Selasa, 12 November 2013

Faktor penyebab bau busuk pada kandang peternakan ayam

Faktor penyebab bau busuk pada kandang peternakan ayam - Banyak petrnak yang mengeluhkan kondisi kandangnya yang mengeluarkan bau tidak sedap sehingga mendapat protes dari lingkungan sekitar. Tidak hanya itu, bau yang tidak sedap yang disebabkan oleh bau amoniak ini juga sangat berpengaruh pada kesehatan ayam yaitu dapat menyebabkan iritasi pernafasan sehingga memicu terjadinya penyakit-penyakit pernafasan.

Banyak hal yang sudah diupayakan oleh peternak dalam mengatasi masalah ini seperti dengan mengganti sekam (pada kandang panggung) dan merutinkan pembersihan kotoran ayam (pada kandang panggung dan bateray). Akan tetapi, peternakan ayam merupakan sebuah usaha komersil yang padat akan perhitungan ekonomis sehingga penggantian sekam yang terlalu sering dan rutinitas yang padat dalam membersihkan feces dinilai kurang ekonomis selain juga dapat menyebabkan stress pada ayam.  Nah, sebelum saya jelaskan bagaimana mengatasinya terlebih dahulu akan saya jelaskan mengenai beberapa penyebab terjadinya bau yang tidak sedap/ bau busuk pada peternakan ayam.

Kotoran ayam yang berbau tidak sedap umumnya berasal dari kotoran yang basah, sedangkan kotoran yang kering umumnya tidak menyebabkan bau. Kotoran ayam yang basah ini biasanya disebut dengan wet droppin.  Adapun factor-faktor yang menyebabkan wet dropping ini diantaranya :
  • Manajemen kandang. Kelalaian pengontrolan suhu, kelembaban, dan densitas (kepadatan) ayam di dalam kandang akan menyebabkan ayam menghadapi stres panas sehingga ayam lebih banyak minum dibandingkan makan.  Akibatnya feses yang dikeluarkan konsistensinya lebih cair.
  • Tingginya konsentrasi mineral seperti natrium, kalium, magnesium, dan klorin dapat mengakibatkan asupan air yang berlebihan. Selain itu pemakaian formulasi pakan yang kaya akan serat terutama sumber bahan pakan karbohidrat bukan pati (NSPs) dapat meningkatkan perlekatan makanan dalam saluran pencernaan sehingga lebih banyak cairan yang keluar.
  • Pakan yang mengandung jamur dapat memicu timbulnya mikotoksin terutama jenis aflatoxin dan T-2, sehingga berdampak pada iritasi saluran pencernaan serta menyebabkan terjadinya kasus wet dropping.  Sementara itu mikotoksin jenis ochratoxin A, citrinin, dan oosporin dapat menyebabkan perubahan fungsi ginjal seperti terjadinya polyuria (produksi urin yang berlebihan) sehingga feses menjadi basah yang akhirnya menurunkan feed intake.
  • Infeksi kuman seperti bakteri, virus, protozoa pada saluran pencernaan menyebabkan iritasi sehingga ayam menjadi mencret (kotoran menjadi basah)
  • Pakan yang tidak terdedia enzim-enzim untuk merombak stuktur pakan tersebut sehingga usus tidak mampu menyerap dengan sempurna akhirnya kotoran keluar masih mengandung pakan. selain menimbulkan bau hal ini juga menimbulkan peningkatan nilai FCR karena makanan yang dimakan tidak diserpa maksimal oleh usus
  • Penggunaan antibiotik juga menyebabkan kotoran menjadi lebih basah. Bukan hanya basah namun kotoran akan keluar bersama sisa pakan yang tidak tercerna sempurna mengakibatkan kandang berbau busuk akibat protein pada pakan yang menjadi tempat berkembang biak bakteri.

Pencegahan dan penanganan yang tepat akan membuat kondisi tidak semakin buruk. Jika kondisi bau busuk tersebut dibiarkan maka resikonya bisa banyak seperti FRC meningkat, keluhan masyarakat sekitar kandang, ayam akan mudah kena penyakit pernafasan (karena bau busuk mengiritasi saluran pernafasan), ayam menjadi rentan terhadap sakit karena sisitim pertahanan tubuhnya menurun, respon vaksin yang tidak maksimal dll.

Jika unggas tampak mengeluarkan wet drop, maka harus segera diselidiki dan dicari tau penyebabnya kemudian diatasi. Jika penyebabnya karena penyakit harus segera diberi penanganan sesuai penyakitnya. Jika karena pakan yang berkualitas buruk maka harus diberikan suplemen yang dapat meningkatkan kualitas pakan seperti Improlin-G dan Imunose yang juga berfungsi mengikat jamur pada pakan dan mengikat bakteri penyebab mencret pada usus (pencernaan). Jika wet drop (mencret) karena baru dikasih anibiotik, maka penanganannya ialah dengan memberikan imunose dengan dosis 1 ml/ 2 litter air selama 6 jam, InsyaAllah kotorannya akan mengeras (jika penyebab mencretnya karena baru diberi antibiotik). Jika semuanya sudah teratasi maka terakhir tinggal disemprot dengan AMONIL pada sekam atau kotorannya. AMONIL selain mengikat bau busuk juga bisa membunuh larva lalat yang juga kadang menyebabkan bau busuk.

sumber : dokterternak.com

0 komentar :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...