Jumat, 04 Januari 2013

Yang harus diperhatikan saat ayam petelur pindah kandang

Selama hidupnya, ayam petelur biasanya menempati setidaknya 2 tipe kandang, yaitu kandang pembesaran (kandang masa starter sampai grower) dan kandang produksi (kandang baterai). Oleh karena itu pada waktu tertentu, ayam petelur akan mengalami pindah kandang. Keberhasilan manajemen pindah kandang ini akan mempengaruhi tingkat produktivitas ayam. Ayam petelur yang dipindah kandang mendekati masa produksi, kurang dari 2 minggu ayam mulai berproduksi telur dapat mengganggu produksi telur dan puncak produksi mundur. Hal ini disebabkan ayam stres dan dipaksa beradaptasi dengan kondisi kandang yang baru. Keadaan ini akan memberikan konsekuensi ayam “menunda” produksi telurnya. Manajemen pindah kandang harus dilakukan secara baik, mulai dari persiapan sebelum kepindahan, treatment pada ayam yang akan dipindah maupun perlakuan saat di kandang baru.

Latar Belakang Pindah Kandang
Sistem pemeliharaan ayam petelur masa produksi yang umum diterapkan oleh peternak di Indonesia ialah ayam dipelihara di kandang sistem baterai, baik yang berisi 1, 2 maupun 3 ekor. Hal ini dimaksudkan agar produksi telur bisa mencapai optimal, kontrol ayam yang berproduksi maupun tidak lebih mudah dan juga agar telur yang dihasilkan bersih (tidak terkena kotoran) serta manajemen penanganan atau pengambilan telur lebih mudah. Dengan pertimbangan pencapaian tujuan ini, maka sebelum mulai berproduksi ayam perlu dipindahkan dari kandang postal ke kandang baterai.

Proses pindah kandang ini mengharuskan ayam melakukan adaptasi terhadap keadaan kandang yang baru. Mulai dari luasan kandang yang lebih sempit, posisi dan tipe tempat ransum dan air minum yang berbeda maupun kondisi cuaca dan suhu yang berubah. Kondisi ini bisa dipastikan akan mengakibatkan ayam stres. Oleh karena itu, manajemen pindah kandang ini dilakukan secara tepat dan cepat, setidaknya bisa selesai dalam waktu 1 hari. Terlebih lagi setelah pindah kandang, ayam memiliki target yang tidak ringan, yaitu produksi telur yang meningkat drastis (5% menjadi 95%), bertambahnya berat telur, target berat badan yang harus meningkat dan juga konsumsi ransum yang juga harus bertambah. Stres yang berkepanjangan akibat kesalahan manajemen pindah kandang akan mengganggu pencapaian target tersebut. Tentu saja ini adalah sebuah kerugian bagi kita.

Umur Pindah Kandang
Umur ayam saat pindah kandang hendaknya tidak sama atau melebihi waktu pertama kali ayam mulai berpro-duksi telur. Setidaknya 2 minggu sebelum ayam berproduksi telur ayam telah menempati kandang yang baru, jika kurang dari waktu tersebut akan semakin baik.

Adanya rentang waktu antara waktu pindah kandang dengan mulai berproduksi telur akan memberikan kesempatan yang lebih optimal bagi ayam untuk beradaptasi dengan kondisi yang baru. Ayam yang dipindah mendekati dengan waktu mulai berproduksi telur akan membawa konsekuansi, yaitu :
  • Target feed intake sulit tercapai
Ayam petelur yang mulai bertelur harus menambah konsumsi ransum (feed intake) setidaknya 30% dari jumlah konsumsi ransum awal. Pencapaian target ini sangat penting, mengingat ayam membutuhkan suplai ransum, baik jumlah maupun kualitas yang sesuai kebutuhan. Asupan nutrisi yang tidak sesuai, kurang karena konsumsi ransum yang sedikit akan mengakibatkan produksi telur tidak dapat mencapai puncak produksi.

Perlu kita pahami bersama, saat ayam mulai berproduksi telur dalam tubuh ayam terjadi perubahan hormonal dan kondisi ini mengakibatkan ayam stres. Bisa kita prediksikan saat ayam pindah kandang maka akan timbul stres juga. Akumulasi dari stres ini akan langsung berpengaruh pada produksi telur, baik berupa kemunduran waktu mulai produksi telur dan pencapaian puncak produksi maupun produksi telur yang tidak bisa mencapai puncak produksi.

Oleh karena itu, waktu pindah kandang lebih baik jika dilakukan lebih awal dan jangan mendekati (maksimal 10 hari sebelum mulai berproduksi telur). Agar stres yang dirasakan oleh ayam bisa diminimalkan sehingga target-target saat masa produksi telur bisa dengan mudah tercapai.
  • Mengganggu perkembangan saluran reproduksi
Perkembangan saluran reproduksi, yaitu oviduct dan ovarium akan berlangsung sangat cepat di 10 hari sebelum telur pertama dihasilkan. Melihat kenyataan ini maka waktu pindah kandang hendaknya tidak kurang dari 10 hari sebelum ayam mulai menghasilkan telur. Perkembangan saluran reproduksi yang terhambat akan mengakibatkan awal produksi telur mundur dan tentu saja puncak produksi akan mundur. Tingkat produksi telurnya (henday atau HD) juga bisa menjadi kurang optimal.
  • Saat transisi masa starter ke grower

Saat berumur 42 hari (6 minggu), ayam petelur sudah bisa dipindah dari kandang postal ke kandang baterai grower. Hal ini telah diterapkan oleh banyak peternak, terutama peternak yang memiliki kandang grower yang terpisah. Pindah kandang ini dilakukan setelah vaksinasi korisa pertama.

Waktu pindah kandang yang telah dilakukan sejak awal grower akan memberikan waktu yang relatif lama kepada ayam untuk beradaptasi. Berdasarkan pengamatan di lapangan, ayam petelur tersebut menjadi lebih baik pencapaian berat badannya. Hal ini dikarenakan persaingan ayam untuk memperoleh ransum dan air minum lebih kecil. Selain itu, aktivitas gerak ayam juga terbatas sehingga asupan nutrisi ransum bisa lebih banyak dideposisikan (digunakan, red) untuk pertumbuhan. Hanya saja jika kita kurang teliti maka tingkat keseragaman berat badan menjadi kurang optimal.

Pengamatan kita pada keseragaman ayam menjadi lebih sulit karena tidak bisa mengamati ayam secara sekaligus. Oleh karenanya kontrol berat badan ayam grower yang dipelihara pada kandang baterai harus lebih diperketat, terutama jumlah sampel ayam sebaiknya lebih banyak dan menyebar di seluruh bagian kandang. Ada beberapa literatur yang menyebutkan jumlah sampel ayam yang diambil untuk pengamatan keseragaman berat badan pada ayam yang dipelihara di kandang baterai sebaiknya 15% dari total populasi, 5% lebih banyak dibandingkan dengan sampel ayam yang dipelihara pada kandang postal (10%).

Kelemahan lainnya ialah saat terjadi serangan penyakit, terutama penyakit pernapasan seperti korisa, maka populasi ayam dalam 1 kandang akan secara mudah tertular, terlebih lagi jika tempat minumnya memakai paralon.

Kandang baterai untuk ayam petelur umur 42 hari biasanya diisi dengan 4-6 ekor ayam. Dimensi atau ukuran kandang baterai ialah 30 x 35 x 60-80 cm. Bedanya lagi dengan kandang ayam petelur layer ialah bagian alas kandang sebagai alas telur belum difungsikan.


  • Saat akhir masa grower

Baiknya waktu pindah kandang dilakukan pada umur 12-14 minggu. Pada umur ini pula biasanya dilakukan grading atau penimbangan berat badan total.

Kontrol berat badan pada umur ini sangatlah penting kedudukannya. Saat ayam petelur berumur 12 minggu pertumbuhan tulang atau kerangka tubuh telah mencapai dimensi akhir dan setelah umur ini perkembangannya tidak akan siginifikan. Oleh karenanya pada umur ini perlu dilakukan grading atau seleksi total pada ayam.

Ayam ini setidaknya diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu ayam dengan berat badan melebihi standar (> 10% standar berat badan), ayam sesuai standar (+ 10% dari standar berat badan) maupun ayam dengan berat badan kurang dari standar (< 10% berat badan). Perbedaan berat badan pada umur ini sangat berpengaruh terhadap kondisi atau kualitas kerangka tubuh.

Umur pindah kandang pada masa ini harus dilakukan dengan lebih hati-hati sehingga stres bisa ditekan. Ayam harus lebih cepat beradaptasi dengan kondisi kandang baru sehingga feed dan water intake tercapai.

Manajemen Pindah Kandang
Kesuksesan manajemen pindah kandang dipengaruhi oleh keberhasilan persiapan kandang, pelaksanaan pindah kandang dan juga perlakuan setelah menempati kandang baru.

1. Persiapan pindah kandang

Persiapan sebelum pindah kandang meliputi kesiapan kandang baru menerima ayam dan kondisi ayam saat akan dipindah. Seperti halnya persiapan kandang sebelum chicks in, pembersihan dan desinfeksi kandang dan peralatan menjadi hal penting yang harus dilakukan.
  • Kandang yang akan ditempati harus bebas dari sisa kotoran, baik litter bekas, feses, bulu, eksudat atau lendir dari ayam periode sebelumnya. Kandang harus dibersihkan dengan pembersihan kering (disapu), menggunakan air (jetspray), penggosokan dengan sabun dan juga setelah dikeringkan perlu disemprot dengan desinfektan. Desinfektan yang bisa dipilih ialah Formades, Sporades atau Mediklin.
  • Peralatan kandang, seperti paralon tempat ransum dan air minum baik nipple drinker (ND-360) harus dibersihkan dan didesinfeksi. Saluran air minum (paralon) harus dibersihkan dengan di flushing memakai hidrogen peroksida (H2O2) 10% atau ozon (1-2 mg/l). Tujuan flushing ini untuk menghilangkan kerak (biofilm) yang telah terbentuk di permukaan paralon bagian dalam. Kerak ini tidak bisa dihilangkan dengan pemberian desinfektan.

  • Kondisi kandang dan peralatan harus diperiksa dan dipastikan berfungsi optimal. Lakukan perbaikan yang diperlukan agar fungsinya kembali optimal, misalnya menutup atap yang bocor atau memperbaiki kandang baterai yang rusak.
  • Torn atau penampungan air juga harus dibersihkan dan didesinfeksi, khususnya torn yang kondisinya terbuka dan kontak dengan sinar matahari.
  • Lingkungan kandang juga harus dibersihkan dan didesinfeksi. Jika perlu lakukan penyemprotan dengan pestisida dan insektisida. Rumput atau tanaman liar di sekitar kandang dipotong agar tidak menjadi sarang bibit penyakit dan membantu sirkulasi udara. Saluran air juga harus dibersihkan agar aliran air pembuangan lancar. Penyemprotan lingkungan kandang dapat memakai Formades, Sporades atau Mediklin.
  • Kandang dan peralatan yang telah dibersihkan dan didesinfeksi kemudian didiamkan selama minimal 14 hari (masa kosong kandang). Selama periode ini, pekerja kandang yang tidak berkepentingan dilarang keluar masuk area kandang. Hal ini untuk mengoptimalkan pemutusan siklus hidup mikroorganisme patogen.
  • Re-check kondisi kandang dan peralatan sebelum ditempati. Pastikan kandang dan peralatan dalam kondisi optimal, baik fungsi maupun kebersihannya. Periksa juga kondisi lampu dapat menyala dengan baik dengan intensitas dan distribusi yang merata.

Kondisi ayam juga harus diperhatikan sebelum pindah kandang, diantaranya :
  • Berat badan ayam perlu didata dan dikelompokkan, begitu juga dengan uniformity-nya. Berat badan yang tidak sesuai standar, baik kelebihan atau kekurangan dan juga keseragaman yang tidak sesuai akan sangat berpengaruh terhadap produksi telur.

  • Vaksinasi sebaiknya dilakukan maksimal 2 atau 3 minggu sebelum waktu pindah kandang agar respon vaksinasi optimal. Seperti kita ketahui, stres bersifat immunosupresi atau menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga pembentukan antibodi terganggu (titer tidak protektif). Vaksinasi yang dilakukan sebelum pindah kandang biasanya vaksinasi kombinasi, yaitu ND, EDS, IB dengan menggunakan Medivac ND-EDS-IB Emulsion. Selain itu, vaksin AI (Medivac AI) juga perlu diberikan. Jadwal vaksinasi hendaknya diatur sehingga bisa menstimulasi respon pembentukan antibodi protektif yang mampu bertahan selama masa kritis.
  • Pemberian obat cacing jika diperlukan dapat diberikan pada 3 hari sebelum pindah kandang

2. Saat pindah kandang
Pelaksanaan pindah kandang sebaiknya dilakukan dengan tepat dan cepat. Jika terlambat (ayam mulai berproduksi telur) dan prosesnya lama, stres yang dialami ayam lebih tinggi. Akibatnya produksi telur lambat bahkan dapat muncul kematian.
  • Penangkapan ayam dilakukan secara hati-hati pada waktu yang tepat. Waktu yang tepat? Ya. Sebaiknya ayam ditangkap pada waktu malam, pagi atau sore hari, disaat kondisi kandang tidak panas. Hal ini untuk menekan stres yang harus dialami ayam. Pelaksanaannya juga harus dilakukan dengan pelan-pelan, minimalkan ayam berterbangan dan “berteriak”.
  • Saat pindah kandang ayam sebaiknya tidak diberi ransum, dipuasakan sehingga saluran pencernaannya kosong. Saat saluran pencernaannya berisi ransum maka akan berlangsung proses pencernaan dan penyerapan nutrisi sehingga menghasilkan panas. Panas yang dihasilkan ini akan memperparah tingkat stres, bahkan bukan suatu kemustahilan akan dijumpai kematian ayam. Meski ayam tidak diberi ransum, akses ke air minum sebaiknya dipermudah sehingga ayam dapat minum dengan cukup. Hal ini terutama dilakukan jika jarak pindah kandangnya relatif jauh.
  • Saat pemindahan ayam pastikan sirkulasi udara pada tumpukan keranjang ayam lancar. Meski demikian hindari adanya aliran udara atau angin yang langsung mengenai tubuh ayam. Sirkulasi udara yang kurang optimal akan menyulitkan ayam mendapatkan suplai oksigen yang cukup dan berkualitas. Namun jika aliran udara terlalu kencang dan langsung mengenai tubuh ayam maka bisa memicu penyakit saluran pernapasan.
  • Gunakan sarana pengangkut ayam yang berkualitas dan nyaman, seperti Keranjang Ayam. Atur jumlah atau kapasitas ayam yang dimasukkan dalam Keranjang Ayam, usahakan jangan terlalu padat. Keranjang Ayam yang besar bisa digunakan untuk 15 ekor atau 27 kg berat badan. Isi Keranjang Ayam yang terlalu padat dapat memicu ayam cacat bahkan meningkatnya kasus kematian.

  • Sarana yang digunakan untuk pindah kandang, seperti Keranjang Ayam, mobil maupun peralatan lainnya perlu dibersihkan dan didesinfeksi sebelum dan sesudah digunakan. Desinfektan yang cocok digunakan seperti Medisep atau Mediklin.
  • Jika jarak antar kandang relatif jauh dan sarana pengangkutan diharuskan berhenti, maka hindari pemberhentian yang tidak seperlunya. Hal ini akan memperlambat perjalanan sehingga stres semakin tinggi.

Saat ayam telah sampai di kandang yang baru, segera bongkar dan tempatkan pada kandang yang baru. Hati-hati saat pemindahan ayam dari Keranjang Ayam ke kandang baterai. Jika kita tergesa-gesa ayam dapat mengalami kecacatan, terutama di sayap atau kakinya.

3. Setelah di kandang baru
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ayam telah menempati kandang yang baru agar lebih cepat beradaptasi antara lain :
  • Pastikan ayam mengakses air minum dengan mudah dan sesegera mungkin. Selama perjalanan pindah kandang, ayam banyak kehilangan air, berkisar 0,3-0,5% tiap jam tergantung kondisi cuaca. Oleh karenanya sesaat ayam masuk ke kandang baru berikan air minum. Tempat ransum sebaiknya dikosongkan terlebih dahulu untuk mempermudah ayam menemukan tempat minum.
  • Bila memakai nipple drinker (ND-360), untuk mempermudah ayam menemukan ND-360 tambahkan intensitas cahaya dan atau tingkatkan tekanan air dalam paralon sehingga pada pelatuk ND-360 bisa meneteskan air, hanya saja kontrol tetesan air jangan sampai membasahi ayam dan alas kandang. Kurangi tekanan air jika sekiranya ayam telah menemukan ND-360. Selain itu, ND-360 bisa diletakkan di depan ayam dan selanjutnya secara bertahap dipindahkan ke bagian atas kandang.

Setelah ayam menemukan tempat minum, segera berikan ransum dengan kualitas dan jumlah sesuai kebutuhan.
  • Berikan tambahan pencahayaan selama 22-24 jam pada hari pertama. Kondisi terang dalam kandang akan mempermudah ayam untuk menemukan posisi tempat minum dan tempat ransum, karena seperti kita ketahui posisi dan tipe kedua peralatan ini berbeda dari kandang sebelumnya.

Setelah ayam beradaptasi dengan kandang yang baru, lakukan pengurangan pencahayaan secara bertahap, sembari mengamati feed dan water intake. Penambahan lama dan intensitas cahaya ini hendaknya tidak lebih dari 7 hari karena bisa memicu kanibalisme.
  • Lakukan pemantauan kondisi ayam secara rutin, meliputi :
        a. Tingkat konsumsi ransum
        b. Jumlah konsumsi minum
        c. Suhu dan kelembaban kandang
        d. Pertambahan berat badan yang dikontrol setiap minggu sampai ayam mencapai puncak produksi
        e. Perkembangan henday (HD) dan berat telur

Pemantauan ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat adaptasi ayam terhadap kondisi kandang yang baru. Selain itu, bisa mengamati pencapaian target produktivitas ayam. Saat ditemukan hal yang kurang sesuai maka segera berikan treatment tertentu agar produktivitas kembali optimal.

Pemberian vitamin dan elektrolit, seperti Vita Stress atau Vita Strong sebelum dan sesudah pindah kandang akan membantu meningkatkan stamina tubuh ayam dan menurunkan efek stres yang ditimbulkan.

Manajemen pindah kandang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi telur. Manajemen ini hendaknya diterapkan secara tepat dan cepat. Waktu atau umur pindah kandang harus diatur sedemikian sehingga ayam mampu beradaptasi dengan kondisi yang baru secara optimal dan tidak memperlambat ayam pertama kali bertelur sehingga puncak produksi pun mundur. Kesalahan manajemen pindah kandang juga dapat memicu ayam cacat, terutama akibat kasarnya perlakuan, bahkan kematian ayam bukan hal yang sulit ditemukan. Penerapan manajemen ini secara baik haruslah menjadi perhatian utama kita, karena pullet yang berkualitas bagus akan menurun saat dipindahkan ke kandang baru dengan manajemen yang sembarangan. Demikian, salam.
(sumber: info.medion.co.id)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...