Tampilkan postingan dengan label Ayam Petelur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ayam Petelur. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Juli 2013

Metode seleksi ayam petelur

Metode seleksi ayam petelur
Dari tahun ke tahun, keuntungan yang didapat peternak ayam petelur semakin menipis, hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya sarana produksi peternakan yang tidak diikuti dengan harga telur secara signifikan. Untuk menghadapi hal tersebut, peternak layer harus berlomba untuk meningkatkan efisiensi secara global, agar tetap bisa bertahan dalam bisnis ini.

Efisiensi dalam hal penggunaan pakan, perlu ditempatkan pada urutan teratas pada target efisiensi. Karena biaya pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam produksi telur. Istilah efisiensi pakan bukan berarti mengurangi pakan baik secara kualitatif maupun kuantitatif sampai dibawah kebutuhan ayam, tetapi mencegah pemborosan-pemborosan yang sebetulnya tidak perlu terjadi. Sebagai contoh misalnya karena panik dengan harga telur yang rendah, seorang peternak mengganti pakannya dengan pakan lain yang lebih murah Rp 100. Satu minggu pertama, tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Minggu ke dua dan seterusnya FCR meningkat hanya 0,1 (dari 2,2 menjadi 2,3). Kalau dihitung lebih teliti, dengan penggantian pakan tersebut kerugian yang dialami peternak menjadi semakin besar.


Contoh lain yang sering terjadi adalah pemilihan pullet. Banyak peternak yang masih tergiur untuk membeli pullet dengan harga rendah, tanpa melihat reputasi dari pembuat pullet tersebut. Sebagai peternak layer, kita harus lebih jeli dalam menentukan pilihan. Perbedaan harga pullet Rp 1.000, tidak begitu berarti apabila produksi telurnya bisa dua butir lebih banyak. Kejelian dalam penghitungan hal-hal seperti tersebut di atas sangat diperlukan pada masa sekarang ini untuk dapat memproduksi telur dengan tingkat efisiensi yang tinggi.

Faktor lain yang perlu dilakukan untuk mendapatkan tingkat efisiensi yang tinggi adalah seleksi ayam yang ada dan membuang ayam-ayam yang kurang produktif.
Seleksi ayam ada dua macam :

A. Pada saat penerimaan pullet.
Faktor-faktor yang perlu di perhatikan : Ukuran tubuh, berat tubuh, kerangka tubuh (frame), cacat fisik, status kesehatan.

Berat tubuh bukanlah ukuran mutlak terhadap kualitas pullet, karena pada banyak kasus, ayam-ayam yang produktivitasnya bagus, justru mengalami keterlambatan kedewasaan. Faktor yang jauh lebih penting untuk diperhatikan adalah kerangka tubuh (frame), karena merupakan refleksi dari kemampuan ayam untuk berproduksi.

B. Setelah melewati masa puncak produksi
Strain ayam petelur modern, lebih mudah menunjukkan performance yang jelek, apabila tidak ditangani sesuai dengan rekomendasi pembibit. Dengan telah dilakukannya perbaikan genetic pada breeder, membawa konsekwensi perbaikan managemen pada tingkat peternak. Tetapi kebanyakan peternak masih menerapkan managemen yang lama. Hal ini sering tidak disadari oleh peternak, sehingga timbul anggapan “Ayam sekarang kok gampang sakit”, “pelihara ayam kok makin sulit”, “produksinya kok cepat turun” dll.
Apabila hal tersebut di atas sudah terlanjur terjadi, maka perlu dilakukan seleksi untuk membuang ayam-ayam yang kurang produktif.

Metode Seleksi Ayam yang kurang produktif dapat dilakukan dengan berbagai cara:

1. Metode Absensi
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan paling banyak dilakukan oleh peternak. Metode ini dilakukan dengan memberi tanda di batteray pada ayam yang bertelur. Setelah waktu tertentu, ayam yang sedikit mendapatkan tanda, dianggap tidak produktif, dan dilakukan culling.

Kelemahan dari metode ini adalah :
  • Apabila dalam satu batteray berisi 2 ekor atau lebih, akan kesulitan menentukan ayam mana yang produktif dan yang tidak.
  • Bisa terjadi kesalahan seleksi, apabila ayam yang sebetulnya produktif, tetapi pada saat dilakukan seleksi, ayam masih dalam keadaan pause (istirahat).

2. Dengan mengamati karakteristik fisik ayam.
Tabel di bawah ini merupakan karakteristik ayam yang produktif dan kurang produktif.


3. Dengan mengamati berkurangnya warna kuning pada beberapa bagian tubuh ayam.



Oleh : Prass Kusumo
sumber: http://www.pkppullet.blogspot.com

Penyakit ayam petelur yang disebabkan oleh gangguan fisiologis

Pada periode produktivitas yang tinggi, ayam terkadang mengalami gangguan peneluran. Gangguan tersebut bisa bersifat sementara maupun permanen, dengan tingkat penurunan produksi yang rendah sampai dengan berhenti bertelur. Artikel berikut ini memperlihatkan beberapa gangguan peneluran dan kemungkinan penyebabnya.
  • Egg Peritonitis


Merupakan infeksi dalam rongga perut yang disebabkan oleh tidak masuknya telur ke dalam oviduct, sehingga menyebabkan akumulasi kuning telur dan penyumbatan oviduct. Hal ini juga mengakibatkan egg bound, stress fisik atau cacat pada ayam. Infeksi mengakibatkan terbentuknya material mirip keju atau cairan kental. Ayam yang mengalami hal ini. Perutnya akan membengkak, lesu, dan gerakannya menyerupai bebek. Ayam yang terkena Egg Peritonitis sebaiknya di culling, karena bila dilakukan pengobatan akan memakan biaya yang lebih besar.
  • Vent Gleet


Vent gleet adalah keluarnya cairan dari anus yang berbau amis yang menyebabkan pembengkakan/memar pada kulit. Vent gleet juga mengakibatkan bulu di sekitar anus menjadi kotor dan lengket. Biasanya juga menimbulkan lapisan bahan berkerak berwarna putih. Ayam yang mengalami kejadian ini terlihat lesu, produksi turun tajam bahkan berhenti bertelur.


Vent gleet dapat menular, untuk itu apabila menemukan kasus ini, segera singkirkan ayam yang terjangkit penyakit ini. Pembersihan dan perawatan veteriner dapat mengatasi masalah ini, tetapi memakan biaya cukup banyak. Untuk itu sebaiknya segera culling ayam-ayam yang mengalami kejadian ini.
  • Egg Bound



Hal ini terjadi apabila telur yang di hasilkan di uterus, tidak bisa di keluarkan. Ayam akan berusaha mengejan untuk mengeluarkan telur dari uterus, sehingga mengakibatkan saluran oviduct turut keluar melalui anus. Apabila hal ini diketahui oleh ayam yang lain maka akan memicu kanibalisme dan menimbulkan kematian.
Kondisi ini bisa diakibatkan karena telur yang terlalu besar, adanya tumor pada oviduct atau terjangkitnya penyakit tertentu yang mengganggu system syaraf dan sekresi lendir di oviduct. Apabila kejadian ini terjadi akibat telur yang terlalu besar, dapat dibantu dengan memberikan pelumas di saluran oviduct atau pecahkan telur tersebut dalam saluran reproduksi. Tetapi apabila karena tumor atau suatu penyakit, sebaiknya ayam tersebut di culling.
  • Protrusion

Protrusion terjadi ketika oviduct dipaksa keluar dari anus ayam. Hal ini bisa diakibatkan oleh :
- Iritasi karena vent gleet;
- Terjadinya Egg bound;
- Mengeluarkan telur yang oversize;
- Tumbuhnya tumor;
- Ayam ketakutan/stress.

Bila protrusion ini terjadi dan diketahui ayam yang lain, akan memacu untuk dipatuk dan mengakibatkan kematian. Untuk itu segera pisahkan ayam tersebut, cuci oviduct yang keluar tersebut dengan desinfektan untuk mengurangi infeksi dan secara perlahan-lahan dorong masuk saluran tersebut ke dalam anus ayam. Namun demikian ayam yang sudah mengalami kejadian ini cenderung akan mengalami hal yang serupa. Untuk itu jalan terbaik adalah ayam tersebut di culling.

Oleh : PRASETYANTO KUSUMO R.
sumber: http://www.pkppullet.blogspot.com

Jumat, 24 Mei 2013

3 masalah penting yang sering mengganggu pemeliharaan DOC ayam petelur

3 masalah penting yang sering mengganggu pemeliharaan DOC ayam petelur - Jika anda merawat dengan baik ayam DOC dari awal tentu hasil akhirnya akan baik juga. Maka dari itu kenalilah beberapa kendala dan penyakit yang biasanya terjadi di awal pemeliharaan DOC. Apa sajakah itu :

1. Stress
Jangan anggap ringan stress. hal ini disebabkan oleh perpindahan tempat dan daya adaptasi dari DOC yang memang sangat kurang. Para penyedia biasanya tidak memberikan waktu untuk ayam DOC bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Ulah dari perusahaan pembibitan ini bisa saja akan berakibat pada kematian DOC/

2. Dehidrasi
Kasus dehidrasi bisa dimulai dari sejak awal telur akan menetas. akibat dari penetasan telur yang terjadi tidak secara bersamaan. Sehingga DOC yang menetas duluan akan mendapatkan panas dari alat pemanas.Sehingga masalhnya DOC akan mengalami dehidrasi. Padahal masalhnya tidak hanya sampai disini. Ketika pengiriman pun juga bisa menjadikan DOC mati karena terserang deghidrasi. Maka biasanya penyedia DOC memberikan suntikan Dekstrose 5% sebelum ayam dikirim. Hal ini bisa membantu menangani masalah ini,.

3. Omphalitis
Penertian omphalitis adalah terjadinya radang di tali pusat. Pada saat pengiriman biasanya tali pusat DOC belum sepenuhnya kering, maka yang akan terjadi adalah masalah infeksi saat perjalanan, atau menyempitnya lubang antara usus dan kuning telur yang berguna sebagai cadangan bahan makanan, sehingga menjadi tidak terserap oleh usus.

Rabu, 08 Mei 2013

Penyebab telur ayam tidak menetas

Pertanyaan yang sering dialami oleh para peternak ayam yang masih awam adalah masalah mengapa telur ayam tidak mau menetas. Atau jika menetas tidak bisa 100%. Sebagai contoh ayam yang mengerami 10 butir telur , kadang bisa menetas semuanya, kadang 8 ekor, 6 ekor bahkan tidak satupun telur yang menetas. Pada semua jenis unggas sebenarnya penyebabnya dapat ditelusur dari berbagai macam sebab. Misalnya saja penetasan ayam pelung, ayam bangkok, atau ayam kampung biasa.

Syarat Telur Ayam Menetas
Secara normal telur ayam akan menetas dalam waktu 21 hari pengeraman. Syarat utama telur ayam bisa menetas adalah jika telur tersebut fertil atau dibuahi oleh ayam jantan. Ayam betina pada dasarnya tetap akan menghasilkan telur, meski tidak ada pejantan lihat saja di peternakan ayam petelur. Mereka justru tidak diberikan pejantan untuk efisiensi pakan. Namun telur-telur tersebut tidak akan menetas karena tidak dibuahi oleh pejantan. Untuk bisa menetas, ayam betina harus dikawin oleh ayam jantan. Untuk menghasilkan anakan ayam yang unggul perlu dilakukan perkawinan ayam yang dipilih indukannya secara cermat.

Dalam masa pengeraman tersebut diperlukan kondisi-kondisi ideal supaya telur ayam bisa menetas. Kondisi ideal tersebut adalah suhu pengeraman yang sesuai antara 36 sampai 39 derajat celcius. Pada saat telur ayam dierami oleh induknya, suhu tubuh ayam berkisar antara suhu tersebut sehingga telur akan menetas. Pada penetasan telur ayam dengan mesin penetas suhu ruang penetasan bersumber dari lampu dan dikontrol oleh termostat.

Menetaskan Telur Ayam Alami

Faktor lain yang mempengaruhi telur ayam menetas adalah faktor kelembaban udara di ruang penetasan/pengeraman , untuk ayam berkisar antara 50% sampai dengan 65%. Kondisi kelembaban perlu ditingkatkan menjelang telur menetas, untuk mempermudah telur menetas. Induk ayam yang mengerami telurnya akan mengeluarkan keringat yang membuat kelembaban mencapai kondisi ideal. Pada mesin tetas perlu diberikan baki yang diisi air untuk menciptakan kelembaban ruang penetasan.

Selain itu setiap bagian dari telur harus mendapatkan panas yang merata. Jika diperhatikan, ayam yang mengeram selalu memindah-mindahkan telur yang dierami dengan paruhnya. Ini dilakukan agar seluruh bagian telur mendapatkan panas yang merata. Menetaskan telur ayam dengan mesin tetas perlu dilakukan membolak-balik telur ayam beberapa kali sehari. Frekuensi membolak-balik telur akan mempengaruhi persentase penetasan.


Penyebab Telur Ayam Tidak Menetas

Untuk menjawab pertanyaan mengapa telur ayam tidak menetas, kita bisa merunut dari berbagai syarat yang harus dipenuhi agar telur ayam menetas. Berikut beberapa pertanyaan yang perlu kita cari jawabannya:
  1. Apakah ada pejantan? Jika ada apakah sudah cukup usianya? Usia ayam yang terlalu muda atau terlalu tua biasanya kurang subur sehingga mempengaruhi daya tetas telur. Makanan ayam juga berpengaruh terhadap kesuburan telurnya sehingga mempengaruhi daya tetas. Untuk meningkatkan daya tetas, berikan makanan yang mengandung banyak protein. Untuk mengetahui apakah telur ayam fertil/subur/ada benihnya atau tidak, setelah dierami kurang lebih 4 hari terawang telur dengan lampu yang cukup terang. Telur fertil akan ditemukan noda merah bulat di dalam telur, lama kelamaan semakin besar membentuk semacam akar. Sedangkan telur yang bening, bisa dipastikan tidak akan menetas.
  2. Apakah suhu pengeraman sudah sesuai, ini biasanya jika kita menetaskan pada mesin tetas. Suhu yang fluktuatif karena salah set termostat atau banyak kebocoran pada mesin tetas biasanya akan mengakibatkan telur tidak menetas. Pada ayam yang mengeram,jika banyak terganggu ayam lain atau manusia juga akan mempengaruhi kestabilan suhu dan kelembaban sehingga telur menetas hanya sedikit. Pada musim tertentu ada kutu yang sering hinggap pada ayam mengeram, ini mengganggu konsentrasi ayam mengeram sehingga daya tetas menurun.
  3. Rasio ayam jantan dan betina, idealnya rasio ayam jantan betina indukan 1 jantan dan 6 betina. Pada ayam arab bisa mencapai 1 jantan 8 betina. Rasio yang terlalu besar , misalnya 1 jantan 15 betina akan menurunkan daya tetas telur,karena ayam jantan tidak mampu mengawini semua betina. Dalam rasio yang banyak , bisa jadi ada ayam betina yang tidak dikawin oleh ayam jago.

Banyak sebab mengapa telur ayam tidak mau menetas, agar penetasan berjalan dengan baik dan sempurna. Semua kondisi harus terpenuhi dengan baik.Selamat mencoba.

(sumber : http://ternakayampelung.com)

Selasa, 12 Maret 2013

Menganalisa berat telur ayam untuk merespon kesehatan ayam petelur

Menganalisa berat telur ayam untuk merespon kesehatan ayam petelur
Sejak pertama kali ayam bertelur dari umur ayam menginjak 23 minggu sampai umur 65 minggu, berat telur tidak akan sama setiap kali ayam bertelur, walaupun demikian seorang peternak harus memiliki daya respon.

Ketika ayam bertelur apakah telur ayam tersebut sesuai dengan berat telur yang normal?
Misalkan untuk ayam layer (breeder) seperti jenis cobb misalnya, kita pasti dan harus di anjurkan untuk mengikuti petunjuk / guide yang telah di sediakan oleh pihak cobb itu sendiri, kita sebagai peternak akan selalu di anjurkan untuk mengikuti pedoman body weight (berat badan) standar pemakanan dan lain sebagainya.

Misalnya kita ambil 90 butir telur untuk contoh (sample weight) di dalam contoh ini, kita ambil telur nya dan tidak termasuk yg pecah (cracked) dan telur jumbo (double yolk), kita pisahkan telur jumbo dan telur yang pecah.

Kita timbang telur yang 90 butir tadi, kemudian di ambil berat rata2 nya berapa?

Analisa pertama:
Jika telur beratnya di bawah standar rata rata, mungkin di sebabkan dari berbagai faktor. faktor-faktor tersebut sebagai berikut:
  1. Kurang nya makanan yang di konsumsi
  2. Rendah nya kadar energy di dalam makanan ayam
  3. Kurang air minum
  4. Mungkin juga ayam tersebut berpenyakit
  5. Suhu di dalam kandang atau di luar yang sangat ekstrim
  6. Berat badan ayam tersebut kurang dari berat badan rata-rata dari standar (kurus)

Analisa kedua:
Dan jika berat telur yang kita timbang berat nya lebih dari standard rata-rata yang normal. Adapun faktor yang mempengaruhi naiknya berat telur di pengaruhi oleh:
  1. Makanan yang di konsumsi terlalu banyak
  2. Tingginya kadar protein di dalam kandungan makanan.
  3. Berat badan ayam terlalu berat (besar) -overweight.
(sumber : muksin.com)

Selasa, 05 Februari 2013

Ciri fisik ayam yang bisa bertelur dan tidak bertelur

Kita sebagai peternak di tuntut harus mengetahui sedikit atau banyak tentang ciri-ciri ayam bertelur dan ayam tidak bertelur, ini sangat lah penting bagi peternak ayam petelur atau peternak ayam breeder layer.
Ciri-ciri ayam bertelur:
kita perhatikan gambar ayam yang bertelur di bawah ini,

* bagian jengger dan pial terlihar bersinar, dan tidak terlihat pucat.

Ciri fisik ayam yang bisa bertelur dan tidak bertelur
jengger dan pial, mengkilap, merah dan besar
Jika di bagian kloaka,
ayam yang bertelur akan terlihat cairan (lembab) dan tidak kering, bagian anus terbuka dengan lebar atau tidak menyempit. perhatikan gambar di bawah ini.
anus yang lembab dan besar


Tulang pubis

atau tulang pinggul belakang, selalunya sangat pleksibel dan lentur, dan berjarak antara 3 jari orang dewasa, silahkan perhatikan gambar yang ada di bawah ini, yang saya kasih tanda marker atau spidol adalah posisi tulang pubis
jarak antara tulang sekitar 3 jari (org dewasa)

Bagian abdomen:
Ciri fisik ayam yang bisa bertelur dan tidak bertelur
pada bagian abdomen sangat lentur lembut dan terasa dalam bila di sentuh oleh tangan dan tidak keras.
Perhatikan gambar di bawah ini, jarak antara tulang dada dan kloaka berjarak sekitar 3 sampai 4 jari orang dewasa, yang pada gambar di ini adalah 4 jari.
posisi ayam menghadap ke atas

Ciri-ciri ayam yang tidak bertelur:
Perhatikan jengger ayam yang tidak bertelur ini

* jengger dan vial terlihat pucat dan tidak bersinar
* jengger kecil , tidak cerah dan tidak mengkilap
* pial kecil dan warna yang memudar

jengger dan pial yang kecil dan pucat
Bagian kloaka:

Ciri fisik ayam yang bisa bertelur dan tidak bertelur
* Bagian kloaka ayam yang tidak bertelur sangat terlihat kering
* dan lubang kloaka yang kecil, dan tidak lembab.
* tidak terlihat kandungan air di bagian kloaka ayam yang tidak bertelur


Ciri fisik ayam yang bisa bertelur dan tidak bertelur
bagian kloaka ayam tidak bertelur

Ciri fisik ayam yang bisa bertelur dan tidak bertelur
Jarak antara tulang pubis:
ayam yang tidak bertelur jarak antara tulang pubis sangat sempit, biasanya kurang dari 2 jari orang dewasa, dan tentunya sangat berlainan dengan ayam yang bertelur yang memiliki jarak yang sangat lebar, perhatikan gambar di bawah ini , jarak antara tulang pubis sangat kecil, dan kurang dari 2 jari, pehatikan jari telunjuk yang hanya masuk bagian ujung nya saja. menandakan bagian antara tulang pubis kurang dari 2 jari.

jarak tulang pubis yang menyempit

Bagian abdomen ayam yang tidak bertelur:
Pada bagian abdomen bila di raba sangat keras, dan tidak lentur, dan tidak dalam (dangkal) bial di raba.
Perhatikan gambar di bawah ini:

Ciri fisik ayam yang bisa bertelur dan tidak bertelur
Pada bagian abdomen (bagian abdomen adalah bagian atau antara yang di garis merah) biasanya hanya berjarak antara 2 jari saja, dan sangat sempit.
posisi ayam menghadap ke atas

Ciri fisik ayam yang bisa bertelur dan tidak bertelur
Terimakasih semoga dengan artikel yang sangat singkat dan sangat sederhana ini bisa membantu buat anda yang sedang ingin mengetahui ciri-ciri ayam bertelur dan ayam yang tidak bertelur secara fisik.
(sumber: teknikpanduanbeternakpakanpeternakan.blogspot.com)

Jumat, 04 Januari 2013

Yang harus diperhatikan saat ayam petelur pindah kandang

Selama hidupnya, ayam petelur biasanya menempati setidaknya 2 tipe kandang, yaitu kandang pembesaran (kandang masa starter sampai grower) dan kandang produksi (kandang baterai). Oleh karena itu pada waktu tertentu, ayam petelur akan mengalami pindah kandang. Keberhasilan manajemen pindah kandang ini akan mempengaruhi tingkat produktivitas ayam. Ayam petelur yang dipindah kandang mendekati masa produksi, kurang dari 2 minggu ayam mulai berproduksi telur dapat mengganggu produksi telur dan puncak produksi mundur. Hal ini disebabkan ayam stres dan dipaksa beradaptasi dengan kondisi kandang yang baru. Keadaan ini akan memberikan konsekuensi ayam “menunda” produksi telurnya. Manajemen pindah kandang harus dilakukan secara baik, mulai dari persiapan sebelum kepindahan, treatment pada ayam yang akan dipindah maupun perlakuan saat di kandang baru.

Latar Belakang Pindah Kandang
Sistem pemeliharaan ayam petelur masa produksi yang umum diterapkan oleh peternak di Indonesia ialah ayam dipelihara di kandang sistem baterai, baik yang berisi 1, 2 maupun 3 ekor. Hal ini dimaksudkan agar produksi telur bisa mencapai optimal, kontrol ayam yang berproduksi maupun tidak lebih mudah dan juga agar telur yang dihasilkan bersih (tidak terkena kotoran) serta manajemen penanganan atau pengambilan telur lebih mudah. Dengan pertimbangan pencapaian tujuan ini, maka sebelum mulai berproduksi ayam perlu dipindahkan dari kandang postal ke kandang baterai.

Proses pindah kandang ini mengharuskan ayam melakukan adaptasi terhadap keadaan kandang yang baru. Mulai dari luasan kandang yang lebih sempit, posisi dan tipe tempat ransum dan air minum yang berbeda maupun kondisi cuaca dan suhu yang berubah. Kondisi ini bisa dipastikan akan mengakibatkan ayam stres. Oleh karena itu, manajemen pindah kandang ini dilakukan secara tepat dan cepat, setidaknya bisa selesai dalam waktu 1 hari. Terlebih lagi setelah pindah kandang, ayam memiliki target yang tidak ringan, yaitu produksi telur yang meningkat drastis (5% menjadi 95%), bertambahnya berat telur, target berat badan yang harus meningkat dan juga konsumsi ransum yang juga harus bertambah. Stres yang berkepanjangan akibat kesalahan manajemen pindah kandang akan mengganggu pencapaian target tersebut. Tentu saja ini adalah sebuah kerugian bagi kita.

Umur Pindah Kandang
Umur ayam saat pindah kandang hendaknya tidak sama atau melebihi waktu pertama kali ayam mulai berpro-duksi telur. Setidaknya 2 minggu sebelum ayam berproduksi telur ayam telah menempati kandang yang baru, jika kurang dari waktu tersebut akan semakin baik.

Adanya rentang waktu antara waktu pindah kandang dengan mulai berproduksi telur akan memberikan kesempatan yang lebih optimal bagi ayam untuk beradaptasi dengan kondisi yang baru. Ayam yang dipindah mendekati dengan waktu mulai berproduksi telur akan membawa konsekuansi, yaitu :
  • Target feed intake sulit tercapai
Ayam petelur yang mulai bertelur harus menambah konsumsi ransum (feed intake) setidaknya 30% dari jumlah konsumsi ransum awal. Pencapaian target ini sangat penting, mengingat ayam membutuhkan suplai ransum, baik jumlah maupun kualitas yang sesuai kebutuhan. Asupan nutrisi yang tidak sesuai, kurang karena konsumsi ransum yang sedikit akan mengakibatkan produksi telur tidak dapat mencapai puncak produksi.

Perlu kita pahami bersama, saat ayam mulai berproduksi telur dalam tubuh ayam terjadi perubahan hormonal dan kondisi ini mengakibatkan ayam stres. Bisa kita prediksikan saat ayam pindah kandang maka akan timbul stres juga. Akumulasi dari stres ini akan langsung berpengaruh pada produksi telur, baik berupa kemunduran waktu mulai produksi telur dan pencapaian puncak produksi maupun produksi telur yang tidak bisa mencapai puncak produksi.

Oleh karena itu, waktu pindah kandang lebih baik jika dilakukan lebih awal dan jangan mendekati (maksimal 10 hari sebelum mulai berproduksi telur). Agar stres yang dirasakan oleh ayam bisa diminimalkan sehingga target-target saat masa produksi telur bisa dengan mudah tercapai.
  • Mengganggu perkembangan saluran reproduksi
Perkembangan saluran reproduksi, yaitu oviduct dan ovarium akan berlangsung sangat cepat di 10 hari sebelum telur pertama dihasilkan. Melihat kenyataan ini maka waktu pindah kandang hendaknya tidak kurang dari 10 hari sebelum ayam mulai menghasilkan telur. Perkembangan saluran reproduksi yang terhambat akan mengakibatkan awal produksi telur mundur dan tentu saja puncak produksi akan mundur. Tingkat produksi telurnya (henday atau HD) juga bisa menjadi kurang optimal.
  • Saat transisi masa starter ke grower

Saat berumur 42 hari (6 minggu), ayam petelur sudah bisa dipindah dari kandang postal ke kandang baterai grower. Hal ini telah diterapkan oleh banyak peternak, terutama peternak yang memiliki kandang grower yang terpisah. Pindah kandang ini dilakukan setelah vaksinasi korisa pertama.

Waktu pindah kandang yang telah dilakukan sejak awal grower akan memberikan waktu yang relatif lama kepada ayam untuk beradaptasi. Berdasarkan pengamatan di lapangan, ayam petelur tersebut menjadi lebih baik pencapaian berat badannya. Hal ini dikarenakan persaingan ayam untuk memperoleh ransum dan air minum lebih kecil. Selain itu, aktivitas gerak ayam juga terbatas sehingga asupan nutrisi ransum bisa lebih banyak dideposisikan (digunakan, red) untuk pertumbuhan. Hanya saja jika kita kurang teliti maka tingkat keseragaman berat badan menjadi kurang optimal.

Pengamatan kita pada keseragaman ayam menjadi lebih sulit karena tidak bisa mengamati ayam secara sekaligus. Oleh karenanya kontrol berat badan ayam grower yang dipelihara pada kandang baterai harus lebih diperketat, terutama jumlah sampel ayam sebaiknya lebih banyak dan menyebar di seluruh bagian kandang. Ada beberapa literatur yang menyebutkan jumlah sampel ayam yang diambil untuk pengamatan keseragaman berat badan pada ayam yang dipelihara di kandang baterai sebaiknya 15% dari total populasi, 5% lebih banyak dibandingkan dengan sampel ayam yang dipelihara pada kandang postal (10%).

Kelemahan lainnya ialah saat terjadi serangan penyakit, terutama penyakit pernapasan seperti korisa, maka populasi ayam dalam 1 kandang akan secara mudah tertular, terlebih lagi jika tempat minumnya memakai paralon.

Kandang baterai untuk ayam petelur umur 42 hari biasanya diisi dengan 4-6 ekor ayam. Dimensi atau ukuran kandang baterai ialah 30 x 35 x 60-80 cm. Bedanya lagi dengan kandang ayam petelur layer ialah bagian alas kandang sebagai alas telur belum difungsikan.


  • Saat akhir masa grower

Baiknya waktu pindah kandang dilakukan pada umur 12-14 minggu. Pada umur ini pula biasanya dilakukan grading atau penimbangan berat badan total.

Kontrol berat badan pada umur ini sangatlah penting kedudukannya. Saat ayam petelur berumur 12 minggu pertumbuhan tulang atau kerangka tubuh telah mencapai dimensi akhir dan setelah umur ini perkembangannya tidak akan siginifikan. Oleh karenanya pada umur ini perlu dilakukan grading atau seleksi total pada ayam.

Ayam ini setidaknya diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu ayam dengan berat badan melebihi standar (> 10% standar berat badan), ayam sesuai standar (+ 10% dari standar berat badan) maupun ayam dengan berat badan kurang dari standar (< 10% berat badan). Perbedaan berat badan pada umur ini sangat berpengaruh terhadap kondisi atau kualitas kerangka tubuh.

Umur pindah kandang pada masa ini harus dilakukan dengan lebih hati-hati sehingga stres bisa ditekan. Ayam harus lebih cepat beradaptasi dengan kondisi kandang baru sehingga feed dan water intake tercapai.

Manajemen Pindah Kandang
Kesuksesan manajemen pindah kandang dipengaruhi oleh keberhasilan persiapan kandang, pelaksanaan pindah kandang dan juga perlakuan setelah menempati kandang baru.

1. Persiapan pindah kandang

Persiapan sebelum pindah kandang meliputi kesiapan kandang baru menerima ayam dan kondisi ayam saat akan dipindah. Seperti halnya persiapan kandang sebelum chicks in, pembersihan dan desinfeksi kandang dan peralatan menjadi hal penting yang harus dilakukan.
  • Kandang yang akan ditempati harus bebas dari sisa kotoran, baik litter bekas, feses, bulu, eksudat atau lendir dari ayam periode sebelumnya. Kandang harus dibersihkan dengan pembersihan kering (disapu), menggunakan air (jetspray), penggosokan dengan sabun dan juga setelah dikeringkan perlu disemprot dengan desinfektan. Desinfektan yang bisa dipilih ialah Formades, Sporades atau Mediklin.
  • Peralatan kandang, seperti paralon tempat ransum dan air minum baik nipple drinker (ND-360) harus dibersihkan dan didesinfeksi. Saluran air minum (paralon) harus dibersihkan dengan di flushing memakai hidrogen peroksida (H2O2) 10% atau ozon (1-2 mg/l). Tujuan flushing ini untuk menghilangkan kerak (biofilm) yang telah terbentuk di permukaan paralon bagian dalam. Kerak ini tidak bisa dihilangkan dengan pemberian desinfektan.

  • Kondisi kandang dan peralatan harus diperiksa dan dipastikan berfungsi optimal. Lakukan perbaikan yang diperlukan agar fungsinya kembali optimal, misalnya menutup atap yang bocor atau memperbaiki kandang baterai yang rusak.
  • Torn atau penampungan air juga harus dibersihkan dan didesinfeksi, khususnya torn yang kondisinya terbuka dan kontak dengan sinar matahari.
  • Lingkungan kandang juga harus dibersihkan dan didesinfeksi. Jika perlu lakukan penyemprotan dengan pestisida dan insektisida. Rumput atau tanaman liar di sekitar kandang dipotong agar tidak menjadi sarang bibit penyakit dan membantu sirkulasi udara. Saluran air juga harus dibersihkan agar aliran air pembuangan lancar. Penyemprotan lingkungan kandang dapat memakai Formades, Sporades atau Mediklin.
  • Kandang dan peralatan yang telah dibersihkan dan didesinfeksi kemudian didiamkan selama minimal 14 hari (masa kosong kandang). Selama periode ini, pekerja kandang yang tidak berkepentingan dilarang keluar masuk area kandang. Hal ini untuk mengoptimalkan pemutusan siklus hidup mikroorganisme patogen.
  • Re-check kondisi kandang dan peralatan sebelum ditempati. Pastikan kandang dan peralatan dalam kondisi optimal, baik fungsi maupun kebersihannya. Periksa juga kondisi lampu dapat menyala dengan baik dengan intensitas dan distribusi yang merata.

Kondisi ayam juga harus diperhatikan sebelum pindah kandang, diantaranya :
  • Berat badan ayam perlu didata dan dikelompokkan, begitu juga dengan uniformity-nya. Berat badan yang tidak sesuai standar, baik kelebihan atau kekurangan dan juga keseragaman yang tidak sesuai akan sangat berpengaruh terhadap produksi telur.

  • Vaksinasi sebaiknya dilakukan maksimal 2 atau 3 minggu sebelum waktu pindah kandang agar respon vaksinasi optimal. Seperti kita ketahui, stres bersifat immunosupresi atau menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga pembentukan antibodi terganggu (titer tidak protektif). Vaksinasi yang dilakukan sebelum pindah kandang biasanya vaksinasi kombinasi, yaitu ND, EDS, IB dengan menggunakan Medivac ND-EDS-IB Emulsion. Selain itu, vaksin AI (Medivac AI) juga perlu diberikan. Jadwal vaksinasi hendaknya diatur sehingga bisa menstimulasi respon pembentukan antibodi protektif yang mampu bertahan selama masa kritis.
  • Pemberian obat cacing jika diperlukan dapat diberikan pada 3 hari sebelum pindah kandang

2. Saat pindah kandang
Pelaksanaan pindah kandang sebaiknya dilakukan dengan tepat dan cepat. Jika terlambat (ayam mulai berproduksi telur) dan prosesnya lama, stres yang dialami ayam lebih tinggi. Akibatnya produksi telur lambat bahkan dapat muncul kematian.
  • Penangkapan ayam dilakukan secara hati-hati pada waktu yang tepat. Waktu yang tepat? Ya. Sebaiknya ayam ditangkap pada waktu malam, pagi atau sore hari, disaat kondisi kandang tidak panas. Hal ini untuk menekan stres yang harus dialami ayam. Pelaksanaannya juga harus dilakukan dengan pelan-pelan, minimalkan ayam berterbangan dan “berteriak”.
  • Saat pindah kandang ayam sebaiknya tidak diberi ransum, dipuasakan sehingga saluran pencernaannya kosong. Saat saluran pencernaannya berisi ransum maka akan berlangsung proses pencernaan dan penyerapan nutrisi sehingga menghasilkan panas. Panas yang dihasilkan ini akan memperparah tingkat stres, bahkan bukan suatu kemustahilan akan dijumpai kematian ayam. Meski ayam tidak diberi ransum, akses ke air minum sebaiknya dipermudah sehingga ayam dapat minum dengan cukup. Hal ini terutama dilakukan jika jarak pindah kandangnya relatif jauh.
  • Saat pemindahan ayam pastikan sirkulasi udara pada tumpukan keranjang ayam lancar. Meski demikian hindari adanya aliran udara atau angin yang langsung mengenai tubuh ayam. Sirkulasi udara yang kurang optimal akan menyulitkan ayam mendapatkan suplai oksigen yang cukup dan berkualitas. Namun jika aliran udara terlalu kencang dan langsung mengenai tubuh ayam maka bisa memicu penyakit saluran pernapasan.
  • Gunakan sarana pengangkut ayam yang berkualitas dan nyaman, seperti Keranjang Ayam. Atur jumlah atau kapasitas ayam yang dimasukkan dalam Keranjang Ayam, usahakan jangan terlalu padat. Keranjang Ayam yang besar bisa digunakan untuk 15 ekor atau 27 kg berat badan. Isi Keranjang Ayam yang terlalu padat dapat memicu ayam cacat bahkan meningkatnya kasus kematian.

  • Sarana yang digunakan untuk pindah kandang, seperti Keranjang Ayam, mobil maupun peralatan lainnya perlu dibersihkan dan didesinfeksi sebelum dan sesudah digunakan. Desinfektan yang cocok digunakan seperti Medisep atau Mediklin.
  • Jika jarak antar kandang relatif jauh dan sarana pengangkutan diharuskan berhenti, maka hindari pemberhentian yang tidak seperlunya. Hal ini akan memperlambat perjalanan sehingga stres semakin tinggi.

Saat ayam telah sampai di kandang yang baru, segera bongkar dan tempatkan pada kandang yang baru. Hati-hati saat pemindahan ayam dari Keranjang Ayam ke kandang baterai. Jika kita tergesa-gesa ayam dapat mengalami kecacatan, terutama di sayap atau kakinya.

3. Setelah di kandang baru
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ayam telah menempati kandang yang baru agar lebih cepat beradaptasi antara lain :
  • Pastikan ayam mengakses air minum dengan mudah dan sesegera mungkin. Selama perjalanan pindah kandang, ayam banyak kehilangan air, berkisar 0,3-0,5% tiap jam tergantung kondisi cuaca. Oleh karenanya sesaat ayam masuk ke kandang baru berikan air minum. Tempat ransum sebaiknya dikosongkan terlebih dahulu untuk mempermudah ayam menemukan tempat minum.
  • Bila memakai nipple drinker (ND-360), untuk mempermudah ayam menemukan ND-360 tambahkan intensitas cahaya dan atau tingkatkan tekanan air dalam paralon sehingga pada pelatuk ND-360 bisa meneteskan air, hanya saja kontrol tetesan air jangan sampai membasahi ayam dan alas kandang. Kurangi tekanan air jika sekiranya ayam telah menemukan ND-360. Selain itu, ND-360 bisa diletakkan di depan ayam dan selanjutnya secara bertahap dipindahkan ke bagian atas kandang.

Setelah ayam menemukan tempat minum, segera berikan ransum dengan kualitas dan jumlah sesuai kebutuhan.
  • Berikan tambahan pencahayaan selama 22-24 jam pada hari pertama. Kondisi terang dalam kandang akan mempermudah ayam untuk menemukan posisi tempat minum dan tempat ransum, karena seperti kita ketahui posisi dan tipe kedua peralatan ini berbeda dari kandang sebelumnya.

Setelah ayam beradaptasi dengan kandang yang baru, lakukan pengurangan pencahayaan secara bertahap, sembari mengamati feed dan water intake. Penambahan lama dan intensitas cahaya ini hendaknya tidak lebih dari 7 hari karena bisa memicu kanibalisme.
  • Lakukan pemantauan kondisi ayam secara rutin, meliputi :
        a. Tingkat konsumsi ransum
        b. Jumlah konsumsi minum
        c. Suhu dan kelembaban kandang
        d. Pertambahan berat badan yang dikontrol setiap minggu sampai ayam mencapai puncak produksi
        e. Perkembangan henday (HD) dan berat telur

Pemantauan ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat adaptasi ayam terhadap kondisi kandang yang baru. Selain itu, bisa mengamati pencapaian target produktivitas ayam. Saat ditemukan hal yang kurang sesuai maka segera berikan treatment tertentu agar produktivitas kembali optimal.

Pemberian vitamin dan elektrolit, seperti Vita Stress atau Vita Strong sebelum dan sesudah pindah kandang akan membantu meningkatkan stamina tubuh ayam dan menurunkan efek stres yang ditimbulkan.

Manajemen pindah kandang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi telur. Manajemen ini hendaknya diterapkan secara tepat dan cepat. Waktu atau umur pindah kandang harus diatur sedemikian sehingga ayam mampu beradaptasi dengan kondisi yang baru secara optimal dan tidak memperlambat ayam pertama kali bertelur sehingga puncak produksi pun mundur. Kesalahan manajemen pindah kandang juga dapat memicu ayam cacat, terutama akibat kasarnya perlakuan, bahkan kematian ayam bukan hal yang sulit ditemukan. Penerapan manajemen ini secara baik haruslah menjadi perhatian utama kita, karena pullet yang berkualitas bagus akan menurun saat dipindahkan ke kandang baru dengan manajemen yang sembarangan. Demikian, salam.
(sumber: info.medion.co.id)

Senin, 31 Desember 2012

Menengok sistem perkandangan ayam petelur di luar negeri

Menengok sistem perkandangan ayam petelur di luar negeri - Sejak Januari 2012 Directive Council (DC) Uni Eropa telah melarang sistem peternakan ayam petelur dengan menggunakan kandang tradisional. Hal tersebut akan membuat perubahan besar pada industri peternakan ayam petelur di Eropa yang harus merubah sistem perkandangannya untuk mengikuti aturan DC ini. Sistem perkandangan ayam petelur tradisional atau yang di Eropa di sebut Conventional Laying Cages (CC) harus dirubah menjadi beberapa alternatif, seperti Furnished Enriched Cages (FC) atau Non-Cages System. Berikut gambar alternatif-alternatif yang diterapkan di peternakan ayam petelur di Eropa :

Large group furnished range cages
Large group furnished range cages. ini mampu menampung 60 ayam perbarisnya. Sistem ini adalah sistem yang membutuhkan biaya mahal, tetapi lebih efektif dan efisien dari sistem manapun dalam hal hasil telur, konversi pakan, kesehatan ternak dan mortalitas.
 Multi-tier aviary system

Multi-tier aviary system
, sistem ini adalah termasuk sistem non-cages atau bebas, tetapi indoor.
 Wooded Free-range

Wooded Free-range
adalah sistem dimana ayam dibebaskan di alam dengan dibatasi oleh dinding kayu pada radius tertentu. Telur jenis kandang ini harganya lebih mahal dan banyak dicari oleh konsumen di Eropa.
 Indoor range of rondeel system

Indoor range of rondeel system
, sistem ini hampir sama dengan wooded free-range tetapi sisi terluarnya dibatasi dengan tirai.
(sumber: pasarpetani.com)

Teknik beternak ayam petelur

Teknik beternak ayam petelur
Teknik beternak ayam petelur - Ayam petelur adalah ayam betina yang khusus di ambil telurnya. Ayam petelur dapat mendatangkan penghasilan yang lumayan jika dilakukan secara intensif. Berikut ini adalah jenis-jenis ayam petelur
Ayam petelur ada dua jenis, yaitu Ayam petelur medium dan ayam petelur ringan.

1. Ayam Petelur Medium
Ayam petelur medium cirinya khasnya adalah bobotnya yang cukup berat. Ayam petelur medium dapat memproduksi telur yang cukup tinggi. Dagingnya juga cukup banyak sebab bentuk badannya yang cukup besar. Oleh sebab itulah ayam petelur medium juga di sebut sebagai ayam dwi guna, artinya ayam yang memiliki  manfaat ganda yaitu dapat menghasilkan telur dan dapat menghasilkan daging.

Ayam petelur medium umumnya berbulu coklat dan telur yang dihasilkan juga berwarna coklat. Harga telur coklat umumnya harganya lebih mahal disbanding telur yang berwarna putih sebab yang berwarna coklat bobotnya lebih berat dari yang berwarna putih. Walaupun nilai gizinya sama umunya orang lebih menyukai yang berwarna coklat daripada yang berwarna putih.

2. Ayam Petelur Ringan


Ayam petelur putih adalah sebutan yang lain bagi ayam petelur ringan. Ciri-cirinya sebagai berikut :
  • Bulu berwarna putih.
  • Badan ramping.
  • Mata bersinar
  • Jengger berwarna merah.
Ayam petelur ringan mampu menghasilkan lebih dari 260 butir telur per tahun. Ayam petelur ringan mempunyai kelemahan meskipun produksi telurnya cukup banyak.  Yaitu sangat peka terhadap keributan dan cuaca yang panas, ayam ini juga mudah kaget, jika kaget maka produksi telurnya menurun.

Penyiapan Bibit
Induk yang memiliki sifat-sifat unggul dapat menghasilkan bibit yang berkualitas.
Adapun sifat-sifat unggul yang harus dimiliki calon induk adalah sebagai berikut.
  • Masa betelurnya dalam kurun waktu yang lama.
  • Pertumbuhan badannya sangat bagus.
  • Daya tahannya terhadap penyakit cukup kuat.
  • Konversi ransum atau konversi makanannya rendah. Konversi ransum adalah perbandingan antara berat ransum yang dihabiskan dan berat telur yang dihasilkan.
  • Produktivitas dan bobot telur yang dihasilkan cukup tinggi.
  • Bulu-bulunya terlihat halus dan penuh.
  • Tubuh tampak sehat dan tidak memiliki cacat.
  • Mempunyai ukuran tubuh yang normal, dengan bobot antara 35 – 40 gram.
  • Memiliki nafsu makan yang baik.
  • Di duburnya tidak terdapat bekas tinja.
Pemberian Pakan
Ayam petelur memiliki dua fase, yaitu fase starter (umur 0 – 4 minggu) dan fase finisher (umur  4 – 6 minggu). Pemberian pakan dibedakan menurut fase umur tersebut. Perbedaannya terletak pada persentase zat gizi dan kuantitas pakan.

1. Pakan Fase Starter
Pakan fase starter tediri atas: protein 22 – 24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%. Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
* Minggu pertama (umur 1 – 7 hari): 17 gram/hari/ekor.
* Minggu kedua (8 – 14 hari): 43 gram/hari/ekor.
* Minggu ketiga (umur 15 – 21 hari): 66 gram/hari/ekor.
* Minggu keempat (umur 22 – 29 hari): 91 gram/hari/ekor.

2. Pakan Fase Finisher

Pakan fase finisher terdiri atas: protein 18,1 – 21,2%, lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%. Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
* Minggu kelima (umur 30 – 36 hari): 111 gram/ hari/ ekor.
* Minggu keenam (37 – 43 hari): 129 gram/ hari/ ekor.
* Minggu ketujuh (umur 44 – 50 hari): 146 gram/ hari/ ekor.
* Minggu kedelapan (umur 51 – 57 hari): 161 gram/ hari/ ekor.

Selain pakan, ayam juga diberi minum. Air minum untuk hari pertama sebaiknya ditambah gula sebanyak 50 gram per 1 liter air dan obat antistres.


Pencegahan Penyakit
Serangan penyakit dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kandang. Kandang harus selalu dibersihkan. Jika ada bagian yang rusak, harus segera diperbaiki. Agar kebal dari penyakit yang disebabkan virus, ayam perlu diberi vaksinasi. Vaksinasi untuk ayam antara lain vaksin NCD, vaksin cacar, dan vaksin anti-RCD. Ayam yang akan divaksinasi harus dalam keadaan sehat. Dosis vaksin juga harus tepat. Selain itu, alat yang digunakan juga harus steril.

Pemanenan
Telur sebaiknya dipanen tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Dengan demikian, kerusakan isi telur akibat virus dapat dihindari atau dikurangi. Telur selanjutnya diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Telur abnormal harus dipisahkan dari telur normal. Telur normal berbentuk oval, bersih, dan berkulit mulus. Beratnya sekitar 57,6 gram dengan volume 66 cc. Sementara telur abnormal adalah telur yang terlalu kecil, terlalu besar, bentuknya lonjong, atau kulitnya retak.
(sumber: peluangusaha-oke.com)

Minggu, 23 Desember 2012

Penyakit prolapsus atau terjadinya pendarahan saat ayam bertelur

Penyakit prolapsus atau terjadinya pendarahan saat ayam bertelur
Prolapsus merupakan kejadian dimana saat saluran telur (oviduct) ayam berkontraksi untuk mengeluarkan telur, akan tertahan oleh lemak abdomen (lemak perut) dan akhirnya saluran reproduksi ikut keluar dan terjadilah pendarahan. Adanya timbunan lemak tersebut juga akan menghambat proses pembentukan telur (produksi telur rendah).

Kejadian prolapsus akan sangat berakibat fatal karena berdampak pada kerusakan permanen saluran telur sehingga ayam berhenti berproduksi. Oleh karena itu, kasus prolapsus tidak dapat diobati namun hanya bisa dicegah dengan cara:
  • Lakukan kontrol BB secara rutin dan ketat mulai pada masa pullet, setidaknya 1 minggu sekali dengan jumlah sampel minimal 100 ekor per kandang. BB pullet dikatakan sesuai standar jika ± 10% dari standar BB yang dikeluarkan breeder (manual guide). Selain BB, keseragaman BB juga harus diperhatikan. Keseragaman yang baik yaitu lebih dari 80%. Saat BB ayam tidak sesuai standar, maka perlu segera dilakukan treatment (penanganan) sehingga BB bisa sesuai dengan standar kembali.
  • Atur program pencahayaan sesuai kebutuhan. Jangan memberikan pencahayaan dengan lama waktu dan intensitas yang berlebih. Pencahayaan untuk masa layer sebaiknya diberikan selama 16 jam, yaitu12 jam dari sinar matahari dan 4 jam dari cahaya lampu dengan intensitas 20-40 lux.
  • Berikan ransum dengan kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam, terutama kandungan energi metabolisme dan protein (asam amino) untuk setiap periodenya. Pada periode grower lebih rendah dibanding pada pemeliharaan periode starter dan layer.
  • Jaga kondisi farm agar nyaman untuk pemeliharaan ayam, seperti tersedianya ventilasi udara yang cukup agar sirkulasi udara lancar sehingga kandang tidak terlalu panas/pengap. Selain itu, agar oksigen tersedia dalam jumlah cukup. Hindari juga hal-hal yang menyebabkan ayam stres agar BB ayam tetap konsisten sesuai standar.
Jika sudah terjadi kasus prolapsus, maka tindakan penanganan yang kami anjurkan yaitu :
  • Culling atau afkir ayam yang telah mengalami kasus prolapsus tersebut, karena sudah tidak produktif lagi
  • Jika umur ayam masih dalam kategori produktif, seleksi ayam-ayam dengan berat badan melebihi standar. Tinjau formulasi ransum atau kurangi jumlah pemberian ransum
    (sumber: info.medion.co.id)

Minggu, 16 Desember 2012

Cara mempersingkat masa mengeram ayam petelur

Cara mempersingkat masa mengeram ayam petelur
Banyak peternak yang kadang pusing saat mendapati ayamnya pada jatuh, duduk mengeram , Cuma diam dan tidak produksi. Bingung, yang pinginnya segera mengeluarkan ayam dari kandang, tapi hati-hati saja jangan terlalu cepat ambil tindakan Culling. Sifat mengeram memang mempengaruhi produktivitas, tapi ayam akan segera berproduksi kembali.

Di bawah pengaruh hormone Prolaxtin dari Pituitari Anterior, ayam menghabiskan begitu banyak waktu duduk di atas kandang. Saat mengeram  ayam mengkerutkan bulunya, mematuk siapa saja yang mendekat dan merupakan sifat turunan yang berasal dari Genetika Cromosom ayam kampong local Indonesia. Tapi sifat ini bisa di perbaiki lewat proses “ Pemendaman Genetik “.  Kulit ayam tidak memiliki kelenjar kecuali pada Uropigial ( kelenjar minyak )yang digunakan ( saat masa mengeram selesai ) Sekresikan minyak oleh ayam untuk membalut bulu dengan suatu lapisan pelindung melalui cara yang di sebut Preening.

Cara sederhana untuk mempersingkat masa mengeram adalah dengan memandikan selama 5 – 10 menit dalam air es. Perendaman ini berguna untuk menurunkan suhu tubuh, sehingga hormone LTH yang memacu naluri mengeram bisa di kurangi aktivitasnya. Setelah di mandikan ayam di masukkan dalam kandang khusus dengan posisi di gantung, sehingga membuat ayam tidak nyaman karena kandang selalu bergoyang. Tempat untuk menggantung ayam di usahakan yang mana sinar matahari bisa masuk, ayam tidak suka pada tempat yang terang. Ini adalah solusi yang sifatnya sementara, untuk yang lebih permanen, wajib di mulai dari seleksi Genetik ayam yang memperlukan waktu lumayan lama. Mungkin 3 – 4 generasi kemudian baru mendapatkan Genetik Hybreed.
(sumber: bumiternak-betha.blogspot.com)

Jumat, 14 Desember 2012

Berbagai macam gangguan pada organ reproduksi ayam petelur

Berbagai macam gangguan pada organ reproduksi ayam - Organ reproduksi merupakan rangkaian dari salah satu kompleksitas system metabolism ayam yang begitu urgent. Saling sinergi, berkait antara satu dan lainnya, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, satu mengensampingkan yang lain. Tapi system organ reproduksi  yang terpenting, ini berhubungan dengan proses produksi pembentukan telur terjadi di sini. Kesempurnaan dari organ reproduksi menjamin, produksi telur yang optimal, kontiyu berkesinambungan, dan menghasilkan profit secara maksimal. Jika terjadi sedikit saja gangguan, produksi telur pasti drop.

Beberapa gangguan sudah bisa di pediksi sebelumnya, seperti penyakit NCD ( New Castle Disease ), EDS ( Egg Drop Syndrome ), IB ( Infectious Bronchitis ), AI (Avian Influenza ) dan satu lagi penyakit CRD (Chronis Respiratory Disease ). Ke lima macam penyakit ini nanti saya bahas pada topic tersendiri agar lebih leluasa. Rencananya dengan judul “ 5 Penyakit Penurun Produktivitas telur Ayam “ Tetapi kebanyakan belum di ketahui sebab-sebab spesifiknya seperti PROLAPSE, SALPINGITIS, Peneluran dalam tubuh, OVIDUCT, pecah, Telur tidak dapat keluar dari OVIDUCT, Kuning telur pecah, HINDROP ASCITES. Biasanya gangguan tersebut yang sering muncul, baiklah kita bahas satu persatu.

PROLAPSE :

Prolapse adalah keadaan dimana ujung saluran Oviduct  ikut keluar dari cloaka saat proses peneluran. Dan setelah telur keluar,  ujung Oviduct  tersebut tidak bisa kembali masuk ke cloaka.Sehingga memancing timbulnya sifat Kanibalisme, saling mematuk yang berakibat pada kematian.Kejadian Prolapse kebanyakan pada masa ayam Layer belajar bertelur.

Sebab-sebab Prolapse belum diketahui secara pasti. Beberapa pendapat mengatakan di sebabkan tidak seimbangnya hormone tertentu, adanya infeksi cacing, ayam bertelur terlalu muda, ukuran telur terlampau besar, dan lainnya. Ayam penderita Prolapse harus di keluarkan dari kandang, kalau ujung Oviduct  sudah membengkak, luka dan kotor maka ayam harus di afkir. Jika belum bengkak dan tidak terluka maka masih bisa kita usahakan untuk di sembuhkan. Sediakan minyak goreng, ambil ayam pegang , dengan cara di kempit di antara kaki kita dengan kepala ayam menghadap ke belakang. Oleskan minyak goreng pada Oviduct yang keluar, lalu jari telunjuk di olesi minyak. Dengan berlahan dorong ujung Oviduct masuk cloaka, setelah masuk, tahan dengan jari telunjuk kurang lebih 10 menit, hingga ujung Oviduct agak kaku dan tidak keluar lagi. Biasanya ayam akan sembuh, jika pada peneluran esok paginya, ujung Oviduct keluar lagi, tak ada jalan lain : AFKIR.

SALPINGITIS :

Salpingitis adalah infeksi bakteri pada Oviduct yang jadi membesar, dan penuh berisi perkejuan ( gumpalan-gumpalan putih kekuningan ) . Infeksi ini berhubungan dengan penyakit CRD kompleks/ COLIBACILLOSIS.  Salpingitis muncul berhubungan dengan keteledoran peternak soal manajemen Bio Security yang kurang optimal. Gampangnya sanitasi kesehatan dalam lokasi kandang amburadul.

HINDROP ASCITES :

Kejadian dimana bagian rongga abdomen/ perut membesar hingga bisa menyentuh lantai saking besarnya. Berwarna merah, bila di sentuh terasa keras dan panas. Jka dilakukan bedah bangkai terdapat Oedema yang berisi cairan dari rongga abdomen karena proses HIPOPROTEINNEMIA ( Rendahnya kandungan protein plasma menyebabkan merembesnya cairan dari pembuluh darah ). Ayam yang terserang Hindrop Ascites tidak menampakkan seperti ayam sakit, sebab nafsu makan dan minum ayam ini masih normal. Bisa juga karena proses HIPOKSIA ( Penurunan kandungan oksigen dalam udara karena pada dataran tinggi atau juga karena kandang dengan ventilasi yang jelek, kandang dengan kepadatan tinggi, debu, amoniak dan kelembaban tinggi. Penyebab utama adalah AMONIAK.

PENELURAN DALAM TUBUH :

Kondisi ini terjadi kalau sebutir telur yang masih berada dalam oviduct, dipaksa keluar dari bagian atas oviduct dan masuk dalam rongga, berkembang menjadi tumor. Ayam di afkir.

OVIDUCT PECAH :

Kejadian yang sangat jarang terjadi, bisa di lihat jika hanya oviduct di bedah. Disebabkan , adanya perintang di saluran oviduct. Kuning telur tidak dapat mencapai uterus, jatuh pada rongga abdomen, akhirnya menjadi tumor. Ayam di afkir.
               
KUNING TELUR PECAH :

Kuning telur pecah di dalam ovaria, sehingga melumuri bagian ovaria yang berakibat pada kematian. Kejadian banyak pada ayam petelur yang berproduksi begitu tinggi/ atau saat pindah kandang.

TELUR TIDAK DAPAT KELUR DARI OVIDUCT :

Telur menyumbat saluran reproduksi, menutup di bibir dalam cloaka. Ayam telah berusaha keras tapi telur tak bergerak sama sekali. Bahkan memutar telur di dalam saja sama sekali tidak bisa, sampai bulu ayam berdiri semua dan posisi ayam seperti jongkok, wajahnya kelihatan “ ngeden “

Ayam harus segera di ambil tindakan, telat sehari saja, ayam di jamin mati. Ambil ayam , jepit dengan dua kaki kita, kepala hadap belakang. Ambil minyak goreng, olesi bibir luar cloaka dan telur yang sedikit sudah kelihatan. Setelah terolesi dorong pelan, telur sedikit ke dalam, kemudian putar telur dan olesi minyak goreng lagi, putar-putar telur sambil terus di olesi minyak. Saat terasa sudah agak kendur, raba perut ayam usahakan jari-jari tangan berada bi belakang posisi telur. Berlahan sekali tekan jari-jari keluar sampai telur sedikit-sedikit keluar, sambil terus di olesi minyak hingga keluar.
(sumber: bumiternak-betha.blogspot.com)

Kamis, 13 Desember 2012

Beberapa hal yang bisa mempengaruhi fertilisasi ayam petelur

Beberapa hal yang bisa mempengaruhi fertilisasi ayam petelur

Beberapa hal yang bisa mempengaruhi fertilisasi (Pembuahan) ayam petelur
  1. SPERMA : Sperma normal gerakannya lincah dan sanggup membuahi dengan fertilitas yang tinggi. Sperma yang tidak normal, bentuk dan gerakan tidak singkron, biasanya daya fertilitasnya rendah dan tidak dapat menurunkan genetic yang bagus.
  2. RANSUM PAKAN : Ransum kurang baik kwalitasnya akan mempengaruhi mutu sperma. Diperlukan asupan Vitamin E dalam jumlah besar untuk menjaga kualitas sperma.
  3. HORMON : Kelenjar-kelenjar penghasil hormone Endokrin, sangat mempertinggi fertilitas telur. Jika kelenjar Pituitury ( kelenjar home produk) tidak bisa di produksi semaksimal mungkin, akan menurunkan fertilitas. Seekor jago pejantan seandainya di suntikan hormone,akan mempertinggi fertilitas.
  4. RESPON CAHAYA : 12 jam waktu yang di butuhkan seekor pejantan untuk mendapatkan cahaya terang/ paparan sinar matahari, agar menghasilkan sperma yang bagus. Induk Betina untuk pembentukan sebutir telur memperlukan cahaya terang/ sinar matahari selama 16 jam.
  5. UMUR : Umur ideal untuk terjadinya perkawinan pejantan dan betina agar fertilitasnya bagus kisaran umur lebih dari 10 bulan.Pada periode tahun pertamalah biasanya waktu terbaik untuk terjadinya perkawinan.
  6. DAYA BERTELUR : Induk betina yang produksi telurnya tinggi akan menghasilkan telur tetas yang fertilitasnya lebih tinggi, jika dibandingkan dengan induk betina yang produksi telurnya rendah. Berdasarkan hal ini maka pemuliabiakan untuk mempertinggi telur sekaligus berarti juga mempertinggi fertilitas telur. (sumber: bumiternak-betha.blogspot.com)

Rabu, 12 Desember 2012

Yang harus diperhatikan saat menyimpan telur tetas

Yang harus diperhatikan saat menyimpan telur tetas

Yang harus diperhatikan saat menyimpan telur tetas


Telur dengan bentuk ,berat dan kulit telur yang baik, belum tentu pasti menghasilkan daya tetas yang pasti bagus. Ada kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi baikburuk daya tetas telur. Oleh karenanya harus di perhatikan beberapa kaidah di bawah ini.
  1. Telur tetas yang disimpan pada temperature sangat panas atau sangat dingin, mengakibatkan kerusakan embrio telur. Suhu ideal menyimpan telur 15Celsius atau 60-75F.
  2. Posisi peletakan telur adalah ujung runcing di bawah, ujung tumpul diatas. Jika letak telur kebalikkannya maka kantung udara dalam telur akan mendesak keatas, yang mengakibatkan stabilitas isi telur tidak ideal.
  3. Kelembapan dalam ruangan penyimpan telur tetas akan mencegah penguapan air dari dalam telur dan ini berarti mencegah membesarnya kantung udara dalam telur.
  4. Umur simpan telur 7 hari masih bisa di harapkan daya tetasnya, tapi umur telur terbaik untuk masuk mesin tetas adalah 4 – 5 hari, dengan daya tetas terbaik.
  5. Kulit telur yang terlalu kotor sebaiknya tidak usah ditetaskan, hasilnya tidak akan baik. Kotoran feces pada kulit telur menghambat respirasi perputaran udara segar dari dalam telur atau dari luar kedalam telur. Jika hal ini terjadi embrio kekurangan udara segar sehingga rentan mati.
    (sumber: bumiternak-betha.blogspot.com)

Beberapa faktor yang mempengaruhi daya tetas ayam petelur

Beberapa faktor yang mempengaruhi daya tetas ayam petelur :

Beberapa faktor yang mempengaruhi daya tetas ayam petelur

  1. PEMULIABIAKAN KELUARGA : Perkawinan antar keluarga atau antar saudara atau antara anak dan induk atau perkawinan Inbreeding, tanpa seleksi yang ketat untuk daya tetas yang tinggi, terbukti sangat merugikan breeder/ penetas. Seorang penetas sejati harus memiliki gallur ayam murni dari standart stock, grand parent stock, parent stock dan final stock. Jika penetas tidak memiliki ayam murni diatas maka belum bisa disebut Bredeer. Hanya usaha untuk memperbanyak anakan/DOC dan pasti mutu DOC-nya masih perlu dipertannyakan.
  2. GEN LETHAL dan GEN SEMI LETHAL : Ada 14macam gen lethal yang mematikan atau dapatmematikan embrio didalam telur pada waktu penetasan telur. Gen yang langsung mematikan embrio di sebut gen Lethal, sedang yang mematikan secara tidak langsung disebut gen semilethal.Gen lethal ini bisa muncul saat perkawinan Inbreding terjadi.
  3. RANSUM PAKAN : Ransum pakan bibit indukan harus mengandung nutrisi-nutrisi yang di butuhkan meliputi : protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, D3, E, K, B2, B12, asam panthotenant, mineral : kalsium, mangan(Mn), selenium(Se).
    (sumber: bumiternak-betha.blogspot.com)

Jumat, 07 Desember 2012

Tipe tipe ayam petelur


Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe: 

1) Tipe Ayam Petelur Ringan. 
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan. 

2) Tipe Ayam Petelur Medium. 
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.

Selasa, 20 November 2012

Seleksi dan afkir ayam petelur

Seleksi dan afkir ayam petelur
Dalam dunia peternakan petelur, biasa dilakukan seleksi ayam untuk memilih ayam – ayam yang tidak produktif. Ayam-ayam yang tidak produktif tersebut kemudian dilakukan pengafkiran agar terjadi efisiensi pakan. Karena jika ada ayam yang tidak produktif tetap dipelihara maka akan terjadi pemborosan. Pakan terus berkurang sementara telur tidak dihasilkan.

Adapun ciri-ciri ayam yang tidak produktif yaitu:

1. Ayam kecil
2. Ayam terlihat lemas, murung dan tidak semangat
3. Lebar tulang ospubis kurang dari 2 jari yakni jari telunjuk dan jari tengah.
4. Jengger ayan terlihat kusam, bintik-bintik dan dan pucat

Nah demikianlah tujuan dari seleksi ayam, pengafkiran dan ciri-ciri ayam yang tidak produktif. Semoga bisa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua tentang dunia peternakan.

Jumat, 02 November 2012

Macam-macam desain dan tipe kandang untuk ayam petelur

Informasi ini bagi peternak senior mungkin tidak bermanfaat, namun untuk peternak pemula saya rasa bisa bemanfaat. Terkdang sebelum memulai usaha peternkan ayam petelur, para peternak yang belum memiliki pengalaman akan sedikit bingung mengenai masalah perkandangan yaitu mulai dari bentuk atau desain kandang, luasan kandang serta periode pemeliharaan yang hasur disesuaikan dengan desain kandang.

Para pembaca sekalian, pada lahan seluas 1 hektar atau 10.000 m² idealnya memuat populasi 20.000-25.000 ekor. Kandang pembesaran yang ideal berukuran panjang 40 m dan lebar 5 m. Kandang yang tidak terlalu lebar sangat berguna untuk kebutuhan ayam dalam hal ini kenyamanannya. Hal ini disebabkan semakin lebar kandang maka ayam akan sulit mendapatkan udara segar karena sirkulasi atau pergerakan udara yang lambat. Kandang type postal seluas 200 m² (40 x 5 m) cukup optimal untuk memelihara pullet sejumlah 1600 ekor hingga berumur 112 hari. Sementara itu, kandang batre yang berukuran sama bisa memuat sekitar 2500 ekor pullet (bisa lebih hemat tempat sekitar 150%).

A.Berdasarkan Type lantai

Berdasarkan type lantai (postal) kandang terbagi 2 yaitu type lantai tanah atau disemen (litter) dan kandang panggung (slat). Pemelihan lantai kandang sebaiknya memperhatikan periode umur ayam. Berikut ini anjuran saya tentang pemakaian type kandang.
  1. Masa starter (0-5 minggu) Menggunakan kandang Litter
  2. Masa grower (5-10 minggu) dapat menggunakan kandang litter  akan tetapi lebih baik menggunakan kandang batre (bisa dari bahan kawat atau bamboo) supaya pertumbuhan ayam lebih seragam.
  3. Masa developer (10-16 minggu) lebih baik menggunakan kandang batre
  4. Masa layer atau produksi (diatas 16 minggu) menggunakan kandang batre
Sedangkan kepadatan kandang  yang disarankan untuk masa starter-developer untuk type lantai yang menggunakan litter sebagai berikut.
  1. Umur 0-7 hari = 40 ekor/m2
  2. Umur 8-14 hr =30 ekor/m2
  3. Umur 15-28 hr =20 ekor/m2
  4. Umur 29-112 hr atau lebih =  sebaiknya 6-8 ekor/m2
Pullet yang berumur 91-112 hr sudah dapat dipindahkan ke dalam kandang batre petelur. 1 kandang batre bisa diisi 1 sampai 2 ekor. Dari pengalaman lapangan sebaiknya 1 kandang batre diisi 1 ekor. Pembuatan kandang dengan jumlah yang banyak tentu membutuhkan jumlah yang besar. Namun biaya tersebut bisa tertutup karena dengan perlakuan seperti ii maka produktifitasnya akan lebih baik, yakni 2-6% dibandingkan 1 kandang yang berisi 2 ekor. Disamping itu, tingkat kanibalisme ayam yang menyebabkan kemaian dan afkir ayam yang tidak diperlukan dapat ditekan. Kandang batre yang idela adalah berukuran panjang 120 cm, lebar 55 cm dan tinggi 27-32 cm. kandang berukuran seperti ini dapat memuat 6 ekor ayam petelur. Kadnang batre bisa berukuran sebagai berikut:
  1. Batre untuk masa grower berukuran 120 x 35 x 32 cm dapat memuat 12 ekor ayam
  2. Batre untuk masa layer berukuran lebar 120 x panjang 55 x tinggi depan 32 cm x tinggi belakang 27 cm dapat memuat 6 ekor ayam
Kandang ayam petelur dibagi 2 yaitu : kandang terbuka dan kandang tertutup. Kita yang tinggal di Indonesia harus bersyukur karena iklimnya lebih menguntungkan disbanding Negara barat. Dengan type kandang terbuka, produktifitas aym petelur di Indonesia sudah bisa optimal karena intensitas cahayanya cukup dan temperature udara relative stabil, infestasi pembayatn kandang terbuka lebih murah jika dibandingakan dengan kandang tertutup.

B. Type kandang terbuka
Type kandang terbuka yang dapay kita temui pada peternakan ayam petelur di Indonesia umumnya ada 3 bentuk, yaitu type V , type AA dan type W. kandang type V biasanya berisi 4 atau 6 lajur / kandang. Type AA berisi 8 lajur/kandang dan type W berisi 8 lajur/ kandang

Kelebihan type V berisi 4 lajur adalah sirkulasi udara lebih lancar, intensitas cahaya matahari yang masuk lebih optimal dan produksi telur lebih baik. Kelemahannya, populasi ayam kurang maksimal dibandingkan tipe V berisi 6 lajur.

Kandang ayam  Type kandang terbuka


Dikandang type V berisi 6 lajur, sirkulasi dan intensitas cahaya matahari cukup baik tapi kandang tersebut mudah rusak. Selain itu, penanganan managemennya seperti pemberian pakan , minum serta vaksinasi lebih sulit dikerjakan karena batre lajur atas sulit dijangkau. Karenanya karyawan yang bekerja dikandang harus menginjak kandang lajur bawah untuk memberi makan kandang lajur atas.

Kandang ayam  Type kandang terbuka


Kandang type AA yang berisi 8 lajur memuat populasi lebih banyak dan intensitas cahaya mataharui yang masuk cukup baik.

Kandang type AA yang berisi 8 lajur


Kandang type W juga bisa memuat populasi lebih banyak tetapi sirkulasi udara di lajur bagian tengah kurang baik. Karena itu, kotoran ayam lebih lama mongering disbanding ayam type V, sehingga kandungan amoniak cukup tinggi akibatnya pernafasan ayam terganggu dan mempengaruhi produksi telur.

desain kandang tipe W berisi delapan lajur

(sumber: dokterternak.com)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...