Senin, 28 Januari 2013

Bakteri mikroflora usus pada pencernaan ayam

Bakteri mikroflora usus pada pencernaan ayam


Pada umumnya ketika peternak mendengar kata “bakteri” yang muncul dalam benak mereka adalah sesuatu yang menakutkan, berbahaya, dan bisa menimbulkan penyakit. Dewasa ini juga diketahui begitu banyak jenis bakteri yang menyerang sistem pencernaan, tetapi tahukah kita bahwa ternyata sebagian bakteri tersebut ternyata secara alami sudah ada di saluran pencernaan, yang disebut dengan mikroflora usus. Dan pada dasarnya mikroflora usus tersebut bersifat menguntungkan bagi hospes (ayam, red).


Mikroflora Usus dan Fungsinya

Berdasarkan anatominya, saluran pencernaan ayam dapat dikelompokkan menjadi tujuh bagian terdiri dari tembolok (crop), lambung (proventriculus), ventriculus, usus halus, usus buntu (caecum), usus besar (colon), dan cloaca. Masing-masing bagian tubuh ini dihuni secara alami oleh mikroflora yang terdiri bakteri, protozoa maupun jamur. Namun bagian yang paling banyak dihuni oleh jenis bakteri adalah saluran usus.



Pada awalnya mikroflora usus pertama kali berkembang sesaat setelah ayam ditetaskan. Mikroflora usus ini dapat masuk ke dalam tubuh yaitu ketika proses penetasan, melalui makanan, atau kontak dengan lingkungan (misal kontaminasi feses). Mikroflora usus sendiri memiliki beberapa sifat spesifik, diantaranya (1) dapat tumbuh dan berkembang biak dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob), (2) dapat berkolonisasi pada bagian spesifik dari saluran pencernaan, serta (3) dapat melekatkan diri dengan permukaan epitel usus (Nakazawa, 1992).

Keberadaan mikroflora usus sangat berperan penting terhadap status kesehatan ayam, terutama jika peternak mengharapkan performa produksi terbaik dari ayamnya. Fungsi dari mikroflora usus diantaranya membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi, menetralisir racun atau zat kimia, menghambat atau melawan langsung mikroorganisme merugikan (patogen), dan secara tidak langsung berperan dalam mengoptimalkan kerja sistem kekebalan usus.


Berbagai Macam Mikroflora Usus

Pada saluran pencernaan ayam terdapat sekitar 100-400 mikroflora, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Beberapa mikroflora menguntungkan diantaranya Escherichia coli, Lactobacillus sp., Streptococcus sp., dan Bacteroides sp. Sedangkan yang termasuk mikroflora merugikan ialah Salmonella sp.

Pada saluran pencernaan ayam, seperti tampak pada gambar 1, Lactobacillus sp. hampir ditemui di seluruh bagian saluran pencernaan dengan populasi 109 CFU (Colony Forming Unit). Sedangkan E. coli, selain di usus juga banyak ditemui di proventriculus dan feses dengan populasi 106 CFU.

Mengenai fakta di lapangan, kita tahu bahwa kasus colibacillosis akibat serangan E. coli sangat sering terjadi. Kasus tersebut pun sangat berdampak besar terhadap produktivitas ayam. Jika bakteri E. coli tergolong ke dalam mikroflora alami usus yang “notabene” menguntungan. Lalu mengapa bisa menimbulkan penyakit pada ayam?

Hal ini bisa dijelaskan dari studi literatur yang menyebutkan bahwa bakteri E. coli terdiri dari banyak serotipe, dan digolongkan menjadi 2 jenis yaitu yang bersifat menguntungkan dan bersifat patogen. E. coli dari serotipe menguntungkan lah yang sejak awal ada dalam saluran pencernaan dan tergolong mikroflora menguntungkan. Sedangkan untuk E. coli dari jenis patogen, dikenal dengan Avian Pathogenic Escherichia coli (APEC) serotipe O78. Menurut Janben et al. (2001) E. coli jenis patogen bisa ditemukan pula dalam saluran pencernaan dengan populasi berkisar antara 10-15% dari total populasi mikroflora normal. Dan E. coli inilah yang seringkali menimbulkan penyakit pada ayam karena menyebabkan diare, serta perubahan patologi anatomi tubuh ayam lainnya.

Mikroflora merugikan, seperti E. coli jenis patogen, Salmonella sp., dan bakteri patogen lainnya, pada dasarnya masuk ke dalam usus ayam melalui kontaminasi. Contohnya bersumber dari permukaan telur yang tidak steril, ransum serta air minum yang tercemar feses/kotoran, dll. Jika usus lebih banyak dihuni oleh mikroflora yang merugikan, tentu saja hal itu akan berdampak buruk bagi tubuh ayam.


Faktor Penyebab Keseimbangan Mikroflora Usus Terganggu

Komposisi mikroflora usus pada dasarnya bersifat dinamis, tergantung dari kondisi usus tersebut. Dalam kondisi seimbang, mikroflora akan memberi keuntungan bagi hospes. Namun jika keseimbangannya terganggu, maka hal tersebut akan berdampak buruk pada hospes. Keseimbangan serta kestabilan mikroflora usus dapat terganggu oleh antibiotik, pakan, stres, iklim, maupun infeksi bakteri dan virus.

1.  Antibiotika

Dalam dunia peternakan unggas, berdasarkan fungsinya antibiotik digolongkan menjadi dua macam yaitu antibiotik untuk pemacu pertumbuhan (growth factor) dan antibiotik untuk pengobatan.

Antibiotik untuk pemacu pertumbuhan dapat menekan keseimbangan pertumbuhan populasi bakteri merugikan. Namun pemberian antibiotik yang berkepanjangan, tidak tepat dosis maupun aturan pakainya dapat menurunkan populasi mikroflora usus, termasuk mikroflora yang menguntungkan.

2.  Stres

Stres merupakan reaksi fisiologis normal pada ayam dalam rangka beradaptasi dengan situasi baru, baik itu yang terkait dengan lingkungan maupun perlakuan-perlakuan yang diterima ayam. Pada kondisi stres, dalam tubuh ayam akan terjadi peningkatan produksi hormon kortikosteroid yang dapat menghambat organ kekebalan dalam menghasilkan antibodi.

Adanya stres juga menyebabkan panjang vili usus berkurang, sehingga mengakibatkan peningkatan frekuensi pergerakan usus dan pH intestinal dari usus tersebut. Kondisi inilah yang kemudian berdampak pada mikroflora usus, dimana koloni mikroflora menguntungkan menjadi berkurang, dan koloni mikroflora merugikan justru meningkat. Efek lain yang dapat terjadi adalah diare dan munculnya infeksi sekunder bakterial.

3.  Ransum dan air minum

Pergantian ransum secara tiba-tiba, kualitas ransum yang rendah dan berjamur, pemberian ransum yang tidak higienis serta mengandung cemaran feses, kerap kali menimbulkan masalah pada ayam. Selain itu air minum juga dapat menjadi media tumbuh yang ideal bagi bakteri E. coli patogen sehingga dapat menyebabkan keseimbangan mikroflora usus terganggu.


Menjaga Keseimbangan Mikroflora Usus

Dalam menjaga keseimbangan serta komposisi mikroflora usus, maka hal-hal yang perlu kita perhatikan antara lain:

  • Meminimalkan faktor stres

Pada kondisi tertentu pemeliharaan ternak seringkali memunculkan efek stres seperti transportasi tingkat kepadatan, pengaruh cuaca, perlakuan vaksinasi, maupun saat pergantian ransum. Sehingga untuk meminimalkannya, perlu dicari akar permasalahan penyebab ayam tidak nyaman untuk selanjutnya diantisipasi.

  • Penanganan litter dan feses dengan baik

Litter dan feses merupakan media yang ideal bagi mikroorganisme patogen berkembang biak. Pembersihan feses secara rutin serta penanganan litter yang basah sesegera mungkin dapat menjadi upaya efektif untuk mengendalikan dan meminimalkan mikroorganisme patogen.

  • Perbaikan tata laksana ransum

Berikanlah ransum sesuai kebutuhan dan pastikan kualitasnya memenuhi standar, serta jangan memberikan ransum yang sudah menggumpal atau mengandung jamur pada ayam. Perhatikan pula kondisi tempat penyimpanan ransum baik dari suhu dan kelembabannya, serta pastikan aman dari tikus atau serangga lainnya. Lakukan pergantian ransum secara bertahap untuk meminimalkan stres.

  • Menjaga kualitas air minum

Tolak ukur kualitas air minum meliputi fisik (jernih, tidak berwarna dan berbau), kimia (pH netral dan tidak bersifat sadah) dan biologi (bebas dari cemaran E. coli, Salmonella sp. atau mikroorganisme patogen lainnya). Lakukan sanitasi air minum jika sumber air positif tercemar E. coli serta bakteri patogen lain. Jangan lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan tempat minum dari kontaminasi seperti feses dan litter.
  • Teknik pengobatan yang tepat

Tindakan pengobatan dilakukan jika ayam sudah terlanjur terserang penyakit. Pastikan obat yang diberikan “tepat” yaitu tepat diagnosa, tepat pemilihan obat, tepat rute pemberian, tepat dosis, serta tepat lama pemberian.

(sumber: info.medion.co.id)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...