Senin, 10 September 2012

Cara ampuh mengatasi penyakit korisa pada ayam

Para peternak ayam pasti sudah mengenal penyakit korisa yang menyerang ayam peliharaan. Ciri-ciri penyakit tersebut sangat mudah dikenali baik oleh peternak skala kecil maupun besar. Nama lainnya adalah snot atau pilek yang menjadi ciri khasnya. Hampir semua jenis unggas mudah terserang penyakit ini, diantaranya ayam pedaging, petelur, buras (kampung), merpati, itik maupun puyuh. Korisa bisa menyerang ayam pada semua umur, khususnya mulai umur 3 minggu sampai masa produksi.
Peternak seringkali hanya tahu bahwa korisa merupakan suatu penyakit pernapasan (dilihat dari tanda khasnya), padahal korisa juga menyebabkan penurunan produksi telur. Pada ayam pedaging, penyakit ini juga mengganggu pertumbuhan ayam sehingga ayam sulit mencapai berat standar. Kerugian yang lainnya ialah tingginya biaya pengobatan, ayam menjadi mudah terserang penyakit lain atau penyakit menjadi komplek sehingga penyakit semakin sulit diatasi (ayam disembuhkan) dan seringkali berakhir dengan kematian.

Kejadian di Lapangan
Kasus serangan korisa pada ayam petelur maupun pedaging di Indonesia berdasarkan data dari tenaga lapangan (Technical Service) Medion tercantum pada tabel 1 dan 2.


Penyebab
Korisa disebabkan oleh bakteri Haemophilus paragallinarum yang merupakan bakteri Gram (-), berbentuk batang pendek (coccobacilli), non motil (tidak bergerak), tidak berspora, fakultatif anaerob (bisa hidup pada media yang tidak ada oksigen maupun ada oksigennya), memerlukan faktor V (Nicotinamide-Adenindinucleotide/NAD yang ditemukan dalam sel darah merah dan penting sebagai pertumbuhan bakteri). Bakteri ini terdiri dari 3 serotipe A (W), B (Spross) dan C (Modesto). Serotipe A dan C lebih virulen dibandingkan serotipe B. Di Indonesia, isolasi H. paragallinarum telah dilaporkan sejak tahun 1975, 1978 dan 1987. Tarmuji et al. melaporkan serotipe H. paragallinarum yang menyerang farm di Indonesia ialah serotipe A, B dan C.
H. paragallinarum di luar induk semang akan mudah mati dan mudah diinaktivasi. Desinfektan yang efektif untuk membunuh bakteri ini antar lain iodine (Antisep dan Neo Antisep) maupun ammonium quarterner (Medisep dan Mediklin).

Tanda-Tanda Ayam Terserang Korisa
A. Tanda klinis
Masa inkubasi korisa antara 1-3 hari dan outbreak akan berlangsung selama 4-12 minggu (petelur) atau 6-14 hari (pedaging) tetapi masa ini tergantung dari tingkat keganasan penyakit, jumlah bakteri dalam tubuh ayam atau lingkungan kandang dan ada tidaknya infeksi sekunder. Ayam yang diafkir bisa mencapai 20%, morbiditas mencapai 100% sedangkan mortalitas 0,7-10% bahkan bisa mencapai 50%. Selain itu juga terjadi penurunan produksi telur 14-41%. Ayam yang sembuh dapat berperan sebagai carrier sehingga dapat menginfeksi ayam sehat lainnya yang berada dalam 1 populasi atau 1 kandang dengan ayam tersebut.


Ciri khas penurunan produksi telur akibat serangan korisa ialah kurva produksi telur terlihat seperti gergaji

Tanda khas serangan korisa antara lain sulit bernapas, adanya lendir atau kotoran dari hidung yang mula-mula encer dan berlanjut sampai kental seperti nanah, bau yang menyengat seperti telur busuk, muka bengkak terutama pada daerah sinus di bawah mata, mata berair seperti menangis yang lama kelamaan akan menutup dan diare.


Tanda khas korisa ialah hidung berlendir dan sinus bengkak sehingga mata tertutup

B. Perubahan bedah bangkai
Perubahan yang terjadi antara lain trakea mengalami peradangan akut yang berisi lendir encer sampai purulent dari hidung dan sinus infraorbitalis, paru-paru kongesti, pneumonia, air sacculitis, oedema subkutan dan radang selaput lendir mata.


Sinus infraorbitalis berisi lendir encer sampai purulent

Diagnosa Banding
Diagnosa banding atau diagnosa yang sering mengelirukan antara lain infectious laryngotracheitis (ILT), cacar basah, kolera, CRD, swollen head syndrome (SHS) atau defisiensi vitamin A.

Penularan


Patogenesa (perjalanan penyakit)


Pencegahan dan Pengendalian
A. Pencegahan
  • Vaksinasi
Lakukan vaksinasi pada ayam petelur umur 6-8 minggu dan diulangi umur 16-18 minggu, sedangkan pada ayam pedaging pada umur 1-2 minggu. Akan lebih tepat bila jadwal vaksinasi disesuaikan dengan kondisi peternakan setempat. Penentuan jadwal vaksinasi yang tepat adalah paling lambat 3-4 minggu sebelum umur ayam rawan terserang korisa. Kapan umur ayam rawan terserang korisa bisa diperoleh dari pengalaman pada periode pemeliharaan sebelumnya.
Vaksin yang dijual di pasaran ada 2 macam yaitu yang berisi 2 jenis H. paragallinarum (bivalent) atau 3 jenis (trivalent). Contoh vaksin bivalent ialah Medivac Coryza B (berbentuk suspensi), sedangkan vaksin trivalent ialah Medivac Coryza T (berbentuk emulsi) dan Medivac Coryza T Suspension (berbentuk suspensi).
Vaksin bivalent digunakan berdasarkan informasi bahwa serotipe B bukan merupakan serotipe yang benar bermasalah bagi ayam sehingga masih bisa diatasi dengan vaksin yang berisi serotipe A dan C. Di lain sisi, karena saat ini sudah terlihat jelas keberadaan serotipe B hampir di seluruh belahan dunia maka vaksin trivalent sudah banyak dipergunakan di beberapa negara.

Mengapa Vaksinasi Korisa Penting?
Alasan mengapa vaksinasi korisa perlu dilakukan ialah :
a. Predileksi H. paragallinarum di sinus infraorbitalis yang miskin pembuluh darah dan obat yang diberikan sedikit mencapai sinus infraorbitalis
Kedua hal inilah yang membuat selalu adanya carrier pada ayam yang pernah terserang korisa. Ayam tersebut merupakan sumber penularan penyakit karena di dalam tubuh ayam masih terdapat bakteri penyebab korisa walau belum sampai timbul gejala klinis.
b. Kesembuhan ayam yang terserang korisa akan terlihat lebih cepat pada ayam yang sebelumnya sudah divaksin korisa dibandingkan yang tidak divaksin. Selain itu, kejadian munculnya kasus akan lebih lambat (menunda kejadian kasus kori-sa) dan keparahannya akan terlihat lebih ringan bila sebelumnya sudah divaksin korisa.

Trial Vaksin Korisa Medion
Pada 22 Februari - 4 Agustus 2006, Medion, yaitu Tim Research and Development (R&D) telah melakukan trial penggunaan vaksin korisa yaitu Medivac Coryza B dan Medivac Coryza T Suspension. Tujuan trial itu adalah mengamati lama waktu dan tingkat perlindungan vaksin korisa terhadap serangan penyakit korisa. Ayam yang digunakan adalah ayam spesific pathogen free (SPF) yang dipelihara di kandang SPF (memakai sistem closed house). Selain pengukuran titer antibodi, dalam trial ini juga dilakukan uji tantang. Program vaksinasi dan agenda trial tersebut tercantum pada tabel 3.
  • Titer antibodi
Hasil trial vaksin korisa berupa gambaran titer antibodi untuk kelompok ayam yang divaksin Medivac Coryza B maupun Medivac Coryza T Suspension tercantum pada grafik 1-2. Grafik 1 menunjukkan 1 minggu setelah pemberian vaksin Medivac Coryza B yang pertama, titer antibodi dalam tubuh ayam, baik terhadap serotipe A maupun C telah di atas standar protektif. Setelah vaksinasi kedua, titer antibodi tetap di atas standar protektif dan kondisi ini (red. titer berada di atas standar) berlangsung sampai trial berakhir (29 minggu). Hasil tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa Medivac Coryza B mempunyai potensi menggertak pembentukan antibodi yang protektif dalam waktu cepat dan mampu bertahan lama.

Gambaran titer antibodi yang terbentuk pada kelompok yang divaksin dengan Medivac Coryza T Suspension tertera pada grafik 2. Satu minggu setelah vaksinasi pertama, titer antibodi untuk serotipe A dan C telah di atas standar protektif. Pada 1 minggu sebelum vaksinasi kedua (umur 16 minggu), titer antibodi semua serotipe telah berada di atas standar protektif. Dan setelah vaksinasi kedua, titer antibodi tersebut (red. titer antibodi terhadap serotipe A, B dan C) tetap di atas standar protektif sampai trial berakhir.

  • Uji tantang
Hasil uji tantang terhadap titer antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi dengan Medivac Coryza B dan Medivac Coryza T Suspension tercantum pada grafik 3. Uji tantang tersebut menggunakan bakteri korisa strain A, B dan C dengan kandungan bakteri 2 x 108 CFU/ml. Grafik 3 menunjukkan persentase perlindungan kelompok Medivac Coryza B (MCB) dan Medivac Coryza T Suspension (MCT) berada di atas standar persentase perlindungan (> 70%) yang dipersyaratkan dalam Farmakope Obat Hewan Indonesia atau FOHI tahun 2004.
Selain trial di kandang SPF, Medion juga telah melakukan trial pemberian vaksin korisa pada ayam petelur komersial. Grafik 4 merupakan hasil trial pemberian Medivac Coryza T Suspension pada ayam petelur komersial di Jawa Timur yang diberikan 2 kali, yaitu umur 45 hari (vaksinasi 1) dan 102 hari (vaksinasi 2). Dari grafik tersebut terlihat titer antibodi atau geometric mean titer (GMT) berada pada level protektif (melindungi).
Selain titer antibodi, juga diamati produktivitas telur baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Grafik 5 menunjukkan ayam yang divaksin korisa dapat berproduksi secara optimal meskipun dari grafik terlihat adanya penurunan produksi telur. Penurunan produksi pada saat trial bukan disebabkan serangan korisa melainkan karena terinfeksi ND. Setelah ayam direvaksinasi ND memakai Medivac ND Clone 45 produksi telur kembali meningkat dan mencapai normal kembali dalam waktu yang relatif singkat. Sama halnya dengan produksi telur, jumlah telur yang retak (adanya gangguan kerabang) masih di bawah rata-rata/standar normal (grafik 6). Begitu juga dengan berat telur ayam yang relatif tidak berbeda nyata dengan standar. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan melakukan vaksinasi korisa yang tepat, baik dari waktu atau jadwal vaksinasi maupun jenis vaksin akan menghindarkan dari kerugian akibat serangan korisa dan ayam bisa berproduksi optimal.


  • Perbaikan tata laksana pemeliharaan
a. Pemeliharaan sistem all in all out untuk menghindari penularan dari ayam tua ke ayam muda dan memutus siklus hidup bakteri di lokasi peternakan
b. Penanganan ayam carrier dengan benar melalui pengobatan secara tuntas atau memberikan obat pada waktu tertentu terutama saat perubahan cuaca. Selain itu, lakukan pengafkiran pada ayam carrier yang secara ekonomis tidak menguntungkan

  • Biosecurity
a. Lakukan istirahat kandang (kosong kandang) selama 30-60 hari setelah pembersihan dan desinfeksi kandang sebelum ayam diisi kembali. Desinfektan yang efektif untuk membasmi H. paragallinarum ialah golongan iodine (Antisep, Neo Antisep) dan ammonium quartener (Medisep, Mediklin)
b. Penyemprotan kandang setiap 1-2 minggu sekali
c. Sanitasi dan desinfeksi peralatan kandang (tempat ransum, tempat minum), kandang dan sekitarnya secara teratur
d. Sanitasi air minum secara rutin untuk mencegah penularan korisa melalui air minum

B. Tindakan Saat Terserang Korisa
Beberapa tindakan yang perlu dilakukan saat suatu peternakan terserang korisa yaitu :
1. Isolasi ayam yang sakit
2. Buang bangkai ayam segera dan se-jauh mungkin dari lingkungan kandang
3. Revaksinasi (jika belum parah) pada ayam petelur
4. Pemberian obat
Untuk mendapatkan keberhasilan pengobatan yang maksimal maka pemberian obat harus :
  • Sesuai dengan penyakit (diagnosa, sifat penyebab penyakit)
  • Tersedia dalam kadar (jumlah obat) yang cukup saat mencapai sinus infraorbitalis yang miskin pembuluh darah
  • Lama waktu yang cukup dalam kontak dengan organ sakit
Pada kasus serangan korisa tunggal dapat dilakukan ditangani dengan memberikan obat korisa antara lain Trimezyn, Erysuprim, Doctril (serbuk), Trimezyn-K (kaplet), Vita Tetra Chlor (kapsul), Gentamin atau Vet Strep (injeksi). Sedangkan pada kasus komplikasi dengan :
a. Virus (ND, IB, IBD, EDS’76)
  • Lakukan pemisahan ayam yang parah dan belum parah
  • Lakukan revaksinasi sesuai penyakit komplikasinya, kecuali bila ayam terserang IBD atau Gumboro maka jangan lakukan revaksinasi Gumboro
  • Berikan Vita Stress pada 1-2 hari setelah revaksinasi
  • Lakukan pengobatan korisa dengan antibiotik seperti kasus korisa tunggal
b. Bakteri lain (CRD, kolera, colibacillosis)
Pilih antibiotik yang efektif untuk korisa dan bakteri lain (spektrum luas).
c. Protozoa (koksidiosis, malaria like/ leucocytozoonosis)
Pilih antibiotik yang efektif untuk korisa dan protozoa (terutama preparat sulfa atau yang lainnya), misalnya Duoko, Therapy atau Sulfamix
5. Pemberian vitamin, seperti Fortevit, Aminovit atau Vita Stress untuk membantu meningkatkan kondisi tubuh ayam dan mengganti sel tubuh yang rusak oleh bakteri penyebab korisa.
Terkadang kita merasa bahwa segala upaya telah dilakukan guna mencegah dan menangani korisa, namun korisa masih saja menyerang. Oleh karena itu kita perlu terus melakukan evaluasi mengenai hal berikut :
  • Tata laksana pemeliharaan diterapkan dengan tepat termasuk biosecurity
  • Vaksinasi dengan benar dan tepat jadwalnya

Korisa memang sulit diberantas sampai tuntas tanpa penanganan yang komprehensif dari segala segi pemeliharaan. Mengingat hal tersebut maka slogan mencegah lebih baik daripada pengobatan sangat tepat dilakukan oleh setiap peternak
(sumber: info medion.co.id)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...