arab karena produksi telurnya tinggi yaitu mencapai 190-250 butir per tahun dengan berat telur rata-rata 40 gram. Warna kerabang sangat bervariasi yakni putih, kekuningan dan coklat sehingga kadang banyak orang yang tidak bisa membedakan mana telur ayam arab dan mana telur ayam kampung.

Ayam arab sebagai penghasil daging juga cukup baik, doc jantan yang dipelihara sekitar 2-3 bulan dengan sentuhan pakan yang baik sudah mampu mencapai bobot badan antara 4-5 ons. Warna kulit yang agak kehitaman, dengan daging yang lebih tipis dibanding ayam kampung membuat daging ayam ini kurang disukai oleh konsumen. Akan tetapi bagi sebagian peternak yang kreatif, ayam arab ini dikawin silang dengan ayam kampung. Dan apa hasilnya? Ya, ayam dengan postur kampung, kerabang telur sudah tidak putih lagi dan daging yang sedikit lebih terang daripada ayam arab asli.

Ayam arab mudah dikenali dari warna bulunya. Ayam arab dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jenis bulunya yaitu jenis silver (berwarna putih mengkilap atau orang menyebutnya perak) dan jenis gold (merah). Untuk jenis silver, bulu sepanjang leher berwarna putih mengkilap, bulu punggung putih berbintik hitam, bulu sayap hitam bergaris putih dan bulu ekor dominan hitam bercampur putih. Sedang jenggernya kecil dengan warna merah menyala dan mata hitam dengan dilingkari warna kuning.

Ciri lain ayam arab adalah pada saat umur satu minggu pejantan sudah tumbuh jengger. Induk betina tidak mempunyai sifat mengeram dengan usia produktif sampai umur 1,5 tahun. Dengan pengelolaan yang baik, ayam ini bisa dipupuk sebagai sumber penghasilan yang menguntungkan.

Keunggulan dan kelebihan ayam arab antara lain:
  • Harga DOC yang berfluktuasi, kadang lebih tinggi/rendah dibandingkan ayam kampung biasa. Per Agustus 2008 harga doc 3.500/ekor sudah divaksin mareks.
  • Berat telur berkisar antara 35-42,5 gram
  • Warna kerabang telur bervariasi yaitu putih, kekuningan dan putih kecoklatan
  • Harga induk tergolong tinggi (pullet mencapai harga Rp 40.000/ekor)
  • Konsumsi pakan (FCR) relatif kecil karena termasuk tipe kecil
  • Daya seksualitas pejantan tinggi
  • Ayam betina tidak mempunyai sifat mengeram, sehingga masa bertelurnya panjang
  • Bisa dijadikan untuk perbaikan genetik ayam buras

Adapun sisi kelemahan ayam arab antara lain:
  • Wama kulit dan daging agak kehitaman sehingga harga jual masa remaja dan afkirnya relatif rendah
  • Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga butuh mesin tetas untuk menetaskan telurnya atau menggunakan jasa ayam induk ayam kampung, enthok atau yang lainnya.
  • Bobot badan afkir rendah yaitu sekitar 1 - 1,2 kg

Akan tetapi jika dilihat dari sisi keunggulannya maka sisi kelemahan akan tidak ada artinya. Semoga dengan artikel ini dapat membantu bagi calon peternak, calon investor, dan yang sudah memiliki peternakan ayam arab untuk lebih mengetahui ayam yang akan dan yang sudah dipelihara.
(sumber: sentralternak.com)

Peluang usaha dari beternak ayam arab

Peluang usaha dari beternak ayam arab
Peluang usaha dari beternak ayam arab - Ayam Arab memang agak kurang dikenal orang bahkan lebih cenderung dihubungkan dengan ayam kampung biasa dimana pertumbuhannya lambat, kerdil, banyak makan dan dagingnya berwarna hitam. Mayoritas peternak ayam kampung sering mengeluhkan hal tersebut meski sejatinya ayam arab memiliki keunggulan-keunggulan lain yang jarang nampak akibat citranya yang kurang baik di masyarakat. Sehingga penulis mencoba untuk memberikan wawasan dan wacana yang diharapkan mampu untuk mengubah paradigma mengenai peluang usaha ayam arab, yang sebenarnya memiliki nilai kelayakan usaha yang cukup mumpuni ditengah harga pullet petelur dan doc petelur yang melambung tinggi harganya.

Ayam Arab jika dilihat dari asal bahasanya cenderung seperti ayam yang berasal dari daerah semenanjung arab, karena frasa kedua menunjukkan nama daerah atau nama tempat. Akan tetapi hingga saat ini kami belum bisa memastikan asal muasal sejarah ayam arab yang sesuai dengan literatur yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Berdasarkan pencarian yang kami dapat dari berbagai sumber, dinyatakan bahwa ayam arab dipercaya mampu memproduksi telur dengan kapasitas yang cukup besar jika dibandingkan dengan ayam kampung biasa,salah satu sumber menyebutkan bahwa ayam arab mampu bertelur hingga kisaran 250 butir per tahun. Warna kerabang telur bisa dikatakan mirip dengan ayam kampung kebanyakan serta ukuran telurnya pun juga sama. Sehingga seringkali kita terkecoh dengan keaslian telur ayam kampung dengan ayam arab.

Para pemerhati unggas lokal menuturkan berbagai masukan mengenai sejarah ayam arab ini. Menurut cerita, dahulu kala ayam arab banyak dipelihara oleh masyarakan di negara arab dan karena mayoritas penduduk indonesia muslim serta menunaikan haji disana maka sepulang dari tanah suci beberapa diantara mereka membeli telur-telur yang kemudian di bawa ke tanah air untuk ditetaskan. Oleh sebab itu munculah ayam arab yang sekarang ini. Pendapat yang lain menyatakan bahwa ayam arab merupakan silangan ayam belgia dengan ayam lokal indonesia yang dibawa ke indonesia oleh orang asing serta pendapat-pendapat lain yang menyatakan bahwa ayam arab merupakan silangan-silangan yang tetuanya/asal induknya sulit untuk diidentifikasi karena telah membaur dengan ayam-ayam lokal di indonesia. Pada intinya hingga saat ini belum ada penelitian tentang galur murni ayam arab di indonesia, kualitasnya masih bersifat nano-nano atau dapat dikatakan antara satu tempat dengan tempat lain masih belum seragam. Semoga kedepan anak dan cucu kita mampu menjawabnya.

Banyak dari kita yang belum mengetahui tentang peluang usaha ayam arab ini, yang paling utama yaitu produksi telurnya yang tinggi dan didukung pula dengan ukuran tubuh yang relatif kecil sehingga kebutuhan pakan cenderung lebih sedikit jika dibandingkan dengan ayam petelur biasa ataupun ayam kampung.  Berdasarkan informasi di pasaran harga telur ayam arab bisa mencapai 1000-1500 rupiah perbutirnya tergantung dari lokasi dan ketersediaan stok,di supermarket akhir-akhir inipun sudah marak dijual telur ayam arab dengan harga yang cukup fantastis. Dikemas dengan wadah yang apik nan higienis sehingga mampu memanjakan para penikmat belanja di supermarket.

Pemeliharaan ayam arab petelur ini relatif mudah, biasanya umur 4,5 bulan sudah mulai bertelur. Pakan yang digunakan dari masa awal doc hingga 2 bulan biasanya dipake pakan starter BR1, kemudian setelah itu bisa disesuaikan dengan pakan self mix seperti layaknya pakan untuk ayam petelur hingga masa bertelur tiba. Kandang yang digunakan juga sama seperti ayam petelur yaitu model battery,ayam arab dikandangkan satu demi satu.  Sama halnya dengan ayam jenis petelur lainnya, ayam arab cukup sensitif dengan respon pakan, jika kualitas pakan rendah sangat mudah sekali baginya untuk stress dan mengalami penurunan produksi. Sehingga menejemen pakan dalam ternak ayam arab haruslah cukup diberikan perhatian. Tak hanya itu, hal-hal lain yang krusial mengenai kesehatan, sanitasi, dan berbagai feed additif perlu diperhatikan guna mendapatkan hasil yang maksimal. Semoga bermanfaat bagi yang ingin memulai usaha ternak ayam arab petelur.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Bahan-bahan makanan yang bisa dijadikan bahan untuk membuat pakan ayam

Bahan-bahan makanan yang bisa dijadikan bahan untuk membuat pakan ayam
Penyusunan ransum dari berbagai bahan seperti Jagung, Bekatul, Tepung ikan, Tepung daging, Tepung susu skim, tepung lamtoro, Tepung tulang, Bungkil kacang kedelai dan Grift bisa anda ketahui di bawah ini :

Jagung
jagung giling merupakan sumber karbohidrat yang sangat bagus untuk ayam broiler, dan merupakan bahan makanan yang paling banyak digunakan dalam penyusunan ransum makanan.

Bekatul
Bekatul merupakan bahan makanan yang sangat baik untuk dijadikan bahan penyusun ransum ayam broiler karena mengandung vitamin B, tinggi karbohidrat, lemak dan protein. Bekatul yang diberikan kepada ayam broiler sebaiknya yang masih segar,tidak bau ataupun lembap.

Tepung ikan
Tepung ikan merupakan sumber protein yang tinggi dan juga mengandung unsur mineral penting, seperti kalsium, fosfor, dan klorin.

Tepung Daging
Tepung daging memilikikandungan protein cukup tinggi dan kaya asam amino serta vitamin B12. Persentasenya dalam ransum antara 2,5-10%

Tepung susu skim
Tepung susu skim terbuat dari susu skim atau air susu yang sudah diturunkan kadar lemaknya. Bahan ini bisa dimanfaatkan menjadi bahan makanan yang sangat bagus lantaran tinggi protein, asam amino, lysine, dan laktosa.

Tepung daun lamtoro
Tepung daun lamtoro dibuat dari daun lamtoro yang dikeringkan kemudian digiling hingga halus. Kandungan proteinnya cukup tinggi, namun karena mengandung racun (toxic), maka persentase tepung daun lamtoro dalam ransum tidak boleh diberikan melebihi 4%.

Tepung tulang
Tepung tulang mengandung banyak kalsium dan fosfor sehingga baik untuk dikonsumsi ayam broiler, terutama untuk membantu pertumbuhan tulang. Namun, persentasenya di dalam ransum terbilang sangat sedikit, yakni sekitar 1-2% saja.

Bungkil kacang kedelai
Bungkil kacang kedelai merupakan ampas atau bagian yang tersisa dari kedelai yang sudah diambil minyaknya. Bungkil kedelai ini kaya akan lysine dan merupakan sumber protein yang cukup tinggi, yakni mencapai 38%.

Grift
Grift merupakan campuran dari berbagai bahan yang terbilang keras, seperti batu granit, batu kali, kapur, kulit kerang, dan sebagainya. Semua bahan ini diremukkan dengan cara tertentu sehingga masih bisa dicerna oleh ayam. Fungsi dalam penyusunan dalam ransum sebenarnya lebih kepada membantu pencernaan saja. Selain diberikan sebagai bahan penyusun ransum, grift juga bisa diberikan secara tersendiri.
(sumber: ternak-ayambroiler.blogspot.com)

Macam-macam bentuk pakan ayam kampung

Macam-macam bentuk pakan ayam kampung
Pakan ayam dibuat dengan berbagai bentuk dan jenis serta kegunaanya. Pemberian pakan ayam yang tidak sesuai dengan kegunaannya akan berakibat diare, kurang nafsu makan dan lebih parah lagi menimbulkan kematian. Adapun jenis pakan ayam kampung berdasar bentuknya adalah :

1. Pelet/Butiran
Pelet sebenarnya berasal dari kata "pullet" yang artinya ayam dara. Pullet sendiri dalam pengucapannya lebih gampang adalah pelet. Jenis pelet ini khusus untuk ayam dara dan ayam kampung dewasa seperti artinya dalam bahasa inggris. Bentuk pelet sendiri menurut kami adalah butiran atau bijian utuh. Jadi jenis pakan ini tidak cocok untuk anak ayam.

2. Crumble/Butiran pecah

Sama seperti pelet hanya saja berbentuk butiran atau bijian pecah. Sering kita temui bentuk crumble adalah BR1 yang sebenarnya pakan untuk ayam broiler atau ayam ras. Pakan crumble lebih cocok untuk anak ayam usia 1 bulan keatas. Jenis pakan ini tidak cocok untuk anak ayam di bawah usia 1 bulan.

3. Mash/Tepung
Jenis mash jika kami artikan adalah berbentuk tepung. Biasanya untuk campuran pakan pokok atau khusus untuk ayam usia 1hari sampai 1 bulan. Namun bentuk tepung ini jarang dijumpai di pasaran sehingga kita harus membuat sendiri pakan ayam bentuk mash ini.

Dari ketiga jenis pakan ayam berdasar bentuk di atas perlu adanya metode pemberian pakan agar tujuan dari beternak kita tercapai. Memang jenis pakan di atas jika disajikan dengan asal-asalan akan merugikan kita sebagai peternak ayam kampung. Semoga bermanfaat dan Salam sukses! 
(sumber: .ternakayamkampung.com)

Sejarah vaksin dan macam-macamnya

Sejarah vaksin dan macam-macamnya
Pada akhir tahun 1970-an, bioteknologi mulai dikenal sebagai salah satu revolusi teknologi yang sangat menjanjikan di abad ke 20 ini. Pentingnya bioteknologi secara strategis dan potensinya untuk kontribusi dalam bidang pertanian, pangan, kesehatan, sumberdaya alam dan lingkungan mulai menjadi kenyataan yang semakin berkembang.

Saat ini walaupun masih dalam taraf pengembangan, industri bioteknologi mulai matang dan menghasilkan produk-produk yang dapat dipasarkan. Dimana keberhasilan-keberhasilan komersial dan terobosan-terobosan teknologi yang dramatis telah dan sedang diraih. Walaupun demikian, harapan-harapan mengenai penerapan bioteknologi pada 15-20 tahun yang lalu dapat dikatakan belum seluruhnya menjadi kenyataan
Dan bahkan hambatan-hambatan yang muncul kadangkala tidak diantisipasi sebelumnya.

Dalam GBHN 1993 khususnya sasaran Bidang Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pelita VI, Bioteknologi juga dimasukkan dalam Kebijaksanaan Nasional sebagai suatu bidang Iptek yang perlu dikembangkan.
  • Pengobatan baru dan diperbaiki - untuk mengobati penyakit,
  • Antibiotika - yang lebih baik dan lebih murah
  • Vaksin – penyakit viral
  • Tes cepat – membantu dokter hewan untuk diagnosa yang akurat untuk berbagai penyakit
  • Metoda yang diperbaiki – untuk kecocokan organ dalam transplantasi
  • Teknik-teknik – untuk mengoreksi dan mengobati penyakit
macam-macam vaksin :
  1. Vaksin AI : untuk mencegah wabah flu burung
  2. Vaksin Coryza : untuk mencegah timbulnya wabah Snot atau Coryza (suntik)
  3. Vaksin ND + IB : untuk mencegah penyakit Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis ( tetes mata / suntik di dada tergantung umur ayam)
  4. Vaksin ND : untuk mencegah penyakit Newcastle Disease pada unggas (tetes/suntik)
  5. Vaksin Marek : untuk mencegah penyakit Marek dan diberikan secara saat kecil (DOC)
  6. Vaksin IB : untuk membuat ayam tahan terhadap Infectious Bronchitis (dicampur air minum)
  7. Vaksin Gumoro : mencegah sakit gumboro ( diberikan pada air minum.)
  8. Vaksin Coryza : untuk mencegah timbulnya wabah Snot atau Coryza (suntik)
  9. Vaksin Fowl Pox/Cacar : (suntik sayap)
  10. Vaksin ILT : untuk kebal pd infeksi pada saluran laringotracheal (tetes mata, tetes hidung , dikasih diair minum)
  11. Vaksin EDS : untuk mencegah terjadinya Egg Drop Syndrom pada ayam
(sumber: aguswidi88.blogspot.com)

Jumat, 19 Oktober 2012

Mengenal penyakit kolera pada ayam dan upaya pencegahannya

Fowl cholera, bukanlah sebuah kata asing di telinga kita semua. Fowl cholera merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan adanya radang pada muka, jengger dan pial. Di Indonesia, penyakit ini dikenal dengan sebutan kolera unggas atau avian pasteurelosis. Penyakit ini masih sering dijumpai di lapangan. Dari penanganan kasus di lapangan oleh technical service Medion (tahun 2006-2008) menyebutkan bahwa fowl cholera menempati peringkat 10 besar pada ayam layer selama tiga tahun periode terakhir. Fowl cholera biasanya ditandai dengan adanya morbiditas dan mortalitas berkisar 0-20%, sehingga penyakit ini cukup menyita perhatian para peternak. Sebenarnya apakah fowl cholera itu dan bagaimanakah penanganannya?

Kejadian penyakit

Distribusi fowl cholera hampir di seluruh belahan dunia. Kejadian kolera unggas di Indonesia lebih bersifat sporadik. Penyakit ini lebih sering menyerang ayam umur dewasa dibandingkan dengan ayam muda. Ledakan penyakit ini sangat erat hubungannya dengan berbagai faktor pemicu stres seperti fluktuasi cuaca, kelembaban, pindah kandang, potong paruh, perlakuan vaksinasi yang tidak benar, transportasi, pergantian pakan yang mendadak serta penyakit immunosuppressive. 

Etiologi

Fowl cholera disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida yang merupakan bakteri gram ( - ), berbentuk ovoid, tidak membentuk spora, menunjukkan struktur bipoler serta kadang-kadang membentuk kapsul yang mengelilingi organisme tersebut. Kemampuan P. multocida sangat tergantung pada kapsul yang megelilingi organisme tersebut. Jika kapsul itu hilang maka kemampuan virulensinya juga akan menurun. P. multocida bersifat fakultatif anaerob pada suhu 35-37oC.


Mengenal penyakit kolera pada ayam
Bakteri P. multocida ditanam pada plat agar darah (mampu menghemolisa sel darah merah)

Kerugian yang diakibatkan oleh penyakit fowl cholera antara lain menurunnya produksi telur, morbiditas dan mortalitas meningkat, peningkatan biaya pengobatan serta peningkatan FCR. Untuk menghindari kerugian yang lebih banyak lagi, maka diagnosa yang cepat dan tepat sangat diperlukan sekali oleh para praktisi lapangan.

Penularan Penyakit

Penularan penyakit terjadi secara horisontal dimana ayam sehat tertular dengan ayam sakit melalui peralatan kandang, kotoran hewan maupun oleh pekerjanya sendiri. Tikus, insekta (terutama lalat) dan burung liar juga berperan dalam penyebarannya. Bakteri menginfeksi ke dalam jaringan tubuh melalui saluran pernapasan dan melalui konjungtiva ataupun luka pada permukaan jaringan. Hampir semua unggas yang sembuh akan bersifat carrier.

Mengenal penyakit kolera pada ayam
Skema penularan kolera

Gejala klinis

Manifestasi dari gejala klinis bersifat akut, sub akut dan kronis. Setelah terjadi invasi bibit penyakit ke dalam tubuh, maka ayam akan mengalami bacterimia (bakteri sudah beredar ke seluruh pembuluh darah) tahap awal. Masa inkubasi (waktu mulai masuknya bibit penyakit hingga menimbulkan gejala klinis) berlangsung selama 4-9 hari dan umumnya menyerang ayam berumur 3 bulan ke atas. Gejala klinik terdiri dari bentuk per akut, akut dan bentuk kronis.

Gejala bacterimia biasanya ditandai dengan :

  • Penurunan nafsu makan
Penurunan nafsu makan pada awalnya ditandai dengan mundurnya waktu habis pakan yang berlanjut dengan menurunnya jumlah konsumsi pakan pada ayam. Apabila ayam menunjukkan penurunan nafsu makan maka peternak harus curiga terhadap indikasi penyakit tertentu ataukah memang hanya dikarenakan stres
  • Ayam tampak lesu dan mengantuk
Dengan adanya penurunan nafsu makan dan minum maka akan berdampak pada kondisi tubuh yang lemah
  • Demam yang ditandai dengan kloaka kering dan peningkatan suhu badan mencapai 2-3oC
  • Saat kontrol pada malam hari, terkadang akan terdengar suara ngorok disertai sedikit getaran karena adanya lendir

Sedangkan gejala klinis terbagi menjadi 3 bentuk yaitu :

  • Perakut
Pada bentuk perakut, ayam tiba-tiba mati tanpa ditandai adanya gangguan/gejala klinik sebelumnya kejadian ini bersifat eksplosif
  • Akut
Gejala akut kerap kali ditemukan pada beberapa jam sebelum terjadi kematian. Gejala yang tampak adalah penurunan nafsu makan, bulu mengalami kerontokan, diare yang awalnya encer kekuningan, lama-kelamaan akan berwarna kehijauan disertai mucus (lendir), peningkatan frekuensi pernapasan, daerah muka, jengger dan pial membesar.

Mengenal penyakit kolera pada ayam
Pial dan jengger membengkak dan berisi masa mengkeju


Kematian dapat berkisar antara 0-20%. Selain itu, kejadian penyakit ini dapat menyebabkan penurunan produksi telur dan penurunan berat badan. Kerugian yang lain adalah meningkatnya biaya pengobatan.
  • Kronis
Pada bentuk kronis, dimana penyakit berlangsung lama (berminggu-minggu hingga berbulan-bulan) dengan virulensi bakteri rendah. Gejala yang nampak sehubungan dengan adanya infeksi lokal pada pial, sendi kaki, sayap dan basal otak. Gejala yang terlihat biasanya terjadinya pembengkakkan pada pial, infeksi pada kaki.

Perubahan Patologi Anatomi
Perubahan patologi anatomi yang ditimbulkan oleh penyakit ini bervariasi sesuai derajat keparahannya.
  • Akut
Lesi yang nampak biasanya terkait dengan kerusakan pembuluh darah yang menyebabkan perdarahan. Perubahan yang terlihat berupa perdarahan ptechiae pada berbagai organ visceral terutama pada jantung, hati, paru-paru, lemak jantung maupun lemak abdominal. Selain itu juga sering ditemukan perdarahan berupa ptechiae dan echimosa pada mukosa usus. Hal ini disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler akibat aktivitas endotoksin. Hati akan terlihat membesar dan berwarna belang.

Pada kasus akut, tidak jarang pula ovarium pada folikel dewasa membubur atau mengalami perdarahan hemorhagi. Apabila kondisi sudah demikian maka terjadi penurunan produksi.
  • Kronis
Fowl Cholera bentuk kronis biasanya ditandai dengan adanya infeksi lokal yang dapat ditemukan pada persendian tarsometatarsus, bursa sternalis, telapak kaki, rongga peritonium dan oviduk. Selain itu, terkadang juga diikuti oleh infeksi/peradangan di daerah pernapasan.

Diagnosa Banding


Dalam melakukan diagnosa penyakit, tidak dapat hanya dilihat dari satu gejala klinis atau satu perubahan patologi anatomi saja karena terdapat beberapa penyakit yang memiliki gejala klinis yang hampir mirip. Oleh karenanya dalam mendiagnosa diperlukan beberapa kumpulan sejarah penyakit, gejala klinis dan perubahan patologi anatomi. Akan lebih meyakinkan lagi apabila diagnosa didukung dengan pemeriksaan uji laboratorium.

Adanya perdarahan berupa ptechiae pada lemak jantung merupakan gejala yang mirip dengan penyakit ND maupun AI. Kejadian enteritis (radang usus) memiliki banyak kesamaan penyakit seperti colibacillosis. Adanya gangguan pada pernapasan sering dikelirukan dengan kejadian CRD maupun korisa.

Pengendalian dan Pencegahan

Pepatah mengatakan “lebih baik mencegah daripada mengobati”. Hal tersebut juga berlaku pada pencegahan fowl cholera sebelum kerugian material lebih besar lagi. Pencegahan kolera terutama ditujukan untuk menghilangkan sumber dari bakteri P. multocida beserta vektornya untuk mencegah penularan lebih lanjut. Prinsip pencegahan penyakit tersebut adalah :
  • Mengurangi populasi bibit penyakit di sekitar ayam
Dalam mengurangi bibit penyakit yang ada di sekitar ayam maka langkah yang dapat ditempuh adalah dengan istirahat kandang, sanitasi dan desinfeksi kandang beserta peralatannya. Istirahat kandang minimal selama 2 minggu dihitung setelah kandang sudah dalam keadaan bersih dan didesinfeksi.

Dengan berpegang pada teori bahwa jika bibit penyakit tidak mendapatkan induk semang (hospes) serta lingkungan yang sesuai maka lama-kelamaan bibit penyakit tersebut akan mati atau setidaknya kemampuan menginvasi (menyerang hospes) akan melemah. Di sinilah tujuan istirahat kandang yang sebenarnya sehingga bibit penyakit dapat ditekan seminimal mungkin. Selain dengan istirahat kandang, perlu didukung dengan sanitasi dan desinfeksi secara ketat. Desinfeksi kandang kosong bisa dilakukan dengan menggunakan Sporades, Formades atau Mediklin. Pada 3 hari sebelum chicks in, lakukan kembali penyemprotan kandang beserta peralatannya baik tempat ransum maupun tempat minum dengan menggunakan Medisep.
  • Mencegah kontak antara bibit penyakit dengan ayam
Meskipun populasi bibit penyakit di lapangan sudah dalam batas minimal, kita tidak boleh lengah sedikitpun serta tetap harus waspada terhadap penularan penyakit karena sumber penyakit tersebut dapat datang sewaktu-waktu, kapanpun dan dimanapun tanpa permisi. Untuk mendukung langkah tersebut maka perlu dilakukan pencegahan kontak antara bibit penyakit dengan ayam.

Langkah pencegahan tersebut dengan cara :
  • Mengatur lalu lintas karyawan, pekerja, tamu, kendaraan, hewan piaraan maupun hewan liar yang bisa menjadi sumber penularan
  • Pemeriksaan sumber-sumber air minum karena tidak menutup kemungkinan bibit penyakit masuk melalui air minum. Berikan antiseptik (Antisep, Neo Antisep atau Medisep) minimal 3x seminggu terutama jika saluran air menggunakan pipa pralon panjang
  • Penyimpanan pakan dan transportasi ransum harus benar
  • Pemberantasan vektor pembawa penyakit seperti tikus dan lalat dengan menggunakan insektisida. Lakukan kontrol yang teratur dan terprogram terhadap rodentia yang berkeliaran di kandang. Berdasarkan pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa vektor tersebut merupakan sumber penularan yang cukup tinggi

Mengenal penyakit kolera pada ayam
Tikus dan lalat merupakan vektor penularan fowl cholera
  • Meningkatkan daya tahan tubuh ayam
Ketahanan tubuh ayam paling utama ditentukan oleh faktor ransum yang didukung dengan kondisi lingkungannya. Dengan melakukan monitoring terhadap konsumsi ransum maka secara tidak langsung hal tersebut merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan ketahanan tubuh ayam. Daya tahan tubuh ayam akan menjadi lebih baik pada lingkungan dengan kadar amonia rendah, tidak berdebu, cukup oksigen, temperatur dan kelembaban sesuai serta tidak over crowded (kepadatan berlebih).

Dengan demikian maka yang harus diperhatikan adalah suhu dan kelembabannya, ventilasi kandang serta kualitas litter atau sekam.

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh maka dapat dilakukan pemberian multivitamin berupa Fortevit maupun Vita Stress yang dapat diberikan melalui air minum. Selain meningkatkan daya tahan tubuh, vitamin juga berfungsi dalam membantu pertumbuhan dan mengatasi stres, mencegah penyakit akibat kekurangan vitamin serta mampu memperbaiki efisiensi ransum.

Bagaimana Jika Terjadi Outbreak Fowl Cholera??

Fowl cholera merupakan penyakit bakterial sehingga dapat diatasi dengan pemberian antibiotik. Pengobatan dapat dilakukan melalui air minum maupun suntikan. Pemilihan pengobatan berdasarkan tingkat keparahan penyakit, jumlah populasi ayam dan umur kejadian penyakit. Untuk kasus ringan maka dapat diberikan antibiotik yang dapat diaplikasikan melalui air minum seperti Amoxitin, Proxan-S, Proxan-C atau Coliquin. Sedangkan jika kejadian sudah parah maka pemilihan antibiotik yang diberikan secara suntikan seperti Gentamin, Medoxy LA, Medoxy-L atau Vet Strep.

Pemberian obat tersebut hendaknya dilakukan sesuai dengan dosis dan aturan pakai yang tertera pada leaflet atau etiket produk. Obat hendaknya diberikan secara tuntas meskipun ayam telah menunjukkan tanda-tanda sembuh. Misalnya, pada aturan pakai Proxan-C tertera dosisnya 1 ml per 2 liter air minum atau 0,1 ml tiap kg berat badan yang diberikan selama 3-5 hari, namun pada 2 hari pemberian obat ayam sudah menunjukkan kesembuhan. Meskipun demikian, pemberian Proxan-C hendaknya tetap dituntaskan sampai hari ke-3 atau ke-5 pengobatan. Tujuannya agar bakteri kolera benar-benar telah terbasmi. Jika lama pengobatan diperpendek dapat memicu terjadinya resistensi obat. Resistensi juga dapat dipicu karena dosis pemberian obat yang lebih sedikit dibandingkan dosis yang direkomendasikan. Oleh karena itu, saat pemberian obat perlu dipastikan dosis dan lama pemberiannya. Selain itu, kualitas air juga perlu diperhatikan, baik tingkat keasaman (pH) maupun kesadahan (kandungan ion Ca2+, Mg2+ dan Al3+).

Untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri P. multocida juga dapat dilakukan dengan rolling (pergantian) antibiotik. Rolling antibiotik sebaiknya dilakukan setiap 3-4 periode pemberian. Rolling obat kolera ini tidak dimaksudkan pergantian merk obat yang digunakan, namun lebih kearah pergantian golongan antibiotik dalam obat. Contoh rolling pemberian antibiotik untuk mengatasi kasus kolera tertera pada tabel 3. Hal yang perlu kita cermati ialah rolling antibiotik ini tidak hanya dilakukan untuk menggantikan golongan antibiotik yang lama dengan antibiotik golongan terbaru, namun juga berlaku untuk sebaliknya. Mungkin saat ini golongan antibiotik yang banyak digunakan dan dipercaya ialah dari golongan floroquinolon. Namun jika terjadi resistensi pada golongan antibiotik ini bisa diganti (di-rolling) dengan antibiotik golongan lainnya, seperti golongan tetrasiklin.

Pengobatan suatu penyakit tidak akan berhasil optimal tanpa didukung biosecurity dan managemen pemeliharaan yang bagus. Segera ambil ayam yang sudah mati dari kandang karena ayam mati juga merupakan sumber penularan ayam yang tinggi. Jika perlu amati titik-titik kritis (sejarah kasus) dimana sering terjadi insiden fowl cholera sehingga pada waktu-waktu tertentu dapat diberikan antibiotik untuk pencegahan sedini mungkin.

Pemberian vitamin, seperti yang terkandung dalam Vita Stress, Fortevit atau Vita Strong juga akan membantu mempercepat proses kesembuhan (recovery). Vitamin akan membantu proses metabolisme dalam tubuh ayam berlangsung secara optimal sehingga stamina tubuh optimal dan proses kesembuhan menjadi lebih cepat.

Penyemprotan desinfektan maupun penambahan desinfektan pada air minum juga dapat dilakukan untuk menekan penyebaran bakteri kolera. Desinfektan yang dapat digunakan antara lain Antisep, Neo Antisep atau Medisep. Hanya saja perlu kita perhatikan pada saat kita menambahkan desinfektan tersebut pada air minum jangan memberikan vitamin atau obat yang dilarutkan pada air minum karena dapat menurunkan atau merusak daya kerja obat dan vitamin tersebut.

Serangan kolera dapat mengakibatkan kematian mencapai 20% dan penurunan produktivitas. Oleh karena itu kolera perlu dikendalikan dengan baik.
(sumber: infomedion.co.id)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...